Setelah menjalani masa percobaan selama setahun, Eve berhasil diangkat jadi karyawan tetap. Kini ia seorang Junior Graphic Designer. Eve sangat bersyukur, sebab menurut kabar yang beredar, ada sekitar tujuh orang karyawan magang yang tidak mendapat perpanjangan kontrak.
Pada hari pertama ia bekerja sebagai karyawan, semua pekerja yang baru diangkat menjadi karyawan tetap dikumpulkan. Jumlahnya ada sekitar dua puluh orang. Di hari perdana ini, para karyawan yang baru diangkat diberikan pelatihan khusus sebagai pembekalan karyawan baru.
Tepat jam 8 pagi, seorang pria berusia paruh baya membuka acara pelatihan tersebut. Eve jadi tahu beliau adalah Bapak Jouhand, seorang senior dari tim pengembangan SDM, yang bertugas sebagai coach sekaligus mentor bagi para karyawan baru.
Beliau pula yang akan memandu seluruh sesi di pelatihan hari itu. Setelah beliau memperkenalkan dirinya, para karyawan baru dipersilakan untuk saling memperkenalkan diri.
Sebagai pembukaan, Pak Jouhand memaparkan tentang visi dan misi perusahaan tempat Eve bekerja.
“Mungkin banyak dari kalian yang sudah pernah dengar apa itu visi misi. Setiap perusahaan pasti punya visi dan misi. Ada yang tahu apa itu visi misi?”
Para karyawan baru tersebut saling melirik satu sama lain. Tapi tidak seorangpun berani menjawab, termasuk Eve.
Pak Jouhan kemudian menjelaskan bahwa visi merupakan suatu gambaran arah dan tujuan suatu perusahaan, rencana dalam jangka panjang yang ingin dicapai oleh sebuah perusahaan. Singkatnya, visi adalah tujuan hidup perusahaan, alasan kenapa perusahaan itu dibangun.
Sedangkan misi adalah cara yang dilakukan untuk mencapai visi. Penting bagi para karyawan untuk tahu agar memberikan dukungan bagi perusahaan.
Pak Jouhand kemudian mengeluarkan sebuah dus dari dalam tas besarnya, yang tampak seperti permainan puzzle. Eve berpandangan dengan newcomer lainnya.
Memang benar ternyata, saat isi dus tersebut dikeluarkan, ada sebuah puzzle berukuran cukup besar. Puzzle yang tadinya sudah tersusun rapi tersebut, diacak-acak oleh Pak Jouhand.
“Sekarang, kalian harus menyusun puzzle ini bersama-sama sampai utuh kembali. Kalian hanya punya waktu sampai jam 12.”
Beliau melanjutkan, “Kalo puzzlenya belum tersusun sampai batas waktu yang ditentukan, status karyawan tetap kalian hanya sampai bulan depan.” Ucapan beliau sontak membuat semua orang yang ada di ruangan itu tersentak. Beberapa orang bahkan sempat protes.
Bukannya menanggapi, Pak Jouhand malah tersenyum dan berkata, “Kerjakan sebaik-baiknya ya.”
Kedua puluh karyawan baru ini kemudian berkerumun mengelilingi meja tempat kepingan puzzle tersebut berserakan.
Beberapa mulai mencoba menyusun puzzle. Ada pula yang memberi instruksi. Sementara sisanya hanya berdiri memperhatikan mereka yang mencoba menyusun atau mengobrol.