XOXO (Conspiracy & Song)

Tiwul
Chapter #4

Act 2#3

Pagi ini Nicole sedang mencari bukunya di lemari baju yang ada di kamar inap Shani. Maharani yang sedari tadi memperhatikan anaknya.

“Nyari apa sih pagi-pagi gini?”

“Baju Niki yang kemarin kemana ya Ma?”

“Udah Mama laundry kemarin ada si Sri dateng jadi sekalian aja Mama suruh”

“Ada liat baku aku gak Ma?”

“Mama simpen ditas kamu situ”

Nicole berjalan kearah tasnya dan mengabil handponenya lalu membuka aplikasi M-Banking miliknya. Saat hendak mentransfer uang Nicole melongo karna sisa saldonya tidak cukup untuk membayar kosanya. Dia ada simpanan di reksadana namun pencairanya membutuhkan waktu 3-6 hari, sedangkan Bu Titin tidak bisa di tolerin untuk pembayan kosanya. Nicole yang terlihat bingung apa yang harus dia lakukan sekarang.

“Kenapa lagi anak Mama” kata Maharani duduk disebelah anaknya

“Emm.. Niki boleh pinjem uang Mama gak? Uang di rekening Niki gak cukup buat bayar kosan, Niki janji kalo nanti Niki udah dapet kerja lagi Niki ganti uangnya”

“Niki, Mama kemarin sudah bilang mulai sekarang kamu dan Nini akan tinggal dirumah kita lagi, Mama gak akan izinin Niki atau Nini tinggal diapartemen atau kosan lagi”

“Ma.. Niki kan gak bisa tinggal disana, Niki bisa kok hidupin diri Niki. Ini sebenernya Niki ada tabungan kok di reksadana cuman kan Mama tahu kalo jual reksadana itu butuh waktu 3-6 hari”

“Mama gak mau denger alesan apapun Niki dan Nini harus tinggal sama Mama. Udahlah masalah kerjaan nanti Mama yang cariin kamu kerjaan baru, banyak kok client-client Mama dari Media Company”

“Iya tapi kan ajaran Papa gak gini”

“Niki sama Nini udah jadi anak Papa selalu nurutin kata Papa, sekarang Mama punya ajaran yang beda dengan Papa. Kamu tahu gak? Mama tuh suka nangis tiap malem karna kamu memutuskan untuk pindah keluar kota ikut ngekos di kosan bude Ambar. Mama tuh udah banyak kehilangan waktu dengan Niki, Mama kehilangan cerita masa SMA Niki, Pacar pertama Niki”

“Orang Niki gak pernah Pacaran”

“Marlo bukan Pacar?”

“Marlo temen kantor Niki aja Ma”

“Kalo Pak polisi yang sering sama Niki itu siapa?”

“Ma.. please deh, dia itu cuma ngebantuin Niki nyari tahu siapa orang yang udah nembak Shani”

“Ya Mama sih gak apa-apa ya, kalo kamu mau sama dia, keliatanya orangnya baik”

“Ma… Ya pinjemin Niki uang ya”

“Engak Niki HARUS tingal sama MAMA. Nanti Mama suruh Mas Nanang ambil barang-barang kamu dikosan” kata Maharani menghiraukan permohonan Nicole.

Maharani mengambil ponselnya lalu menelpon supirnya dan memintanya mengantar Nicole ke kosan dan mengambil semua barang-barangnya. Nicole kesal kerna dia tidak bisa lagi berada di kosanya. Namun dengan berat hati Nicole menerima itu semua dengan pertimbangan dirinya yang resmi menjadi pengangguran, dan mungkin tidak akan di terima di media manapun lagi karna sikapnya kepada Galang beberapa hari lalu.

Nicole diantar oleh supir Maharani yang akan membawanya ke kosan dan membereskan barang pribadinya. Setelah semuanya dimasukan kedalam dus Nicole baru menyadari ternyata barangnya begitu banyak. Sepertinya mobil Alpard milik Maharani akan full muat dengan barang-barangnya.

Tanpa sengaja sebuah mobil Honda HRV warna putih, masuk kedalam pekarangan kosan Nicole, Marlo keluar dengan membawa sebuah amplop berisi surat, Marlo mengatakan sekarang dirinya resmi seperti Nicole berprofesi sebagai pengguran. Nicole yang mendengar itu langsung mencubit lengan Marlo.

“Lue gila ya? Bapak lue gimana nanti lue resign gini?”

