Without You

Safina
Chapter #36

36. Benarkah?

Brakk

Audrey berlari menghampiri kedua orangtuanya yang tengah menonton tv ruang tamu. Ia menghambur ke dalam pelukan sang Mama dengan air mata deras yang membanjiri pipinya itu.

Kedua orang tua Audrey kaget dengan kedatangan putri nya itu.

Audrey menangis tersedu sedu dipelukkan mamanya. Sedangkan Putra saling melirik satu sama lain ke arah Bintang, meminta penjelasan. Namun Bintang pun tak tahu apa yang terjadi dengan anaknya kini.

Akhirnya, mereka hanya bisa menenangkan Audrey tanpa mengeluarkan suara sebelum anaknya sendiri yang mulai.

Sekitar 10 menit Audrey berada didekapan Bintang, ia pun melepaskan pelukannya.

Ia mengelap air matanya, namun sial, air mata itu tak ada henti henti nya jatuh dari pelupuk matanya. Rasa sesak dan juga penyesalan kini sangat tercetak jelas didalam ulu hatinya yang paling dalam.

Putra mengelus puncak kepala anak nya itu, jika diperhatikan rambut Audrey semakin tipis akibat kemoterapi yang kini sudah dijalani dari beberapa hari yang lalu dan juga cuci darah untuk kepentingan ginjal nya itu.

"Kamu kenapa? Coba cerita sama Mama," pinta Bintang kepada Audrey.

Audrey terisak, ia mengelap ingus nya itu.

Kedua orangtuanya menggelengkan kepala. "Jorok banget, sih anak Mama!" Hardik nya bercanda. "Kalo ada Abang kamu, pasti diceng cengin abis abisan!" Lanjutnya lagi.

Bintang yang tanpa sadar mengingatkan Audrey kepada Abangnya itu, ia pun kembali menangis. Bintang pun serba salah, dirinya niatnya hanya untuk mencairkan suasana. Namun kini Audrey tanpa deras nangisnya.

"Ma—ma, hiks! Mama tau nggak?hiks, Ma—masih inget nggak? Yang waktu itu orang donorin ginjal nya untuk aku?," Tanya Audrey yang kini mulai cerita.

Bintang menatap kearah suaminya itu seraya menggeleng. "Mama nggak tau. Emangnya kamu tau?," Tanya nya jujur.

Audrey terisak, dan menatap kedua orang tuanya itu. "Ternyata orang itu Rava, Ma!!dia yang nolongin aku!" Pekik Audrey dengan rasa sesak yang menghimpit dadanya itu.

Bintang dan juga Putra tak kalah terkejutnya.

"Bagaimana bisa?," Tanya Putra yang kini masih syok.

Akhirnya, Audrey pun menjelaskan secara rinci apa yang dijelaskan oleh Ravael kepada nya beberapa waktu lalu.

Bintang dan Putra hanya bisa diam, tak bisa berkutik sama sekali. Mereka berdua berasa hutang budi dengan keluarga Ravael.

Bintang menatap iba kepada putrinya itu.

"Udah malem. Mending kamu tidur, besok sekolah," usul Bintang.

Audrey mengelap air matanya itu, dan menggeleng lirih, lalu beranjak dari hadapan kedua orang tuanya menuju kamarnya.

Ngomong ngomong soal Yoga, Audrey menolak permintaan sahabat nya itu untuk mengantarkannnya pulang, namun Audrey menolak keras, dirinya butuh waktu sendiri akan semua ini. Dengan pasrah pun, Yoga hanya bisa menyetujui permintaan sahabat nya itu, meskipun ia pun merasa bersalah akan semua ini.

"Apa yang harus kita lakukan? Aku merasa bersalah banget, Mas. Apalagi... Audrey anak kita, dia malah... merenggut nyawa anak mereka," bingung Bintang dengan rasa tak tenang yang menghiasi suasana hatinya itu.

Ia tak habis pikir, ternyata orang yang telah menolong anaknya waktu kecil itu adalah orang yang selama ini dekat dengan anaknya.

