Mereka kini tengah berada di kantin. Semua murid berbondong bondong untuk mengisi cacing cacing yang ada diperutnya itu. Seperti Audrey dkk.
"Oh, jadi kalian sahabatan dari kecil?," Tanya Chatrine memastikan seraya memakan salad buah yang ia beli di kantin.
Angel mengangguk.
Mereka tak masalah, Angel hadir didalam persahabatan mereka. Asalkan ia tak menjadi perusak hubungan Samuel dan Ferisha nantinya. Semoga Ferisha dapat memberi pengertian untuk kedua sejoli itu.
Sebenernya Angel orang yang sangat mengasyikkan. Lihat saja sekarang, belum ada sehari mereka semua kini sudah sangat akrab layaknya teman lama yang baru kembali lagi.
"Kalian bisa deket karena apa?," Audrey memberi pertanyaan. Tak salah kan ia was was untuk persahabatan nya?
Samuel berfikir sejenak. "Waktu kita umur 4 tahun, kita gak sengaja ketemu pas orang tua kita dinner gitu, jadi bonyok gue sama bonyok si Angel sahabatan. Jadi, ya gitu lah. Gak lama kita deket trus sahabatan deh," sahut Samuel antusias yang sangat kentara nya jika pemuda itu senang sekali bisa kenal dengan sosok gadis seperti Angel.
Ferisha yang makin panas dengan keadaan pun berani membuka suara. Seketika Audrey dkk tersenyum. Ternyata Ferisha mampu bertindak untuk mempertahankan hubungannya.
"Gue boleh nanya? Kenapa kalian ada sebutan masing masing. Kayak my Hero or my little girl," tanya Ferisha kepo.
Dengan semangat 45 nya yang menghiasi wajah cantik Angel itu antusias dia angkat bicara.
"Bagi gue, Samuel itu jagoan gue, dia bisa nopang gue di kala gue rapuh. Intinya banyak banget pengorbanan dia buat gue, gue gak tau gimana cara balesnya. Dan kalian gak perlu tau hal apa aja yang Samuel lakukan untuk kebaikan gue di masalalu. Kalian tinggal tunggu waktu aja, setelah semua orang yang menyangkut dan mempadukan keadaan atau kejadian di masalalu ikut bergabung di persahabatan ini," jelas Angel penuh arti. Mereka mengerutkan alisnya tak paham atas kejelasan yang Angel berikan kepada Mereka semua. Terlalu berat kata katanya untuk mereka pahami.
"Oh gitu, berarti kehadiran Samuel berarti banget dong di hidup lo," ujar Ferisha memecah keheningan. Sedikit menyindir.
"Bisa dikatakan seperti itu," balas Angel santai, tak sadar.
"Trus, kalo kamu kenapa manggil Angel itu my little girl?," tanya Ferisha kepada Samuel. Dengan tatapan sedikit mengancam.
Ferisha sekarang sudah mirip seperti wartawan.
"Menurut aku, meskipun dia udah gede sekalipun aku tetep anggap dia sebagai gadis kecil dan lugu yang mau aku jaga sampai kapanpun. Kita sama sama mempunyai peran penting dikehidupan kita. Intinya, karena sekarang Angel ada, prioritas aku nambah jadi dua. Yaitu kamu-kamu tetap pertama, lalu Angel keduanya. Tapi yang paling penting, kalian sumber kehidupan aku," ujar Samuel.
"Sialan! Sepertinya playboy sekali ucapan anda tadi." Ada jeda. "Seperti mempunyai istri dua, berpoligami." Ungkap Davit jujur. Mereka hanya diam saja, terutama dengan Samuel yang dikira itu hanyalah candaan Davit saja, tapi tanpa Samuel sadari itu adalah sindiran dari kembaran kekasihnya.
Ferisha sudah puas atas penjelasannya yang mereka kasih itu. Ia sedikit senang mendengar nya ketika Samuel tetap memprioritaskan dirinya nomor satu di hidup nya. Itu tandanya Samuel takkan berpaling kepada cewek tersebut.
"O-ke, gue puas sama penjelasan kalian."
Samuel tersenyum dan mengacak surai Ferisha." Dan aku harap kamu gak akan cemburu untuk kedepannya, Sha. Bagaimanapun juga Angel tetap prioritas aku," tutur Samuel sungguh sungguh.
Sakit sih mendengar kekasihnya berkata seperti itu. Terlebih didepan sahabat sahabat nya. Namun selagi Ferisha dapat menahan rasa sakit itu, ia hanya berpura pura bahagia saja, seolah olah tak merasakan apa itu rasa sakit.
Ferisha memasang senyum terbaik nya.
"Buat apa aku cemburu? Kalo emang kamu sampai kapanpun gak akan bisa berpaling," ucap Ferisha penuh sindiran.
Mereka tak sadar. Bahwa sedari tadi kedua sejoli yang melirik lirik satu sama lain. Entah rasa asing apa yang merasuki relung hati mereka berdua.
Lain hal nya dengan Audrey yang kini memaksakan senyum nya. Tiba tiba ia jadi teringat sosok itu.
Hei pujaan hatiku. Apa kabar kau disana?