Hari ini adalah hari dimana seorang Audrey Valencia berulang tahun. Sudah dipastikan jika orang orang terdekat Audrey sibuk untuk menyiapkan acara ulangtahunnya.
Seperti sekarang, Audrey kini didepan kelasnya tengah bagi bagi undangan untuk acara ulang tahunnya yang akan diadakan jam 7 malam nanti.
"Guys, jangan lupa ya dateng ke acara ulang tahun gue jam 7 malam nanti. Undangannya jangan lupa dibawa, karena kalo gak ada undangan otomatis kalian nggak bakal bisa masuk," ucap Audrey seraya membagi bagikan undangan nya.
Setelah itu Audrey dkk pun pergi keluar kelas untuk menyebar undangan nya lagi kepara murid murid dikelas lainnya.
•••••
Audrey, Chatrine, Ferisha dan juga Samuel kini berada didalam kantin. Mereka semua kini sibuk dengan pekerjaannya masing masing.
Entah Audrey yang sedang mencari keberadaan kekasihnya, entah Chatrine yang sedang membuka aplikasi Instagram untuk mengstalk cogan cogan, dan entah Ferisha yang sedang memakan bakso miliknya dan tak luput dari pengelihatan cowok yang menaksir dirinya, Samuel.
Ketika Audrey sedang sibuk mencari kekasihnya tiba tiba ada yang mencubit pipinya dari belakang. Lalu seketika ia tersenyum, ketika tau siapa yang menjahilinya.
"Nyariin gue?," Tanya Ravael seraya duduk di bangku sebelah kekasihnya itu.
Ya, kini mereka telah resmi balikan semenjak beberapa hari yang lalu. Tidak salahnya juga toh Audrey memberikan kesempatan kepada lelaki yang saat ini ia cintai. Meskipun Audrey belum terlalu yakin dan percaya jika yang diomongkan Ravael, namun secepatnya ia akan menyelidiki nya.
"Apaan sih! Geer banget," pungkas Audrey seraya memukul pelan lengan Ravael.
"Mau bayar kontrakan deh," kode Delwyn jengah.
"Iri? Jomblo sih," ledek Chatrine.
Delwyn menatap Chatrine. "Lo sendiri? Jomblo juga kan? Ngaca dong!" Balas Delwyn tak mau kalah.
"Siapa bilang gue jomblo? Udah punya gue," jawab Chatrine seadanya sedangkan Delwyn hanya diam.
"Ketikung sama monyet ceritanya," celetuk Davit tiba tiba.
Ferisha bingung. "Anaknya mamanya Wywyn mamanya Delwyn trus anaknya Delwyn suka sama Chatrine?," Tanya Ferisha muter muter sedangkan yang lain memutar otaknya untuk mencerna perkataan ribet dari Ferisha itu.
"Gila. Pemborosan kata ini," dongkol Davit lelah.
•••••
Alunan musik kini menghiasi acara ulang tahun Audrey yang ke 15 tahun. Acara kini sudah dimulai sejak 1 jam yang lalu. Dan tak lupa Ravael dan juga teman temannya yang lain datang ke acara ulangtahunnya ini. Ia sangat berbahagia sekarang, entah karena Ravael dan dirinya sudah balikan dan masih banyak lagi.
Ravael tadi pun menyanyi diatas panggung, ia menyanyikan lagu yang dinyanyikan oleh Robbie William-Better Man. Tentu saja itu ada makna nya mengapa ia ingin nyanyi seperti itu, dikarenakan ia ingin menjadi pria yang lebih baik lagi dari yang sebelumnya untuk kekasihnya itu. Ia tak mau kesalahpahaman terus mengancam hubungan nya bersama kekasih nya. Dan tentu saja itu membuat Audrey senang sekaligus malu.
Ravael pun memberikan satu boneka beruang besar bahkan besarnya melebihi diri Audrey. Tak lupa bunga pun ia kasih.
"Adik gue tambah gede aja," ucap Marcell senang seraya mengamati penampilan adik cantiknya itu.
Audrey pun memeluk abang kesayangannya itu.
"Walaupun Audrey udah gede, tapi Abang masih mau manjain Audrey kan?," tanya Audrey seraya memasang Puppy eyes nya.
"Iya dong. Makin cantik aja punya nya siapa sih?," Tanya Marcell.
"Punya Ab—" belum saja Audrey selesai bicara tiba tiba ada suara berat yang membuat ucapannya terputus.
"Punya gue," sela lelaki yang bernama Ravael dari arah belakang bersama teman temannya.
Audrey yang melihat ada Ravael langsung mengampiri kekasihnya itu dan tentu saja membuat Marcell yang melihat adegan itu naik pitam.
Audrey kemudian berjalan kearah abangnya seraya bergandengan dengan Ravael.
"Bang, kenalin ini Ravael. Pacar Audrey," ucap Audrey seraya mengenalkan kekasihnya itu kepada abangnya.
"Hmm, udah tau," balas Marcell yang masih beradu tatap sinis dengan Ravael sedari tadi yang sudah disadari oleh teman teman Ravael maupun Audrey tak terkecuali diri Audrey sendiri.
"What? Seriously? Kalo gitu bagus dong, berarti Abang bisa kan restuin hubungan Audrey sama Ravael kayak Papa Mama?," Ucap Audrey yang begitu antusias setelah mendengar perkataan abangnya itu.
Abangnya tersenyum samar kearah mereka semua.
"Tentu—"
"Gue nggak restuin," gumam nya lagi pelan yang tidak diketahui oleh siapapun.
Setelah itu Marcell pergi dari hadapan mereka semua, namun sebelumnya ketika ia sampai dihadapan Ravael ia sempat membisikan kalimat yang membuat Ravael marah dan ingin menonjok calon kaka iparnya itu.
"Gue gak bakal restuin hubungan kalian sampe kapanpun. Pasti, dan gue bakalan terus ganggu hubungan kalian sampai hancur. Gak ada yang bisa milikin Audrey," lirih Marcell tepat ditelinga Ravael.
"Tadi Abang gue bisikin apa?," Tanya Audrey penasaran.
"Emm, tadi dia bisikin kalo gue nggak boleh nyakitin lo, gue harus jaga lo. Karena lo adalah bidadari dari kayangan mimi peri yang harus dijaga," alibi Ravael yang membuat Audrey menatap dirinya malas.
•••••
Marcell meninju tangan nya ke tembok beberapa kali yang membuat tangannya terlihat memar. Ia kini mati matian sedang memikirkan rencana apa yang harus ia buat selanjutnya untuk menghancurkan hubungannya Audrey dengan Ravael.
"Gue harus minta bantuan Rivael," ucap Marcell dan ia menelpon sang empu tersebut.
Beberapa menit kemudian ia melihat orang yang ia tunggu tunggu. Yaitu kembaran dari seorang Ravael yang bernama Rivael.
"Jadi gimana, masih gak mau nurutin permintaan gue?," Tanya Marcell remeh.