Einhorn bangkit dari duduknya dan menampar pipi Fillan dengan tangan kanannya yang sudah berubah menjadi tangan manusia serigala.
Wajah remaja itu mengarah ke lantai. Tetesan darah segar mengalir deras dari pipinya yang terluka. Secara perlahan, luka yang menganga itu kembali menutup dan hanya meninggalkan beberapa garis yang sangat halus di kulitnya yang pucat.
“Apakah kekerasan terhadap remaja di lingkungan sekolah bukan suatu kejahatan di kota ini!?” Desis Fillan memendam amarah dengan senyuman. “Kau harus menahan emosimu, Pak Walikota.”
“Saat ini, aku masih menahan emosiku, Forester.” Einhorn melepas jas-nya, seketika itu juga tubuh kurusnya berubah perlahan menjadi sesuatu yang bukan manusia. “Sudah terlalu lama kau mejadi parasit yang menodai kehormatan keluarga Greyling. Aku akan menyingkirkanmu dari kawanan ini untuk selama-lamanya.”
Seketika itu juga, sang walikota berubah sepenuhnya menjadi manusia serigala. Tangan Einhorn terangkatdan siap menampar Fillan yang mengambil ancang-ancang untuk menghindar dan melakukan serangan balik.
Tetapi…
Gubrakkk…!
Pintu terdobrak.
Selina Greyling yang sudah berubah menjadi manusia serigala menerjang masuk dan melempar Einhorn begitu saja dengan hempasan tangannya.
“Berani sekali kau menyakiti Fillan!” Jerit Selina saat dia kembali ke wujud manusia. “Dia milikku! Menyakitinya berarti kau meyakitiku!”
“Miss Greyling, tidak seharusnya kau merubah wujudmu saat siang hari.” Riddle bangkit dari duduknya. “Apalagi di depan sana ada Miss Kassin. Dia bukanlah…”
“Oh, maksudmu manusia itu.” Selina tertawa. “Tenang saja. Aku telah mengurusnya.”
“Apa!” Fillan bergegas keluar. Kedua kakinya terasa lemas saat melihat apa yang terjadi dengan sekretaris berwajah cantik itu. “S-Selina…, kenapa kau melakukan itu? Apa sih yang salah dengan dirimu!?”
“Apa yang salah?” Wajah Selina menampakkan kalau ia sama sekali tidak mengerti. “Saat mendengar pengumuman kau dipanggil ke kantor kepela sekolah, naluriku mengatakan kalau dirimu akan terancam bahaya. Aku panik. Aku harus meyelamatkanmu. Aku…”
“Tapi bukan berarti kau harus membunuhnya, Selina!” Bentak Fillan.
“Mr. Forester!” Dengan susah payah Einhorn bangkit dari lantai. “Lancang sekali kau membentak Miss Greyling. Kau ini…”
“Diam, Einhorn!” Selina berkata dengan merapatkan gerahamnya. “Sekali lagi kau mengancam Fillan, aku akan mencabut jantungmu dan memakannya di depan matamu sebelum kau sempat berkedip.”
”Maaf, Miss.” Einhorn meundukkan kepalanya dengan hormat.
“Kenapa pula kau memanggil Fillan ke sini? Asal kalian tahu saja,pembantaian semalam adalah ulahku dan bukan dia.” Selina kembali berkata. “Bila kau ingin menyalahkan seseorang, maka kalian seharusnya menyalahkan aku.”
“Kami tidak mungkin melakukannya, Miss.” Spinner menundukkan kepalanya. “Anda adalah alfa. Kami tidak sebanding dengan anda.”
“Oh ya.” Selina kembali tertawa. “Seandainya aku mengatakan, bahwa kita tidak seharusnya bersembunyi di antara manusia. Maksudku…, hahahaha.. kita adalah pemangsa dan mereka hanyalah buruan. Apa kalian akan menurut?”
“Kami tidak menyarankan itu, Miss.” Jawab Einhorn. “Tapi kalau memang itu yang anda inginkan, maka kami tidak kuasa menolaknya.”
“Benarkah…?” Selina tertawa terbahak-bahak. “Dasar sekumpulan orang tua menyedihkan. Karena kejadian semalam, kalian berniat membunuh Fillan, walau pun dia tidak bersalah. Tapi saat aku mengaku kalau aku yang melakukannya, kalian langsung bersikap seperti anjing kalah dengan ekor terlipat di depan selangkangan? Kalian membuatku muak!”
“Seperti yang aku katakan, anda adalah alfa.” Einhorn menjawab. “Sedangkan Forester...”
“Seandainya Fillan adalah pasanganku, kalian akan menghormatinya, iyakan?”