Writing is My First Love

d Curly Author
Chapter #3

Sharing Berkualitas

Sebagai karyawan baru, Eve bekerja dengan semangat baru, ia sangat giat. Setelah bekerja selama sembilan bulan, Eve mendapat undangan trainingProfessional Writing Skills‘ dari Divisi Pengembangan SDM, yang akan dimulai pada hari Rabu mendatang.

Ia terpilih sebagai salah satu peserta, mewakili unit kerjanya. Rupanya buletin yang pernah ia buat tiga bulan sebelumnya menarik perhatian. Tidak sia-sia Eve mengerjakannya dengan segenap hati. Padahal waktu itu tidak ada iming-iming training atau imbalan lainnya.

Di perusahaan tempat Eve bekerja, ada acara bulanan yang namanya ‘Sharing Berkualitas’. Kegiatan itu diselengggarakan tiap unit kerja dalam rangka berbagi ilmu.

Tiap karyawan harus melakukan presentasi secara bergilir membahas issue-issue seru seputar soft skill maupun hal-hal teknis seputar pekerjaan. Tujuannya agar setiap karyawan mau berbagi ilmu guna kemajuan sumber daya manusia (SDM) perusahaan. Hal ini juga berguna untuk melatih kemampuan presentasi setiap karyawan.

Sebagai karyawan yang paling junior di bironya, Eve pernah ditodong menggantikan seniornya untuk presentasi di acara ‘Sharing Berkualitas’ keesokan harinya. Untung pekerjaan itu bisa ia bawa pulang. Eve ingat, kala itu ia terpaksa lembur sambil menahan kantuk hingga pukul 03:30 subuh guna membuat bahan presentasi.

Sebenarnya membuat presentasinya sebentar, yang lama adalah proses mencari idenya. Setelah sibuk mencari ilham akhirnya Eve mendapat ide untuk membawakan topik layout yang ia sukai.

Pada pukul 05:30 Eve terbangun dan tidak dapat tidur lagi, sehingga ia hanya sempat tidur selama dua jam. Setengah jam sebelum presentasi dimulai, Eve mati-matian menahan kantuk karena harus mempresentasikan materi hasil jerih payahnya semalam suntuk.

Syukurlah presentasi berjalan dengan baik. Setelah itu ia juga diminta untuk membuat laporan kegiatan dalam bentuk buletin yang akan diterbitkan dalam bentuk digital di majalah elektronik perusahaan, yang bisa dibaca dan dipelajari oleh segenap karyawan di perusahaannya.

***

Tibalah ia di hotel yang menjadi tempat training dilangsungkan, setengah jam sebelum acara dilangsungkan. Semua peserta terbaik dari setiap divisi akan berkumpul di sini.

Ketika memasuki ruangan training, Eve menemukaan para peserta sudah duduk manis di beberapa meja bundar yang tersebar di ruangan, seperti layaknya acara gala dinner.

Eve menyapukan pandangannya ke seluruh penjuru ruangan. Kursinya berjumlah kira-kira lima puluh orang. Saat itu setengah dari jumlah kursi sudah terisi. Sejauh mata memandang, tidak ada yang ia kenal. Eve menempati salah satu kursi di meja yang terletak di bagian tengah. Salah satu peserta mengajaknya berkenalan.

“Hai, saya Anya dari divisi keuangan,“ sapa seorang Ibu berusia paruh baya.

“Saya Eve dari divisi kreatif,” jawab Eve sigap.

Eve pun ikut menyalami semua orang, ada Bapak Januardy dari divisi logistik, Stefya dari divisi marketing, Ibu Lillyani dari divisi administrasi, Mba Haeny dari divisi sistem dan prosedur, serta Mas Ryus dari divisi pengembangan bisnis.

Tak lama, acara pun dimulai, pengajarnya berasal dari sebuah lembaga training yang didirikan oleh seorang penulis puluhan buku bestseller yang sudah sering diundang menjadi pembicara di event-event nasional.

Sang pengajar sendiri merupakan seorang dosen Bahasa Indonesia sekaligus seorang freelance copywriter yang sudah berkecimpung di dunia kepenulisan selama sepuluh tahun. Beliau memperkenalkan dirinya dengan nama yang cukup unik, Seabastian.

“Bapak Ibu sekalian ngga salah denger nama saya. Nama saya memang Seabastian, biasa dipanggil Bastian. Ibu saya yang kasih saya nama ini, karena beliau paling seneng ke laut, jadi nama anaknya ada unsur-unsur lautnya,” ujarnya menutup sesi perkenalan.

Pak Bastian membuka kelas pagi ini dengan sebuah pertanyaan, ”Siapa di antara kalian yang sering menulis?”

Seorang peserta di meja sebelah mengangkat tangannya, “Saya sering Pak, sebagai orang produk saya harus mendeskipsikan produk yang saya ciptakan.”

“Terima kasih responnya Bu, yang lain bagaimana?” tanya Pak Bastian lagi.

Lihat selengkapnya