Without You

Safina
Chapter #41

41. Pengobatan

"Denger ya, Drey. Intinya nanti lo harus VC an sama kita semua kalo udah sampe sono. Trus sering sering kabarin juga sama kita! Kalo ada waktu kita ke sono, kok," ujar Chatrine memperingati sahabat nya itu.

Sedari tadi sahabat sahabatnya selalu mengirimi pesan ini dan itu untuk dirinya. Mereka akan berpisah, ralat Audrey dan Samuel yang akan berpisah. Samuel akan melanjutkan kuliahnya disana, dan juga menjabat sebagai CEO pula disana setelah wisuda.

Tak heran jika Ferisha kini tengah terisak didalam dekapan kekasih nya itu.

"Udah dong, jangan nangis terus," ucap Samuel menenangkan.

Ferisha menggebuk bahu kekasih nya itu. "Awas aja kalo disono ganjen. Mutilasi aja ya, Tan," profokator nya kepada orang tua Samuel.

Bundanya Samuel terkekeh dan dibalas acungan jempol olehnya lalu menatap kearah anaknya dengan tatapan jahilnya.

"Sering sering kabarin. Satu hari gak ngabarin, kita putus!" Ancamnya tak sungguh sungguh.

Samuel tergelak segara mengangguk mantap. Jangan dihiraukan lagi tingkat bucinnya kepada kekasih nya itu.

"Kamu juga, jangan deket deket sama cowok lain," pesannya.

Ferisha mengangguk seperti anak kecil.

"Aku pulang pulang bawa oleh oleh buat kamu," jaminnya.

"Nanti aku bawa oleh oleh seperangkat alat solat," lanjutnya mantap.

Davit menggeleng. "Tai kucing!"

Audrey hanya bisa tersenyum melihat interaksi sahabat sahabat nya itu. Mereka sepakat untuk introspeksi diri masing masing setelah ini, mereka turuti ucapan sahabat satu nya itu.

Namun, Audrey berasa ada yang kurang. Bukan Rivael, namun kemana Yoga pergi?

"Kok Yoga gak ikut?," Tanya nya. Seolah olah lupa kenapa dirinya bisa didalam rumah sakit pada bulan bulan lalu.

Mereka sontak diam, terutama Zazkia yang kini raut wajahnya memerah menahan tangis jika mengingat kekasihnya itu sudah tidak bersama mereka, lagi.

Tak ingin menciptakan masalah baru, Chatrine cepat cepat membalas.

"Dia sungkan banget sama lo. Inget dongg lo di rumah sakit karena siapa," balasnya mengingatkan. Tanpa ada rasa curiga Audrey pun mengangguk dan memaklumi nya.

"Bilang ke Yoga, udah di maafin sama gue. Seenggaknya ini jadi pelajaran aja buat dia," amanahnya.

Mereka mengangguk cepat. Kaum hawa lantas memeluk (saling memeluk) Audrey yang berada di kursi roda.

"Sehat trus, Drey. Kita sayang sama lo," mellow Fana.

"Intinya, lo harus bahagia di sana! Gak boleh sedih!" Timbrung Ferisha.

Mereka menguraikan pelukannya. Audrey mengangguk. "Makasih atas waktu kalian selama ini yang udah mau nemenin gue di masa masa sulitnya. Makasih juga buat sahabat gue yang dari lama, Ferisha dan Chatrine, makasih banyak," balasnya sungguh sungguh.

Chatrine dan Ferisha kembali memeluk tubuh sahabat nya itu. "Sama sama Drey, kapanpun kita selalu ada untuk lo," balas Chatrine.

Ferisha mengangguk. "Iya. Maafin kita ya karena udah bohongin lo," rengeknya.

Audrey tertawa. "Ferisha gak berubah rubah, ya... tetep sama kayak yang dulu sikapnya," ledeknya.

Pemberitahuan pesawat yang akan keluarga Audrey dan keluarga Samuel itu jika akan berangkat pun menghentikan aksi mereka semua.

Mereka semua berpelukkan, seolah olah belum siap untuk berpisah dari kedua orang tersebut.

"Ih!! Pokoknya baik baik, ya.. hiks," isak Ferisha seraya memeluk Audrey dan kekasihnya itu bergantian.

"Hati hati di jalan," lanjutnya.

"Di udara," ralat Samuel sedangkan Ferisha

mencebikkan bibirnya kesal.

Mereka semua melambaikan tangannya ketika keluarga Audrey dan juga Samuel berjalan menjauh untuk menaiki pesawat.

Tak terasa, perpisahan sementara ini sangat menyakitkan hingga mereka meneteskan air matanya lagi dan lagi.

Terlalu banyak cobaan akhir akhir ini.

Kapan akan berakhir?

Tanpa mereka sadari, sosok yang tak hadir diantara mereka diam diam hadir tanpa sepengetahuan mereka.

Sosok itu yang berdiri jauh dari mereka. Sosok yang sedari tadi memperhatikan interaksi mereka dari awal hingga akhir meskipun tidak tahu apa yang mereka omongkan.

Dia Rivael, Rivael dengan segala sikap pengecutnya. Rivael yang hanya bisa menatap orang yang dicintainya dari jarak jauh tanpa bisa mendekat.

Seulas senyum tipis mengembang diwajahnya. "Sehat trus ya...untuk kalian juga. Sori banget gue udah bohongin gue make janji janji gue. Karena tanpa sepengetahuan kalian, gue ada disini," lirihnya.

Lihat selengkapnya