“Apa? Calon istri? Halu lo ya?” dahi Revano mengernyit, dan dia sempat tertawa sekilas mendengar ucapan dari Dayna kalau dirinya adalah calon istri Alan.
“Terserah deh, yok kita pergi Naomi,” balas Dayna lalu berbalik membelakangi Revano, kemudian berjalan bersama Naomi menjauh dari kawasan asrama.
...o...
Jam yang menempel di dinding kamar asrama Mella, dan Tika dengan desain imut berbentuk kucing itu menunjukkan pukul satu siang. Mereka berdua menunggu Kirana, dan Safira yang masih berada di kampus fakultas farmasi untuk kelas musik. Mella duduk di kursi kayu coklat di depan meja berbahan plastik yang berada di tengah kamar asramanya, sedangkan Tika sibuk di kamar mandi untuk mencuci bajunya, dan baju Mella.
“Wong yo wes perawan sek ora bisa ngumbah klambine dewe, ya leren aku sing ngumbahno, lek dijarno wae numpuk dadi sak kamar. Wes ayu lah ya kok ora bisa ngumbah klambine dewe,” ucap Tika dari kamar mandi dengan logat jawanya yang kental. Memang sengaja agar Mella yang berasal dari Aceh tidak mengerti bahasanya yang sedang mengeluh karena Mella tidak bisa mencuci bajunya sendiri.
“Lo bilang apa Tik? Gue enggak paham,” sahut Mella dengan pandangannya yang fokus membaca buku novel remaja berjudul AFTER karya Anna Todd.
“Enggak lagi bilang apa – apa, Mel,” balas Tika dari dalam kamar mandi degan suara cemprengnya.
“Terus tadi lagi ngapain?” Mella mengalihkan pandangannya ke arah kamar mandi.
“Lagi nyinden,” jawab singkat Tika dengan tangannya yang masih mengucek baju di dalam ember dengan busa sabun yang mengembang.
Mella tidak lagi membalas ucapan Tika. Mella kembali fokus membaca novel remajanya berjudul AFTER yang dia pinjam di perpustakaan fakultas keperawatan. Mella lebih menyukai meminjam buku di perpustakaan fakultas keperawatan daripada fakultas farmasi karena perpustakaan fakultas keperawatan lebih banyak menyediakan novel bergenre fiksi remaja kesukaan Mella.
Selang beberapa menit, saat jarum jam bermodel kucing yang menempel di dinding kamar asrama Mella, dan Tika menunjukkan pukul satu lebih lima belas meni, Tika keluar dari kamar mandi bersamaan dengan pintu kamar asrama Mella, dan Tika yang terbuka menampakkan Safira, dan Kirana yang berada di serambi pintu.
“Hai guys,” sapa Safira lalu melangkahkan kakinya masuk ke dalam kamar asrama Mella, dan Tika diikuti Kirana.
“Tadi samar – samar gue denger Mella teriak nyuruh aku sama Safira untuk datang ke kamar lo berdua, ada apa?” tanya Kirana lalu duduk di kursi depan Mella.
Safira juga mendaratkan bokongnya di kursi sebelah Kirana.
“Gue mau bilang sesuatu sama kalian berdua,” ucap Mella setelah melihat Tika duduk di sebelahnya. Kini mereka seperti tengah melangsungkan konverensi meja kotak.
“Jadi gue pengen menghapus web.gosip,” lanjut Mella, seketika bola mata Safira, dan Kirana membulat bersamaan dengan dahi mereka yang mengernyit.
“Menghapus? Kenapa?” tanya Kirana dengan alisnya yang terangkat. Memang terdengar aneh bagi mereka saat Mella yang tiba – tiba berkata kalau dirinya ingin menghapus web.gosip yang pembuatnya sendiri tidak diketahui siapa.
“Gue udah capek denger gosip yang enggak – enggak tentang gue, apalagi kalau sampai melibatkan kalian. Gue kasihan aja kalau nama kalian juga ikut jelek seperti gue.” Pandangan Mella ke arah ujung meja sembari mulutnya yang berucap.
“Eiittt tunggu – tunggu, kalau memang lo pengen menghapus web.gosip, bagaimana caranya? Kita aja enggak tau siapa yang membuat web.gosip itu,” sahut Safira seketika pandangan Mella menjurus padanya.
“Maka dari itu, gue minta tolong sama kalian untuk memikirkan bagaimana cara menghapus web.gosip itu,” balas Mella dengan bola matanya yang sedikit membulat.
“Tapi Mella, sepengetahuan gue, nggak ada cara buat menghapus web milik orang lain kecuali kalau web itu milik lo sendiri,” ujar Tika, kemudian mereka berempat saling bertabrak pandang sesaat.
“Kecuali kalau lo itu ahli IT dan bisa membobol web itu, paham ga sih? Semacam hacker – hacker gitu yang tiba – tiba bisa membobol hp orang lain yang hanya berbekal ilmu IT,” sahut Safira tiba – tiba, lalu memfokuskan pandangannya ke arah Mella.
“Itu artinya kita merusak web itu, secara otomatis namanya bukan hacker melainkan cracker yang mengarah pada hal – hal yang ilegal.” Dahi Kirana mengerut bersamaan saat itu berkata.
“Tapi secara tidak langsung tujuan kita untuk kebaikan agar tidak banya gosip hoax yang terus menyebar lewat web.gosip itu.” Manik mata Safira menjurus ke arah Kirana.
“Meskipun begitu, kita tetap melakukan hal yang ilegal dengan merusak karya orang lain walaupun sebenarnya tujuan kita adalah untuk kebaikan,” balas Kirana, kini Safira, dan Kirana saling bertabrak pandang.
“Benar kata Kirana, kita akan kena pidana jika melakukan hal itu,” ucap Tika lalu terdiam sesaat. “Tujuannya memang baik tapi jika dalam mewujudkan kebaikan itu dengan cara yang tidak baik, itu akan sama saja tidak baik.”
“Waahhh, kini mode tubuh Tika berubah jadi bijaksana.” Kirana tertawa ringan lalu kembali diam.
“Jadi, apakah ada cara lain untuk menghapus web.gosip itu?” tanya Safira sedikit memberi penekanan.