Wisma Kusuma

Rusvan Rio Saleh
Chapter #1

Pemecatan

Pagi itu seperti biasa, Diandra duduk di balkon dengan secangkir teh chamomile dicampur madu disertai semangkuk oat. Tangan kanannya memasukkan sendok ke mulutnya sedangkan tangan kirinya sibuk scroll down smartphonenya.


Belakangan ini, di pagi hari, ia akan menyalakan lagu-lagu pilihannya di Spotify sambil memeriksa email nya. Ia sudah menjalani rutinitas ini selama dua pekan. Pandemi yang semakin memburuk memaksanya untuk bekerja dari rumah, hal yang selama ini sangat ia idamkan, senangnya bisa menyeruput teh di pagi hari sambil menyaksikan lalu lintas di depan apartemen pikirnya. Jalanan yang biasanya sibuk hanya tampak beberapa kendaraan saja saat ini, sesekali ambulan lalu lalang, suaranya sangat memilukan, seakan-akan mengundang malaikat pencabut nyawa untuk datang.


Ia melihat isi emailnya, lalu matanya langsung tertuju ke email yang datang dari HRD, ia pun langsung membacanya, seketika ia terkejut dengan isinya, jelas tertampang di situ bahwa ia diberhentikan dari pekerjaannya sebagai marketing consultant, kaget dan ia pun langsung menelepon teman HRD nya yang cukup dekat dengannya.

"Hallo Ndra, tumben nelpon, apa kabar lo?"

"Hallo Ntan, gue mau nanya deh, emang di kantor kita sedang ada pengurangan karyawan ya?"

"Kenapa? lo kena PHK ya? " balas Intan meledek.

"Jadi lo tahu kalo gue dipecat?" jawab Diandra kesal.

"Serius? Wah ngga tahu gue kalo lo juga ikut dipecat Ndra, yang mengurus berkas itu bukan gue, setahu gue sih emang minggu lalu ada wacana pengurangan pegawai, gue ngga nyangka kalo lo ikutan juga."

"Bingung gue, ngga percaya juga, perasaan kinerja gue baik-baik aja"

"Ya emang keadaannya gitu Ndra, kan hasil penjualan juga sedikit, makanya ada pengurangan karyawan, ngga cuma divisi lo aja sih"

"Ya udah deh Ntan, thanks ya"

"Lo baik-baik aja kan Ndra" tanya Intan prihatin.

"Menurut lo?" jawab Diandra dengan kesal.

"Ya udah lah Ndra, kan lo juga dapat tunjangan, setidaknya lo bisa hidup selama beberapa bulan ke depan atau lo bisa pulang kampung, udah lama juga kan lo ngga jenguk orang tua lo di kampung"

"Hmmm, thanks Ntan, ntar gue hubungi lagi ya"

"Anytime Ndra, gue turut berduka cita ya"

"Emang siapa yang mati?" jawab Diandra ketus.

"Karir lo, hahaha, chill Ndra, gue ngga mau lo stres, ntar daya imun lo turun lagi"

"Well, thanks for caring ya" jawab Diandra meledek.

"Keep in touch ya Ndra, gue tunggu traktiran di tempat kerjaan baru lo"

"Yeah, bye"


Diandra terdiam beberapa saat, ia sedang menimbang-nimbang usulan Intan tentang pulang kampung, seketika ia teringat keluarganya di kampung, aroma masakan ibunya, perawakan bapaknya, keponakannya yang bawel, dan Cipu ikan cupang yang ia pelihara sejak 5 tahun lalu

Ia mengemasi barang-barangnya, memesan tiket dan keesokan harinya berangkat menuju kota kelahirannya, sepanjang perjalanan, ia merasa defeat, dikalahkan oleh egonya dan menyadari bahwa kepulangannya kali ini seperti mengibarkan bendera putih pasca perang.













Lihat selengkapnya