WISTERIA - Cinta Sang Penguasa

Felice
Chapter #6

Ravelio Leoniel

Chika dapat melihat anak kelas XII membanjiri tempat itu. Beberapa nampak sedang bercanda penuh tawa. Ada lagi yang sedang adu mulut di pojok ruangan, karena suatu permasalahan yang mungkin saja berhubungan dengan cewek itu. Suasananya gaduuuh sekali. 

Namun kegaduhan itu menghilang dan diganti kesenyapan yang mencekam, ketika mereka lihat siapa yang sedang berdiri di depan pintu aula.

Semua mata tertuju pada mereka. Tanpa dapat dikendalikan, tubuh Chika gemetar. Rio yang menyadarinya, semakin mempererat rangkulan pada pundak cewek itu. Kemudian seperti tidak terjadi apa-apa, Rio melangkah santai.

Dalam rangkulan cowok itu, Chika hanya bisa menunduk. Namun dari sudut mata, terlihat jelas ekspresi kaget anak-anak kelas XII di tempat itu. Satu ekspresi lagi, ketakutan! Entah karena alasan apa, semua anak kelas XII menyiratkan perasaan itu.

Anehnya lagi, setiap kali ia dan Rio melangkah, anak kelas XII yang sedang bergerombol di depan pasti membuka jalan untuk mereka.

Satu per satu bahkan menjatuhkan segala atribut persenjataan—yang Chika yakini untuk menangkapnya—dengan kepala tertunduk. Ada gerombolan cewek yang menjatuhkan gunting, cowok-cowok yang menjatuhkan tali, ada juga yang terang-terangan merobek, kemudian membuang kertas yang bertuliskan daftar rencana untuk mengerjai Chika.

Namun kebingungan cewek itu kembali berubah jadi ketakutan, ketika melihat siapa yang berdiri di ujung jalan yang hendak ia tuju. Cowok yang bersikeras ingin menangkapnya, Agus.

Chika memberontak, berusaha melepas rangkulan Rio dan lari dari tempat itu. Namun semakin kuat cewek itu melawan, semakin rapat lengan cowok itu melingkari pundaknya.

Rio mendekatkan wajah ke telinga Chika. Kemudian berbisik pelaaaan sekali, agar hanya cewek itu yang mendengar. "Udah lupa apa yang gue bilang di aula tadi, hmm?"

Selapis bening mulai terlihat di kedua mata Chika. Dengan takut, ia menjawab, "ta-tapi, di depan sana ada...."

Rio mengerutkan kening, menatap Agus. Di luar dugaan, cowok itu malah tersenyum. Sekali lagi, ia dekatkan wajah ke telinga Chika, "lo tadi dikejar-kejar si Agus, ya?"

Dengan wajah bingung, cewek itu menatap Rio. Nih cowok udah bosen hidup, ya? Apa dia mau ngajak gue mati bareng? Berani banget anak kelas XI kayak dia manggil si Berengsek Agus tanpa hormat. Pikir cewek itu.

"Lo mau bales ketakutan lo tadi, nggak?"

Ngebales ketakutan yang udah disebabin si Berengsek Agus? Wiiih... kagak ditolak itu, mah. Cuman ada satu masalah yang ngebuat tuh niat harus dipikir ulang. "Cara balesnya?" tanya Chika polos.

Lihat selengkapnya