Without You

Safina
Chapter #47

EXTRA PART (EPILOG)

Kedua pasangan suami istri itu tersenyum manakala menemukan album foto yang di mana terlihat jelas anak pertama mereka.


Itu adalah foto empat tahun yang lalu, yang di mana malaikat kecil mereka itu hadir.


"Riv, liat deh. Anak kita waktu pas bayi. Menurut kamu mirip siapa?," Tanya Audrey tersenyum lebar.


Rivael menghela nafas. Masalahnya istri nya itu dari dulu hingga sekarang sewaktu waktu selalu saja menanyakan hal itu kepadanya. Iya, mereka bertengkar hanya karena—

"Mirip aku lah. Aku Daddy nya," balas Rivael tersenyum bangga.

"Ya kan tapi aku yang ngelahirin, gimana sih?," Jawab Audrey tak mau kalah.

"Tapi kan aku yang bikin, sayang...."

"Aku juga bikin ya!!!"

"Tapi ini mirip aku loh."

"Mirip aku lah. Anak kita kan cewek ya mirip aku!"

"Sama sama bikin kok tapi cuma mirip kamu? Gak adil gak adil!" Serobot Rivael kesal.

Audrey tersenyum menggoda kearah suaminya itu lalu menimpa perut suaminya dengan kepalanya.

"Mau bikin lagi?," Tanya Audrey seraya mengangkat alisnya.

Rivael diam sejenak dan menatap istrinya itu lamat. Ada makna tersirat.

"Boleh sayang, boleh."

Ini seharusnya kebalik gak sih?!

BRAKKKK

"HUAAAAAAA DADDYYYYYYY, ATU DI ATALIN, HIKS HIKS."

Audrey beranjak dari kasur nya dan menghampiri anaknya itu.

Mengusap lembut pipi anaknya yang berderai air mata.

"Kenapa sayang, kenapa? Kamu di apain sama mereka?," Tanya Audrey geram.

Rivael ikut beranjak dan menggendong anaknya itu.

"Anak Daddy kenapa, hm?," Tanya Rivael lembut.

"Itu—itu hiks. Anaknya Opa Ian atal!! Atal!!!!"

"Coba jelasin pelan pelan sayang."

"Ma-mata tan tadi-tadi tata ladi dambal. Telus telus, hiks—ntal dulu deh Dad,"

Anak mereka itu diam sebentar dan menyingsringkan ingusnya itu di kaos hitam Rivael.

Audrey menahan tawa sedangkan Rivael memandang malas istrinya itu.

"Potona, dede natal dudaaaa. Maca, dede Alil pipiss di keltas gambal aku, hiks hiks."

Audrey pusing segera ia turun kebawah dan melihat ruang tamunya itu.

Terlihat anak anak yang jauh lebih besar dari Azrellia itu sedang meneruskan kegiatannya masing masing.

Audrey menepuk jidatnya pelan.

"Demi apa! Riv! Telfon ortunya aku udah nggak kuat liat ini semua," dramatis Audrey.

Gimana enggak? Krayon di mana mana, percikan air bersama cat air sudah jauh dari tempatnya.

Audrey melotot manakala anaknya yang masih kecil berumur satu tahun itu memakan krayon.

"CLEO PATRIC AURI!!"

Audrey berlari dan menggendong anaknya itu lalu segera mencuci tangan anak nya itu dan membersihkan mulut nya dan mengajak anak itu untuk minum lalu mengganti popoknya.

Rivael yang di tinggal sendiri oleh istri nya itu bingung.

"Kaka turun dulu deh," ujar Rivael dan menurunkan anaknya itu.

Azrellia segera berlari dan merebut kertas gambar dari anak cowok yang umurnya lebih tua beberapa tahun dari nya.

Cowok itu seketika tertawa melihat wajah temannya itu.

"Kok jelek banget sih, Zrel?" Goda nya dan segera mengandung gelak tawa di ruangan itu bersama anak anak lainnya tak peduli dengan adanya kedua orang tua Azrellia.

