Sangsurya sudah muncul lagi, tanda satu hari sudah terlewati. Kini adalah pagi yang baru di hari yang baru. Wira yang masih terdampar di kamarnya berniat untuk tidak masuk sekolah hari ini. Badannya lemas setelah pulang dengan badan yang basah di malam hari. Atau, itu hanya gimik karena pada kenyataanya ia tidak ingin bertemu dengan Rangga yang di cap ‘pengkhianat’ olehnya.
Amarahnya sudah padam, mungkin karena hujan terus mengguyurnya semalam. Tapi ego masih saja berbicara untuk tidak bertemu. Hingga ia benar memutuskan untuk tidak berangkat ke sekolah, atau mungkin ia masih berbenah seperti biasa lalu pergi. Tapi, tetap dengan egonya tidak akan masuk, mungkin membolos.
Masih dengan nuansa pagi hari dimana langit berpulaskan cerah, di sebuah gedung bernama sekolah Rangga masih masuk seperti biasa. Tapi, niat Rangga dari awal bukan untuk mengikuti pelajaran hanya ingin bertemu dengan Wira dan memberitahu sebenarnya. Karena ia sedang memegang secarik kertas yang berisi surat izin untuk tidak masuk sekolah, bersamaan dengan Miya dan Amanda. Mereka ingin melihat kondisi Lia dan menemaninya.
Rangga mencari Wira kesetiap sudut sekolah, kelas, kantin, ruang praktek, dan tempat favoritnya sebuah tempat parkir dengan pohon besar, tetap saja Wira tidak ada. Rangga menafsirkan Wira tidak masuk mungkin karena tidak ingin bertemu dengannya.
Di keluarkannya sebuah ponsel, jempolnya menari-nari di layar. Ia sedang mencari nomer telpon Wira dan hendak menghubunginya. Sudah ditemukan dan tombol telpon ia sentuh.
Beberapa kali Rangga menelpon Wira tetap tidak diangkat. Tapi ia tidak menyerah dan terus menelponnya berharap mungkin masih tertidur dan akan terbangun jika mendengar suara panggilan telpon.
“Wira, kamu di mana?”
*****
Sejak pertama masuk ke rumah sakit Lia masih dengan tidurnya. Namun, kini kedua sahabatnya sedikit mengurangi rasa khawatir karena Lia sudah sadar, tidak seperti kemarin ia masih tidak menyadarkan dirinya, namun tetap ia masih dalam tahap kritis. Kini, Lia di temani oleh Miya, Amanda, dan Rangga seusai mereka masuk sekolah terlebih dahulu untuk izin. Namun mereka tidak menemani bersama, sesakali mereka bergantian untuk melihat kondisi Lia.