Wine & Water

Okia Prawasti
Chapter #20

Kata-kata Kita - Cause Life Needs a New Episode

How do I look? Cakep kan Ren?”

Miyana bangkit dari kursi, mengibaskan rambutnya, tersenyum ke Iren dan memamerkan hair style terbarunya. Demi perannya sebagai Lyra dalam series Marriage, Divorce and Everything in Between yang esok hari sudah mulai shooting, Miyana rela memotong rambut panjangnya.

As you always be, Mi” Respon Iren agak lebay sambil berdecak kagum.

“Ihh, gue nggak mau ya dibilang cantik seperti biasa, kali ini luar biasa dong…” protes Miyana dengan sangat percaya diri yang bikin Iren gemas.

“Langit dan bumi bersaksi Mi, lo emang luar biasa cantik, makin cantik, lebih cantik dengan gaya rambut lo yang baru ini.” respon Iren lebih lebay dari sebelumnya.

Miyana tertawa. “Norak lo ahh.”

Dia masih melihat bayangannya di cermin, merapikan poninya memeriksa penampilannya.

“Lo mirip ini deh, siapa sih namanya kok gue lupa,” Iren mengingat-ingat sosok yang menurutnya punya potongan rambut yang sama dengan Miyana saat ini. “Mirip Song Hye Kyo di Film Descendants of The Sun, Mi, ya kan? Lo tau kan?” ujarnya semangat.

Miyana cuma nyegir tapi tentunya happy dimirip-miripin dengan salah satu aktris paling cantik di Korea Selatan itu.

“Duh, gue punya peluang dong buat bisa jadi pacar baru Song Joong-ki?”

“Waduh mendingan jangan, trauma ntar doi kalo ketemu yang mirip sama mantan bininya hahaha.”

Miyana tertawa lagi. Iren lega akhirnya setelah hari-hari kemarin Miyana lebih banyak diam, lebih sering melamun seolah tidak punya semangat hidup, hari ini Miyana terlihat lebih bersemangat, sudah normal seperti sebelum-sebelumnya.

“Kayaknya gue mulai laper deh Ren.” Celetuk Miyana sambil membereskan barang-barangnya dari meja rias salon.

“Yaudah yuk, lo mau makan apa aja ayo deh.”

Semenjak kejadian Firga angkat kaki dari apartment Miyana nyaris satu bulan yang lalu, Iren tidak seperti biasanya yang menjadi alarm nomor satu yang selalu mengingatkan Miyana harus makan apa, kapan waktunya harus nge-gym, apa hal-hal yang harus dilakukan untuk menjaga penampilan, semua itu dia tahan, she went easy on her bahkan sampai hari ini. Baginya, Miyana masih punya keinginan untuk makan, tidur dan kerja aja udah syukur.

“Justru gue lagi kangen It’s No Burrito-nya SaladStop nih Ren.”

“Cakep. Yuk langsung meluncur kita.”

Iren sesekali mencuri-curi untuk memerhatikan Miyana yang sangat menikmati menu makan siangnya kali ini. Mungkin karena ada avocado cube di menu saladbowl favoritnya ini, atau mungkin juga dia sudah bisa ikhlas dengan ‘lenyapnya’ Firga dari hidupnya.

Mereka berdua tidak banyak mengobrol. Iren membiarkan Miyana makan siang dengan damai sambil sesekali bertanya tentang jadwal shooting besok ke Iren. Lalu saat Iren merasa ini waktu yang tepat, ia mengelurkan amplop biru dengan tulisan tinta emas dari tasnya, meletakkannya di atas meja lalu tangannya mendorong kertas itu pelan ke arah Miyana. Undangan pernikahan Puteri dan Firga.

Seketika Miyana berhenti menguyah makanannya saat matanya melirik dan menemukan nama Firga di sana. Dia tidak berkata apa-apa, hanya menatap Iren dingin.

“Beberapa hari yang lalu, Firga nelpon gue, dia bilang dia mau ketemu lo, tapi gue bilang ke dia kalau lo lagi sibuk. Terus dua hari yang lalu dia nelpon gue lagi, katanya mau kirim undangan.” Jelas Iren pelan-pelan lalu menggerakkan bola matanya ke undangan itu.

Lihat selengkapnya