Without You

Safina
Chapter #34

34. Siapa Dia?

"Hah! Thanks ya atas waktunya!!" Ucap Audrey antusias kepada sahabat sahabat nya diambang pintu.

Ya, mereka serempak pulang ke rumah masing masing pada sore hari ini. Keluarga nya teman teman Ravael pun sudah ada disini. Jadi tak perlu lagi untuk menginap dirumah Ravael.

Mereka semua tersenyum.

"Ya!! Makasih juga buat sajian makanannya!" Balas Gian seraya cengengesan.

Mereka semua mulai memasuki mobilnya masing masing dan melambaikan tangannya ke Audrey yang dibalas juga dengan lambaian tangan Audrey dan juga Samuel.

Ravael menurunkan kaca mobilnya seraya berkata.

"Jangan lupa nanti jam 7 malam!" Peringat Audrey yang diangguki nya.

Ya, mereka semua rencananya akan jalan jalan nanti malam ke mall biasa mereka datangi.

Kenapa Audrey tidak berdua saja dengan Ravael? Itu tidak baik pemirsa, susah senang harus sama sama.

Itulah prinsip mereka semua.

Jadi, kurang solid apalagi persahabatan nya?

Audrey masuk diikuti juga dengan Samuel.

"Gimana?," Tanya Audrey.

"Gue punya rencana baru. Kasian gue liat cewek gue masa diprank begitu. Mukanya melasin!" Ceplos Samuel santai.

Audrey menggeleng miris. "pacar lo sendiri anjir!" Gertak Audrey. "Trus, jadi rencana yang lo bikin apaan?," Tanya Audrey.

Samuel tersenyum misterius yang dibalas gedikan menggelikan dari Audrey.

"Sebelumnya, gue udah bilang ke yang lain, kok. Mereka semua juga bahkan setuju banget dibandingkan sama rencana yang sebelum nya. Karna ini lebih asyik." Ada jeda.

"Jadi gini______," jelas Samuel.

Audrey melotot tak percaya. Ia menggebuki sepupunya itu dengan bantal sofa yang dibalas tawa jahat oleh Samuel.

"GOBLOK SI SAMUEL DI PELIHARA, SETAN!!TEGA BANGET, LO! ITU JUSTRU LEBIH KEJAM ANJIR!!!," Histeris Audrey.

Detik selanjutnya....

Audrey tersenyum lebar dan berkata.

"Kalo gitu gue juga setuju banget. Bakal seru kayaknya," ucapnya detik berikutnya yang dibalas tatapan datar oleh Samuel.

Dasar aneh.

••••••••••

Pukul tujuh kurang lima belas menit Audrey sudah siap dengan segalanya. Dirinya tampak sederhana namun sangat cantik dipandang. Dengan polesan make up natural dan baju panjang bermodelan crop berwarna pink muda dengan celana joger berwarna putih, lalu rambut ia gerai begitu saja dengan penjepit diatas telinga sebagai hiasan.

Samuel mengetuk pintu yang artinya semua sudah datang dibawah.

Audrey mengambil tas selempang berwarna putih dengan pernak pernik yang menghiasi seluruh bagian tas selempang nya itu dan memakai sepatu sneakers berwarna putih senanda dengan celana yang ia kenakan.

Tak lupa juga ia selalu memakai jam tangan dan juga beberapa gelang ditangan kiri dan kanannya. Supaya lebih terlihat feminim.

Ia menuruni tangga dengan Samuel yang didepannya. Samuel biasa biasa saja melihat semua penampilan sahabat cewek nya malam ini.

Tak terkecuali dengan Ferisha dan Angel tentunya. Bagaimanapun juga meskipun Angel sudah mempunyai pacar, Samuel tetap ingin membantu menjaganya seperti dahulu kala.

Apa hubungannya dah ini ketikan sama yg dia atas? Wkwk.

"Hai, Gais!!" Seru Audrey seraya merentangkan tangannya lalu segera disambut oleh sahabat sahabat nya itu.

"Langsung aja, lah!" Timbrung Ferisha tak sabaran.

Namun, langkah mereka semua terhenti ketika deringan ponsel yang berasal dari Angel itu menyala.

Angel memberi kode untuk mereka semua agar tenang sebentar dan mereka pun menanganggukan.

Angel dengan ragu menangkat telepon itu. Dirinya merasa tidak enak sekarang. Mengapa Bu Rara selaku ART dirumahnya itu menelepon nya.

"Halo," ucap Angel. Terdengar suara beberapa orang yang cemas disana.

Sebenarnya ada apa?

"Ha—halo, non—ini, non! Aduh—nyonya!! nyonya—nyonya kena serangan jantung mendadak!!"

Gtw kenapa aku yg lagi ngerevisi seketika ngakak:v

Angel mendengar nya, Angel tidak tuli. Angel menangis dalam diam, ponsel yang ia genggam sudah terjatuh kelantai.

Mereka semua pun mendengar nya, Davit berjalan dan memeluk tubuh kekasihnya itu.

"Batalin aja. Mending sekarang kita kerumahnya Angel bareng bareng," usul Ravael yang disetujui oleh semuanya.

•••••••••

Angel menabrak orang orang yang berlalu lalang di hadapan nya, persetan dengan segalanya. Yang terpenting sekarang adalah kondisi Olif, Mommy nya.

Apakah wanita itu baik baik saja ?

APA APAAN, INI?!!

padahal dirinya baru setengah jam diperjalanan untuk sampai disini.

Namun—mengapa Mommy nya itu sudah terbaring lemah dengan orang orang didekatnya sedang membaca Yasin untuk Mommy nya.

Angel menggeleng keras. Mengapa secepat ini?

