Wira

Nazarulloh R
Chapter #7

7. Aku Mencintaimu Meski Lewat Luka

      “Wira...”

      “Iyah”

      Sembari melihat tanganya masih terpeluk erat. “Tangan aku”

      “Tangan kamu?” Wira mengrenyitkan dahinya, sejurus kemudian ia melihat tangannya masih memegang tangan Lia. Erat. Wira tergeragab dan langsung melepas tangan Lia. “Maaf-maaf Lia, aku keenakan, habisnya nyaman. Hee..” selepasnya tertawa kecil untuk meredakan rasa malunya.

Angin yang mulai merambat ke kulit memaksa mereka harus memeluk tubuh mereka masing-masing. Di antara riuhnya suara hujan, hening tercipta di antara mereka. Selepas kejadian tadi tidak ada yang bisa mereka bicarakan.

Angin mulai menguasai tubuh Lia, tubuh yang sudah terpeluk harus mengeratkan lebih. Tubuh Lia mulai bergetar, bibirnya mulai pucat pasi, terdengar suara bersin yang ia tutupi oleh kedua tangannya. Dalam batinnya ingin hujan cepat reda, dan ia bisa kembali kerumah untuk menikmati coklat panas, dan selimut di kamarnya. Namun, tidak dengan hujan mereka masih gencar menyerbu bumi.

Wira yang memperhatikan mulai berdiri dari duduknya. Jaket motor yang sering ia pakai di saat berkendara mulai dilepaskan.

“Nih, pake jaketku ajah.”

Wira melepaskan jaketnya lalu memberikan untuk dikenakan Lia yang sedang kedinginan. Rasanya Wira ingin berubah menjadi jaket agar dapat memeluk Lia.

 “Tapi, kamu engga apa-apa?”

“Aku laki-laki Lia.. pasti kuat. Cuman hujan, kutub utara ada di sini aja aku kuat buka baju.”

Nada Lia menggoda “Masa sihh, tapi makasih ya. Ra.”

Mereka membuat cerita dikepala mereka masing-masing. Sebuah pikiran yang menari-nari entah apa yang sedang dipikirkan.

“Lia..”

Mendangar Wira memanggil namanya, Lia tersadar dan membuyarkan lamunannya.

“Lia, kok aku cemburu yah?”

“Ahhh, cemburu? Cemburu sama siapa?” Lia mengrenyitkan dahi tanda tidak mengerti.

“Aku cemburu sama jaketku sendiri.”

Lihat selengkapnya