Hari sudah mulai gelap Nicole baru sampai dari bogor dia langsung menemui teman yang sudah menunggunya dari tadi siang. Mereka berkumpul disalah satu meja kantin ruangan VVIP dimana disana merupakan kantin tersepi karna itu merupakan kantin yang baru dibuat,bahkan tidak ada penjula sama sekali disana. Hanya ada 2 orang yang Sandra, dan Marlo. Nicole berjalan kearah lain untuk mengambil kursi, namun langkahnya terhenti ketika Bagas mengegam lenganya dan berkata jika dia yang akan mengambil kursi tersebut. Nicole berjalan kearah meja yang sudah dipenuhi oleh wartawan-wartawan, tentu saja tanpa kamera. Nicole berdiri sambari menunggu Bagas membawakan kursi untuk mereka berdua. Tak berlangsung lama Bagas memberinya kursi dan mereka mulai duduk disana.
“Info apa yang lue bawa buat kita?” tanya Marlo
“Gue mau tahu dulu darimana kalian tahu masalah Shani dan Wulan di Sosmed?”
“Gue tahu dari Marlo, dia yang nyelidikin berita ini tapi gak mau dia upload tempatnya dia” tatapanya kini berbalik ke Marlo yang terdiam mematung.
“Gue bisa jelasin Nik. Gue lagi belajar sesuatu hal baru, gue milih penyelidikan Shani dan Wulan karna bulan lalu Wulan suka sindir-sindir tentang artisnya, dan penasaran gue makanya gue-”
“Lue tahu ada masalah antara Shani dan Wulan tapi lue gak kasih tahu gue? Kenapa? Lue disuruh siapa Lo? Lue butuh duit lebih atau gimana?”
“Gak semuanya tentang duit Nik” tegas Marlo
“Eh! gue kesini bukan buat dengerin kalian berdua ribut ya, gue kumpul disini buat dapetin info kondisi Shani” kata Sarah
“Ada penyumbatan di kepala belakang Shani, kemungkinan itu karna pukulan benda tumpul, dia baru dioprasi kemarin dan sampe sekarang masih koma”
“Jadi Shani beneran gak bunuh diri?”
“Kakak gue gak bakal ngelakuin hal-hal kayak gitu. Dia berusaha dibunuh bukan bunuh diri”
“Kita dari pihak polisi masih seledikin kasus ini” ucap Bagas
“Itu info yang bisa gue kasih ke kalian. Sekarang gue mau minta tolong ke kalian please tinggalin gue sama Marlo disini, termasuk lue Gas” tatapan Nicole mengarah ke samping tempat duduknya.
Sarah wartawan dan Bagas meninggalkan meja yang menyisakan Marlo dan Nicole disana. Nicole terus menatap Marlo dengan tajam sampai Marlo sendiri yang akhirnya berbicara sudah berapa lama dia membuntuti Shani dan atas dasar apa dia membuntuti Shani. Nicole menelan savilanya begitu dia tahu jika Marlo sudah melakukan hal tersebut selama 3 bulan dan Nicole tidak mengetahuinya.
“Ini bukan soal uang Nic, ini cara gue biar bisa pindah ke News. Lue tahu kan gue selalu dapet tekanan dari bokap soal pekerjaan gue yang selalu ngejar-ngejar berita artis. Bagi bokap gue bikin berita artis itu gak penting Nic, cuma buang-buang waktu ajalah, nambah dosa lah. Lue gak akan pernah tahu rasanya Nic, lue gak pernah ada disepatu gue”
“Lue salah Lo, kita ada di sepatu yang sama kok, dan lagi ini berita tentang keluarga gue, lue anggep gue apa sih?”
“Tapi ini jalan satu-satunya yang bisa gue lakukan NIKI. Pak Galang yang kasih jaminan ke gue kalo gue bisa kulik kehidupan pribadi Shani bikin berita tentang dia gue bisa masuk ke News”
“Heh” kekeh kecewa Nicole “Dengan lue kulik kehidupan Shani itu artinya lue buka privasi yang udah dia jaga selama bertahun-tahun Lo, gue gak yakin deh kalopun lue berhasil bikin berita itu lue bakal diganti ke News apa engak” ucapan Nicole terhenti lalu tubuhnya condong ke depan lebih mentap Marlo tajam.