Azrellia pergi seraya menangis kembali. Anak itu sesenggukan di depan Rivael dan menunjukkan kertas gambarnya yang sudah hancur terkena pipis adiknya yaitu Cleo.

Rivael mengsedih melihat gambar anaknya yang tadinya bagus malah jadi jelek gini.

"Sini Daddy buang aja ya kertasnya," ucap Rivael dan tanpa persetujuan anaknya cowok itu membuang gambar anaknya.

"DADDY TENAPA DI BUANG!!!!" Jerit Azrellia tambah kejer.

Seketika Audrey menjewer kuping suaminya itu.

"Bagus, bagus!! Bisa bisanya bikin anaknya nangis mulu," omel Audrey.

"Aduh aduh!! Ampun!!!" Ringis Rivael begitu kupingnya di jewer oleh sang isteri.

"Belegeg maneh! Kenapa keras nya di buang coba??!," Serobot Audrey kesal.

"Pegang nih anaknya," lanjut nya dan Rivael pun mau tak mau hanya diam dan menggendong anaknya yang paling kecil itu.

"Kasian kertasnya udah jelek gitu. Daripada bikin anak sedih mending dibuang aja kan sekalian," jawab Rivael beberapa detik kemudian dengan enteng.

Audrey menatap sengit dan menghampiri anak dari sahabat nya itu.

"Sayang, bisa tolong telfonin bunda kamu nggak?," Tanya Audrey kepada anak Zaskia yang bernama Saskya.

Saskya yang berada disamping anak dari Alex itu mengangguk.

"Tunggu ya." Jawab anak itu seadanya.

Rivael menghampiri dan menatap istrinya itu lamat.

"Pada enggak diangkat, Yang," kasih tahu Rivael.

Audrey mendengus dan mengibaskan tangannya. "Gak bakalan bener ini mah! Kacang lupa kulitnya emang tuh pada!"

Masalahnya kini semua anak dari sahabat nya itu tengah berkumpul di rumah nya karena entah mengapa para pasutri itu kompak sekali menitipkan anaknya kepada mereka sebab, Gian berkata:

"Berhubung anak kalian udah dua dan kita semua baru dikit izinkan kita semua untuk berusaha membuatnya lagi pada hari ini. Jadi kita titip anak anak kita ya?"

Jahanam!

Yang di maksud dikit itu adalah mereka ingin menambah lagi. Padahal diantara mereka pun sudah ada yang mempunyai anak dua sama sepertinya.

Dan Audrey tak menyangka akan serumit ini.

Satu satu nya cara yang bisa dilakukan kini adalah—

Audrey mengambil toa di dalam etalase rumahnya itu lalu berjalan keluar gerbang dan berdiri di tengah tengah jalanan perumahan yang ia tempati.

"WAKTU BIKIN ANAKNYA UDAH ABIS! TOLONG YANG NGERASA PUNYA ANAK DI AMBIL YA DI RUMAH GUEEE! SEKALI LAGI GUE MOHON KELUAR GUE ITUNG SATU SAMPE TIGA KALO KAGA KELUAR GUE BAKALAN BILANG KE MASING MASING ANAK LO PADA—"

"WOI! MATIIN TOANYA GILA!" Syok hebat Gian.

Audrey menatap sengit Gian yang berdiri di lantai tiga balkon rumahnya.

"TURUN LO PADA!" Amuk Audrey tak memperhatikan Gian yang kini mukanya terlihat lelah.

Geli banget ga si?

Satu persatu suami dari para sahabat nya itu keluar dengan ekspresi muka yang berbeda beda.

Alex berdiri dan menatap Audrey lama lalu cowok itu kembali masuk ke dalam rumahnya lagi. Udah gitu doang? Sialan emang, pikir Audrey.

Samuel menatap malas sepupu nya itu. "GUE MANDI DULU SAMA FERISHA," Teriak Samuel menyusul lalu mendobrak pintu balkon kamarnya itu.

Audrey ingin tertawa.

Nino dan Nano dengan kompak berjalan masuk ke arah kamarnya lagi dengan langkah gontai.