"Bun! Bunda—bunda ini prank, kan?!! Iya kan?!!" Histeris Angel dengan berderai air mata.

Niatnya mau ngeprank Ferisha bareng bareng kok malah Angel yang jadinya kena prank dadakan kayak gini? Tapi bedanya, ini bukan prank.

Teman teman nya memeluk Angel berusaha untuk menenangkan perempuan itu.

"Bi, kenapa Tante Olif pergi secepat ini?," Tanya Samuel ikut sedih. Bagaimanapun juga ia sudah dekat dengan keluarga nya Angel sedari kecil.

Bi Rara menggeleng. "Nggak tau, den. Tiba tiba pas saya lagi siap siap buat makan malam, trus nyonya teriak manggil saya dan di situ nyonya udah gak kuat den, dia kena serangan jantung mendadak. Tadi juga sempet diperiksa sama dokter, cuma gak selamat," jelas bi Rara seraya menghapus air matanya.

Mereka semua turut berduka cita atas kepergian Mommy nya Angel.

••••••••••

Kini, hari kedua setelah kepergian Mommy nya Angel. Angel pun sudah mulai menerima nya dengan lapang dada meskipun sewaktu waktu masih mengingat nya lalu menangisinya. Angel hanya tak menyangka saja, wanita yang telah melahirkan dan membesarkan nya itu pergi meninggalkannya secepat ini.

Terkadang, Jika Angel kesepian dirumahnya, sahabat sahabat nya akan menemaninya atau menginap dirumahnya. Jangan lupakan Davit yang tetap setia disamping nya dan juga Samuel yang sewaktu waktu pun ikut nimbrung untuk melindungi Angel seperti dahulu kala, meskipun ada cekcok antara Samuel dan juga Ferisha.

You know, lah.

Sekarang tepat hari ulang tahun Ferisha. Semua rencana yang mereka buat sudah siap, tinggal satu langkah lagi.

Kini, bel pulang sekolah telah berbunyi. Ferisha dengan lesu berjalan gontai dan ikut bergabung dengan sahabat nya yang lainnya untuk pulang.

Angel dengan iseng merangkul sahabat nya itu erat.

"Tenang aja, Samuel gak lama, kok disana. Dia cuma ada perlu sebentar sama ortunya di sana. You know, lah...calon calon CEO gimana, sih?," Ujar Angel memberi pengertian.

Ferisha memanyunkan bibirnya. "Tapi dia gak ijin? Malah pergi gitu aja. Gimana gak sebel coba," cecar Ferisha.

Sedangkan Audrey dan juga Ravael makin hari hubungan mereka semakin membaik. Tak ada lagi yang namanya kesalah pahaman diantara mereka seperti dahulu kala. Dua duanya sama sama setia dan juga saling percaya satu sama lain.

Dan yang terpenting adalah, saling mencintai dan juga menyayangi. Audrey tersenyum senang di rangkulan Ravael yang dimana kekasihnya sedang tertawa bersama kaum adam lainnya. Sedangkan Audrey bernostalgia dengan pikirannya.

Ia tersenyum, mengingat bagaimana cara nya memperjuangkan orang itu, begitu pula sebaiknya. Tentu saja Audrey tidak lupa, Ravael pun memperjuangkan nya ketika Audrey ragu akan semua penjelasan yang diberikan oleh Ravael dkk.

Ternyata benar, ketika kita berusaha semaksimal mungkin—mustahil jika hasil itu tidak ada.

Kunci utama nya yang benar adalah, tetap berusaha dan juga berdoa akan semua yang kita inginkan. Jangan menyerah ditengah jalan. Sesekali mengeluh tak apa, asalkan jangan balik arah. Gunakan waktu istirahat mu untuk memikirkan jalan lain.

Simpel bukan? Rasa sakit yang kita alami sekarang itu tidak sebanding dengan kebahagiaan yang akan mendatang kepada kita dilain waktu. Bisa bayangkan tidak?

Percaya sama rencana-Nya yang paling indah.

••••••••••

Seperti yang direncanakan oleh mereka semua. Kini Audrey dkk sedang berada dirumah Ferisha, sedangkan Ravael dkk tengah mempersiapkan segalanya.

Tugas ciwi ciwi itu adalah....menjalankan tugas sesuai dengan perintah Samuel.

Audrey memberi kode kode kepada sahabat sahabat nya, tak terkecuali dengan Ferisha yang kini sudah ketat ketir memerhatikan layar ponselnya. Pasalnya dirinya menghubungi Samuel sejak pagi, namun tidak ada tanda tanda manusia itu untuk membalas pesannya.

Jangankan dibalas, terkirim saja tidak. Ceklis satu, tandanya orang itu benar benar tidak aktif. Sudah ditelfon memakai telfon biasa juga jawaban nya hanyalah operator. Sudah di sms pun tidak ada jawaban sama sekali.

"Ih! Kalian tau kabar nya Samuel, nggak?!!"

Tanya Ferisha dengan nada cemas.

"Masa gue dari pagi ngechat dia gak ada balasannya. Gue khawatir. Dia gak apa apa, kan disana?," Tanya Ferisha seraya menoleh kearah sahabat sahabat nya.

Sedangkan Audrey dkk kini sudah berpura pura memasang wajah gugup alias seperti tertangkap basah maling barang orang.

Ferisha yang memang sedikit lugu dan tak paham akan keadaan pun menatap mereka semua bingung.

"Kenapa pada gugup gitu?," Tanya Ferisha.

Mereka pun melanjutkan aktingnya berpura pura semakin gencar untuk menaruh rasa curiga terhadap Ferisha.

Dasar laknat!

Lihat selengkapnya