Putra menghela nafas. "Nanti kalo ada waktu, kita main ke rumahnya Eva sama Tirta! Kita omongin ini baik baik, aku pun merasa bersalah," usul Putra. Bintang pun hanya mengangguk, patuh kepada perintah suaminya itu.

••••••••••

🎶 SOUNDTRACK ^ CINTA SALAH- Caitlin Haldermawan ^


Beberapa bulan kemudian...


"Baik anak anak, terima kasih atas waktu empat hari yang telah kamu lalui ini! Begitu pun hari hari sebelumnya, karena kalian semua mau berjuang untuk semua ini! Dan semoga hasilnya memuaskan semua. Lulus, ya!!" Ucap Bu Dian yang merupakan pengawas diruang 4.


Dengan serentak pun, semua murid membalas ucapan Bu Dian itu.


"AAMIIN!" Harap mereka semua.


Ya, kini adalah hari usai akan semua ini. Hari dimana Ujian Nasional untuk anak kelas 3 di sekolah High School 3 berkahir. Yang berarti tinggal menunggu pengumuman dan pengambilan rapot dari pihak sekolah.


Selain itu pula, banyak anak murid yang sedih. Sebab, mereka tak siap untuk pisah dengan teman temannya nanti. Percayalah, masa yang paling indah yaitu masa masa dimana kita bersekolah. Masa masa dimana kita labil nya akan cinta dan juga pertemanan. Kadang akur, dan juga jangan lupakan aksi gibah untuk para kaum hawa yang memang hal lumrah bagi semuanya untuk menjalankan rutinitas nya itu.


Ada cogan lewat. KUY GIBAH!! -langsung bisik bisik.


Ngestalk gebetan trus post foto cewe. KUY GIBAH ONLINE!! -langsung ss lalu kirim ke grup pertemanannya dengan caption yang menggebu gebu. Jangan lupakan, disaat itu pula, cewek tersebut akan mengstalk cewek nya sampai keakar akarnya.


Ada teman yang berantem didepan mata. KUY GIBAH DADAKAN!! -langsung kumpul lalu saling bertanya tanya apa penyebab nya, lalu kata kata yang bersarang di otak mereka pun dilontarkan begitu saja.


Liat penampakan, liat hal hal lucu, liat siaran langsung teman pacaran, dll. KUYY GIBAH ESOK HARI!!! Inilah kebiasaan mereka semua, jika membahas tentang hal itu, kebanyakan menceritakan nya secara langsung ataupun esok hari, bukan di online. Tentu saja alasannya lebih seru dan juga supaya ada topik gibah nantinya. Beda dengan cogan, jika gibah tentang itu, biasanya sebagian kaum hawa yang tidak suka identitas stok cogannya terbongkar, mereka semua alangkah lebih baiknya gibah hal tersebut di grup chat pertemanan mereka. Dan, jika terlanjur live gibah, sebagian besar perempuan tak mau menyebut nama aslinya, lebih tepatnya mereka akan menyebut nama stok cogannya dengan panggilan yang dibikin oleh mereka sendiri (nama samaran/embel embel)


Sudah berbulan bulan sosok Audrey terus menerus menghindar dari semuanya. Dirinya masih butuh waktu sendiri dan juga rasa kecewa itu kini masih ada didalam hatinya. Bahkan, Samuel yang satu rumah dengannya pun tak boleh diizinkan masuk ke kamarnya, meskipun sudah sering kali bahkan nyaris setiap hari Samuel dan yang lainnya membujuk dirinya agar meluruskan semua ini dan memaafkan mereka. Namun tetap saja, Audrey kerap menolak mereka semua, gak terkecuali dengan sosok Yoga. Karena dengannya, Audrey lebih nyaman untuk bercerita menyurahkan isi hatinya yang terlanjur kecewa akan semua ini.


Audrey buru buru berjalan keluar kelas ketika Ferisha dan juga Chatrine ingin mengejar nya, sialnya sahabat sahabat nya yang lain pun ikut menunggui dirinya diluar kelas.


Lihat selengkapnya