Fita sudah tahu hari ini akan datang, hari dimana ia akan terperangkap lagi di dalam sangkar emas yang dibuat oleh seseorang.
Dan disini lah ia, di depannya seorang pria tengah berdiri dengan angkuh, sementara temannya yang lain menatap kagum pria itu.
"Sudah saatnya pulang," Ucap pria itu.
Dirgantara atau biasa dipanggil Dirga, pria berusia 28 tahun yang berstatus sebagai kakak tiri dari Fita. Bagaimanapun caranya pria itu akan tetap berusaha membawa pulang adik tirinya ini. Walaupun harus ada yang terluka, ia tidak peduli.
Fita tersenyum meremehkan, ia tidak akan pernah pergi ke sana. Ia akan berjuang sekuat tenaga agar tidak kembali ke rumah itu lagi, kepada orang-orang yang bersamanya saat ia kecil.
Orang yang sudah merubahnya menjadi sakit.
"Pulang ke mana?"
"Fita, jangan membuatku menyakiti orang di sekitarmu," Geram Dirga.
Gadis itu berdiri dari duduknya, menatap Dirga dengan penuh keangkuhan yang sama dengan pria itu. Mata gadis itu berkilat emosi, tidak sedikitpun terlihat rasa takut.
"Aku gak takut, mereka bukan orang berarti untuk ku."
Seluruh pasang mata menatap ke arah mereka, terutama saat Fita mengucapkan bahwa mereka semua tidak berarti untuknya.
"Bukan mereka yang aku maksud."
Pria itu menyeringai, dan memberi kode anak buahnya untuk memberikannya sebuah map. Dirga melempar barang tersebut ke depan Fita. Gadis itu menatap tajam pria didepannya.
"Siapa yang kamu maksud."
Pria itu menyunggingkan senyum, bukan jenis senyuman ramah tetapi senyuman sinis. Tangan gadis itu terkepal di samping tubuhnya, kepalanya berdenyut menahan emosi.
"Pikirkan baik-baik, aku tahu kamu tidak akan gegabah," Ucap Dirga sambil berlalu meninggalkan Fita dalam keadaan emosi, dan kelas dalam suasana tegang.
Diambilnya map itu dengan kasar, dan gadis itu berlari ke rooftop. Dadanya bergemuruh melihat isi map yang di berikan oleh kakak tirinya itu. Pria itu sedang tidak main-main. Fita terduduk lemas, ia tidak ingin menyakiti orang yang ia sayangi lagi. Setelah wanita itu, Fita tidak ingin ada lagi yang terluka karenanya.
.
.
.
.
.
.
Fita memutuskan untuk membolos hari ini, ia perlu menyusun rencana untuk menyelamatkan orang satu-satunya yang peduli padanya. Gadis itu menatap lemari yang berisi berbagai macam senjata tajam, dan ia memilih menggunakan Fixation bowie. Pisau andalan gadis itu, pisau buatan amerika ini akan membantunya menyelamatkan Desi.