“Contohnya gue, kantor tolol itu kena somasi sama perusahan batu bara gue yang disaspen gak bisa pindah ke News. Mungkin itu juga bisa ke jadian di lue Lo. Shani bisa aja nuntun lue karna privasinya diusik, dan lue? Mereka itu licik Lo. Galang itu sama kayak Bapaknya”
“Gue gak punya pilihan Nic. Gue gak bisa-“ ucapan Marlo terhenti karna dia membayangkan akan tekanan yang dia hadapi saat dirumah “Gue cuma nyelametin hidup gue. Bokap gue gak kayak Nyokap lue yang ngebebasin lue pergi kemana aja yang lue suka, kerja dimana aja”
“Gue dibuang dari kelurga, kalo lue mau ngembandingin diri sama gue lue salah besar. Lue tahu gak lue tuh emang gak berani aja, Lue tuh cemen Lo,” kata Nicole sembari berdiri”Lemah”
“Eh ANJING!” ucap Marlo sembari menggebark meja “jangan pernah ngatain gue LEMAH YA” lalu ikut menyimbangkan Nicole berdiri.
“Lue emang LEMAH LO. LUE kayak ANJING yang nurut sama MAJIKANYA lue itu gak PUNYA PENDIRIAN! LUE LEMAH LUE GAK PUNYA PENDIRIAN SAMA SEKALI” Marlo menutup kedua kupingnya.
“Niki Stop, STOP STOP STOP” Nicole tidak berhenti mengatakan Marlo lemah. Sampai kesabaran Marlo habis lalu menampar Nicole. Mereka berdua sama-sama mematung Marlo melihat tanganya gemetar setelah menapar sahabatnya itu. Bagas yang melihat kejadian itu berlari menghampiri Nicole yang masih mematung memegang pipinya yang ditampar Marlo.
“Nik, Nik sorry gue gak maksud. Gue gak sengaja” kata Marlo akan meraih tangan Nicole namun ditepis oleh Nicole.
“Kita emang gak bisa temenan lagi Lo. Gue sama Lue udah beda, lue bukan Marlo gue lagi” kata Nicole lalu pergi meninggalkan Bagas dan Marlo dikantin itu. Nicole berjalan cepat masuk ke kamar inap Shani matanya masih merah emosinya masih meledak-ledak. Maharani yang baru keluar dari kamar mandi melihat salah satu anak perempuanya habis menangis seperti itu, tak tega lalu mencoba memeluknya, namun sayang Nicole masih tidak mau dipeluk.
“Today is bad day?” tanya Maharani.
Nicole tidak menjawab dia hanya menatap sedih Mamanya itu.
“Manusia itu bukan Tuhan Niki mereka juga bisa melakukan kesalahan, kadang mereka yang kita angap bisa jadi tangan Tuhan justru mereka yang menghiyanati kita. Cuma ada Tuhan yang kita percaya, jangan gantungkan kehidupan kamu ke manusia. Cuma dengan kasih sayang Tuhan kita berlindung. Niki jangan sedih lagi ya, ada Mama ada Tuhan yang selalu sayang dan bisa Niki percaya”
Nicole kemudian memeluk Maharani, dan Maharani membalas dengan mengelus punggung putrinya itu untuk menangkan Nicole.
“Anak Mama yang kuat ya nak”
*****
Galang sedari tadi duduk sambil melihat kamera bersama dengan Ayahnya mereka menabadikan moment pembelian saham 30% salah satu mobil luxury buatan Itali. Mereka berdua meminta terlihat tersenyum manis dan bahagia bersama para petinggi brend tersebut. Media kempunyaan mereka juga ikut serta diajak dan meliput peristiwa tersebut. Galang yang memasang senyum khasnya yang tetap cool menjadi pusat perhatian orang-orang serta media asing.
“This your son? Your son celebrity? Or model? ”