Wine & Water

Okia Prawasti
Chapter #14

Katanya Jovadi - Thing That I Want More

“Jo? Mau ke mana?” Ini sapaan Miyana yang sempat bikin gue kaget saat melintasi ruang tengah Guest House yang kami tempati di Ubud. Gue nggak menyadari keberadaannya yang sedang duduk di sofa sendirian, mungkin juga karena warna bajunya yang senada dengan warna bantal sofa.

“Jalan-jalan.” Jawab gue singkat.

“Ke mana?”

“Tadi pagi Henri nyewa motor gitu, terus sekarang mumpung dia lagi tidur, gue mau pake motornya jalan-jalan. Ya mau motoran muter-muter aja sih, belum ada tujuan juga.”

“Sendirian?”

Gue mengangguk agak ragu, “iya”

“Gue ikut ya”

Eh?

Miyana bangkit dari duduknya. “Gue ambil tas dulu, tunggu bentar”

Permintaannya cukup bikin gue bingung, sama bingungnya saat Henri bilang ke gue, “Eh Jo, Lo diundang nih ke birthday dinnernya Miyana, ntar malem di Pasola. Mau datang nggak?”

Hah? Gue bahkan bukan temennya Miyana, bertemu dan saling ngomong langsung juga baru sekali, terus apa alasan dia ngundang gue? Dia juga kan nggak kenal gue. Ya kalau gue sih udah notice Miyana dari lama. Mungkin sekitar dua tahun yang lalu kali ya, di acara Jakarta Fashion Week di Pacific Place. Gue ngeliat Miyana ngobrol sama salah satu temen gue sesama model, saat itu kami bakal membawakan busana karya desainer yang ikut serta event JFW ini, sementara Miyana juga berpartisipasi untuk menjadi model dari desainer lainnya. Waktu itu gue cuma merhatiin dia sekilas, tapi mungkin rasa penasaran gue yang terus bertanya-tanya-“Nama dia siapa ya? Kok gue nggak pernah liat sebelum-sebelumnya?”-bikin gue kepo dan end up dengan mencari dia di social media. And that’s it, gue berhenti bertanya-tanya setelah gue menemukan akunnya di Instagram dan tau namanya.

Rasa penasaran itu emang bahaya kadang-kadang. Rasa penasaran itu muncul lagi saat production house yang pernah memproduksi web series yang gue mainkan, merilis trailer film dan Miyana sebagai salah satu castnya. Rasa penasaran itu juga yang bikin gue nggak sabar pengen nonton film itu, pengen tau gimana aktingnya dan tiba-tiba gue jadi ngerasa pengen tau banyak aja tentang Miyana. Gue rasa itu normal, karena pasti semua orang pernah penasaran terhadap sesuatu.

Takdir memang sedang berpihak ke gue. Nggak lama dari film perdananya Miyana itu tayang, kita berdua muncul di majalah yang sama, edisi yang sama. Saat itu majalah Posé mengulas profil dan fakta-fakta dibalik sosok Miyana, actress pendatang baru yang berhasil mencuri perhatian para penikmat filmnya. Sementara dengan gue yang saat itu juga jadi model buat cover majalahnya, Posé mengemas hasil wawancaranya bersama gue di dalam artikel yang berjudul, Jovadi Rey: “The Camera is My Friend”, karena mereka beranggapan nggak ada potret gue yang jelek, bahkan foto yang diambil diam-diam pun tetap memperlihatkan gue yang kece. Jadi gue jawab aja sambil bercanda, “kamera tuh temen gue, makanya nggak mau motret gue pas lagi jelek”. Eh, ternyata dijadiin judul. Tapi bukan artikel itu yang pertama kali gue baca saat hardcopy majalahnya gue terima. Gue lebih memilih untuk membaca fun fact tentang Miyana, dan dari situlah gue tau kalau fashion item yang paling dia sukai itu kaos kaki.