Terlihat Zazkia yang sedang membuka kunci gerbang rumahnya itu, cewek itu menghampiri Audrey.

Audrey lega.

"Anak ku masih ada di dalem?," Tanya Zazkia.

Audrey mengangguk lesu.

Zazkia masuk ke rumah Audrey diikuti Audrey.

"Sayang pulang, yuk!" Ajak Zazkia.

Saskya tersenyum dan mengangguk.

"Makasih ya, Drey," tulus Saskya yang dibalas deheman oleh Audrey.

Saskya berjalan kearah Bundanya itu lalu melenggang pergi dari rumah Audrey.

Davian menatap Saskya lamat namun yang ditatap tak sedikit pun melirik kepadanya.

Cowok itu mendengus.

"Tante! Davian balik dulu," ujar Davian anak dari Alex.

Audrey mencegah lelaki yang usianya sudah 10 tahun itu.

"Jangan dulu ya!"

Namun Davian tetaplah Davian. Cowok itu tetap melenggang pergi dari hadapan Audrey.

Dalam hati Audrey menertawakan nasib sahabat nya itu. Bagaimana jika ketahuan?

Azrellia menatap Mommy nya itu.

"Mom. Aku itut Abang Alil, ya?," Tanya Azrellia.

Sedangkan Aril anak dari Gian itu memasang wajah konyolnya.

"Gak! Kamu gak boleh ikut aku!" Pura pura Aril.

Rivael menepuk pelan pundak Aril. "Gak boleh gitu sama calon kok gitu," goda Rivael seraya mengangkat alisnya tersenyum.

Aril Vlerio Piero itu tertawa ngakak. "Mana ada si Om, yakali Aril suka sama anak kecil?," Balasnya meledek seraya melirik lembut Azrellia.

Audrey mendecih. "Memangnya situ umurnya berapa?," Tanya Audrey ikut ikutan.

Aril mengidikkan bahunya tak tahu. "Nggak tau lupa deh males ngitung. Kata Daddy gak perlu mikir soal umur, toh nanti juga bakalan mati," jawab Aril kelewat enteng.

Seketika Rivael tertawa. "Gak gitu juga konsepnya, Tarno!"

Aril seketika teringat sesuatu. "Eum, katanya Tante Audrey itu mantan dari almarhum kembarannya Om Rivael, terus Om Rivael itu mantan dari Tante Chatrine. Apa bener begitu?," Interogasi Aril tiba tiba.

Audrey diam membeku. "Siapa yang bilang gitu?," Tanya Audrey tak main main.

Merasa melakukan kesalahan cowok itu lebih bilang dari pada meminta maaf. "Daddy hehehe," jujur Aril.

Audrey mendengus. "Gak perlu tau kamu masih kecil," jawab Audrey akhirnya.

"Kak Alil ayo cepetan! Masa gitu aja lama benel sii," kesal Azrellia.

Aril menatap Azrellia lamat. "Mau ngapain ikut aku? Bukannya main aja sama Dede Cleo," pancing Aril.

Terlihat cewek kulit putih susu dengan muka polos nya itu datang menghampiri bersama antek anteknya. Anak itu bernama Mona Ratu Aurora Alexander.

"Aunty! Ayah kapan kesini nya, ya?," Tanya anak dari pasangan Samuel dan Ferisha.

"Mona Ratu yang paling cantik—" suara itu berasal dari anak kembar nya Fana yang cowok, Fathan Damian Marley namanya.

"ASSALAMUALAIKUM YA AHLI MAYAT!!!" Teriak tamu tak diundang setengah diundang.

Ferisha menghampiri anaknya itu. "Ya ampun sayang, kamu nggak papa kan?," Tanya Ferisha over.

Ratu menggeleng, Samuel mengangkat putri nya itu dengan perasaan sayang.

"Nggak papa nggak papa. Ada juga anak gue yang ditanyain nangis tadi!" Gerutu Audrey sebal.

Gian menyentil kening anaknya itu. "Bikin ulah lagi kan kamu?," Todong Gian.