Untungnya dia sedang mengaitkan back straps baseball capnya ke waistbag yang dia pakai, saat gue memerhatikan Miyana head to toe. Rambut panjangnya rapi dikepang prancis, tidak ketinggalan, ia juga memakai fashion item wajib saat liburan, sunglasses. Miyana mengenakan crop tank top berwarna broken white dengan pink pastel oversized shirt sebagai outer, short pants denim, dan gue tidak bisa untuk tidak tersenyum saat mendapati pink Adidas socks pemberian gue saat ultahnya itu sudah terlihat serasi dengan white sneakersnya yang bermerek sama. Simple, tapi tetap aja Miyana terlihat adorable.

Yang tadinya gue cuma mau muter-muter area dekat guest house doang, dengan Miyana yang sudah duduk manis dibelakang gue sekarang, dan setelah tadi gue ngeliat samar-samar senyumnya lewat kaca spion, gue jadi punya ide harus membawa kami ke mana.

Gue juga nggak tau kenapa tiba-tiba ngajak Miyana ke Ubud Art Market, mungkin karena salah satu destinasi wisata yang popular di Ubud ini ya, dan juga, gue pikir cewek kan biasanya suka belanja, kalaupun nggak mau belanja, minimal bisa cuci mata. Tapi cuci mata versi gue saat ini adalah, saat gue ngeliatin Miyana yang terlihat semangat, kayak anak kecil dibawa jajan ke Indomaret, terus disodorin Kinderjoy. Gue masih ngikutin Miyana dari kios satu ke kios lain, dari mulai dia merhatiin tas anyaman jerami, topeng, dreamcatcher, sampai akhirnya dia berhenti di satu kios untuk memilih scarf. Sementara gue, sambil menunggu Miyana, mulai mengambil foto situasi pasar Ubud sore itu, lumayan nih buat konten. Sesekali gue memotret Miyana dari jauh, memotret patung-patung yang tersusun rapi, lukisan, silk scarves yang tadi dipilah-pilah Miyana, dan saat lagi motret-motret itu gue sadar, kita lagi di dekat-dekat filming locationnya Eat, Pray & Love. Ngajak Miyana jalan-jalan ke sini gue ngerasa jadi Javier Bardem, “tour guy”-nya Julia Roberts saat ke Pasar Ubud ini.

“Lo motret gue diem-diem ya?”

It’s my Julia Roberts said, haha ya mereka cantiknya sama sih, kalo diperhatikan, Miyana punya tulang pipi yang hampir mirip dengan Julia Roberts. Kalau gue yang harus dibandingkan dengan Javier Bardem yang hot itu, menurut gue ya lebih hot gue lah haha, silakan kalian lempar gue pake sandal kalau tidak terima ya.

Gue mendekati Miyana yang mencoba memakai headband dengan scarf yang tadi dia pilih. “Gue nggak diem-diem motretnya, nih gue potret secara terang-terangan nih.” Gue pun mendekatkan handphone gue dan memotret wajah Miyana dari jarak dekat.

Miyana hanya tertawa kecil ngeliat tingkah gue, “heh, nggak sopan ya jadi papparazi!”

Gue juga tertawa ngeliat ekspresi Miyana di handphone gue. Lucu, tapi tetap kece.

“Bagus nggak motif scarf yang gue pilih? Cantik nggak di gue?” Tanya Miyana sambil memperlihatkan headband di kepalanya.

“Cantik, cantik, lo pake karung bekas buah itu juga kece sih kayaknya.” Gue menunjuk karung yang terlihat di kios buah di seberang kami.

“Gitu ya cara lo muji dan ngerayu cewek? Persis sih kayak di film-film lo”

“Apaan sih, gue gak lagi flirting. Gini ya Miyana, lo kan model ya, gue juga, kita tuh udah jadi standard, udah jadi acuan yang bisa nunjukin ke orang-orang kalo anythings will looks good dengan style yang kita bawakan, yang bisa jadi referensi mereka”

 “Iya deh yang selalu cakep di depan kamera.”

Eh? Apa dia baca artikel tentang gue di majalah Pose itu ya?

Lihat selengkapnya