Charly menatap anaknya itu tegas.

"Peace Daddy, Bunda hehehe. Gak sengaja bener deh," jawab Aril garing.

"Gak ada peace peace an! Karena Bunda apalagi Daddy mu itu suka sekali yang namanya keributan," sahut Charly.

Aril menatap malas. "Yaudah. Ribut aja kalo gitu," ungkap Aril kelewat santai.

Alex dan Monica menghampiri bersama anaknya.

"Lo balik lagi, Dav?" Tanya Aril SKSD.

Davian hanya menatap sinis lalu muncul ditengah tengah Aril dan juga Azrellia. Mengasih jarak.

Rivael tertawa dan berbicara kepada Cleo. "Cleo nanti kalo direbutin sama cewek jangan mau, ya," kode Rivael sedangkan Cleo seolah olah mengerti dia tersenyum.

Aril menatap datar Davian. "Oke. Saskya buat gue!" Bercanda Aril yang mengundang gelak tawa semuanya.

Sedangkan Saskya menatap Aril sebentar lalu menunduk malu. Davian yang melihat itu hanya diam.

"Saskya aja gak mau sama gue apalagi sama lo," celetukan dari anak Alex itu mengundang tatapan tanya dari mereka semua.

"HADUH!!! MASIH KECIL AJA UDAH MAIN REBUT REBUTAN CEWEK!! ANAK SEGINI TUH HARUSNYA REBUTAN MAINAN," Teriak Aksa lantang sedangkan Kitty menyetujui ucapan anaknya itu.

"Halah! Bilang aja iri karna gak ada yang mau. Siapa suruh bisulan," ledek Cantika Klestia Nayla anak pertama dari Fana.

Kitty tertawa begitu pula juga dengan Fendi. Mungkin karena nama Aksa ada Privisul nya ntah dari mana bisul di hidung anaknya itu kerap sekali muncul.

Sepengaruh itu, ya?

Jupiter George Mexi yang merupakan anak dari Delwyn dan Chatrine itu tertawa lalu diam. "Aku punya tebak tebakkan nih buat kalian semua," ujar Jupiter yang dimana selalu mengerjai mereka semua sebelas dua belas dengan Aril.

"Jangan curang, loh!" Sahut Vanilla Kezia Karamel yang merupakan adik kembar dari Fathan.

"Kagak kok. Tebak nih ya. Hewan—hewan apa yang kepalanya di kaki, bulu nya di kaki, tangannya di kaki, trus badannnya juga di kaki?" Tanya Jupiter.

Davian tertarik. "Kaki seribu?" Tanya Davian yang mengandung tawa kecil Azrellia. Aril yang melihat itu sedikit kesal.

"Salah!"

Mereka semua berpikir, jawaban mereka utarakan silih berganti bahkan orang tua mereka pun ikut ikutan.

"Salah. Semua salah! Nyerah nggak nih?"

"Jawabannya adalah—hewan keinjek! Karena kalo keinjek kan semuanya ada di kaki."

Beberap dari mereka tertawa merasa lucu.

Poppy Sovia Purply anak dari Angel itu menyahut terlalu sebal. "Trus kalo lo injek gajah, gajahnya juga yang ada di kaki lo gitu? Nggak mungkin lah paling lo yang penyek," sarkas Poppy yang anaknya selera humornya itu tinggi.

Jupiter memutar bola matanya malas. "Yang selera humornya bukan sekita pergi jauh jauh deh!" Usir Jupiter kesal.

"Kenapa? Kenapa nama lo kagak Jupinter aja biar otak lo pinter juga? Siapa tau ngaruh juga kayak Aksa ada Privisul nya beneran ada bisul nya di muka," ucap Nathaniel Damian anak dari Fani.

Thalia Princess Caleta yang merupakan kembaran dari Nathan itu mengangguk cepat pertanda setuju.

"Aku mau nanya deh," tanya Azrellia.

"Kenapa kalo kentut gak belbunyi itu bau?? Telus kalo yang belbunyi itu nggak bau?" Tanya Azrellia.

Lihat selengkapnya