“Gue gak kuat kerja disana kalo gak ada lue Nik. Lue sih pake cabut gitu aja, gak enak tuh apa-apa sendiri udah gitu karyawan lain tuh natap gue kayak penjahat paling bejat didunia”

“Terus sekarang rencana lue apa?”

“Ya cari keja baru lah. Kalo bisa sama lue”

“Lue berharap apa sih dari gue, lue gak liat ini gue pindahan mo balik ke kandang”

“Ya lue enak masih ada kamar, Lah gue? Kamar gue udah dijadiin gudang buat usaha kacamata Kakak gue, ya kali gue tidur dikamar mandi”

“Ya udah deh mulai besok kita apply kerjaan. Kasian juga gue liat lue gak ada duit”

“Eh masih ada ya enak aja Lue” jawab Marlo.

Sebelum pulang Nicole berpamitan dengan Bu Titin dan tetangga kosanya, lalu tak berselang lama Nicole pergi menuju rumah bersama dengan supir Maharani. Sedangkan Marlo mengikutinya dari belakang. Sampai dirumah Nicole menjumpai rumahnya yang sudah berbeda dari tahun lalu, saat itu Nicole sedang tidak akur dengan Oma-nya (ibu dari Maharani) sehingga dia memutuskan keluar dari rumah itu 8 tahun lalu. Nicole dibantu asisten rumah tangga Maharani menaruh beberapa kardus ke kamarnya, saat masuk kedalam rumah suasanya sudah berbeda dulu, sekarang isinya sudah jauh lebih mewah dari sebelumnya. Rumah ini adalah rumah peninggalan Oma Darmi. Sejak Nicole lahir sampai usia 5 tahun dia berada dirumah itu sebelum akhirnya dirinya pindah ke Amerika selama 5 tahun, saat SMP dia bersekolah di Jakarta dan saat SMA sampai kuliah dia pindah ke Jogja. Dulu Nicole dan Oma Darmi selalu berdebat soal kehadiran Papanya. Oma Darmi yang sedari dulu tidak menyukai menantunya itu selalu marah ketika Nicole terang-terangan menetang omongan Oma Darmi yang selalu menjelek-jelekan Papanya.

Nicole masuk kedalam kamar yang ternyata sudah dirapihkan juga tinggal mengisi lemari-lemari kosong yang ada disana. Fasilitas mewah yang jarang dia nikmati terkesan aneh saat sekarang dia mendapatkan-nya. Nicole berbaring di ranjang sambil melihat langit-lagit kamarnya yang sudah di cat putih bersih, namun kenikmatanya itu teralihkan ketika Marlo mengetuk pintunya lalu masuk tanpa seizing Nicole. Marlo mengambil kursi yang ada di kolong meja rias lalu mendudukinya. Nicole membetulkan posisinya dari sebelumnya berbaring ke duduk. Nicole menatap Marlo yang dia yakinin masih ada gurat-gurat kecewa,sedih, namun bahagia.

“Lo, gue mau tanya soal Wulan, Lue dapet info apa aja soal dia”

“Maksud lue info masalah dia sama Kakak Lue?”

“Ya info apa aja”

“Jadi gini, waktu itu Wulan kepergok sama Shani lagi check in sama orang kaya, gue sih gak yakin betul ya siapa orang ini yang jelas, Shani tahu siapa orangnya. Ya dari situ Shani marah karna Wulan gak jujur sama dia”

“Bentar deh, Lue dapet semua info ini dari mana Lo?”

“Ini yang belum gue kasih tahu ke Lue, jadi selama ini itu gue lesprivet sama abang-abangan di deket tempat tinggal gue, dia itu hacker biasanya dia ngehack rekening orang-orang dari bank yang beda-beda, gak tiap hari juga sih dia hack, itu pun nominalnya kecil 5.000-10.000”

“Yeh gue pikir 10 juta 120 juta”

“Bentar dulu Neng, dia ngehack satu bank itu bisa dapet 10.000-20.000 nasabah”

“Anjir!! kok gak ketahun sih?”

“Namanya ngambil 5000 ya, orang-orang ngira admin bank biasa”

“Oke back to topic. Lue ngehack Kakak gue apa aja?”

“Gue Cuma hack whatsapp, sama instagram doang, dan yang gue dapet cuma ini” kata Marlo sambil menunjukan beberapa chapteran yang sudah dia ambil sebelumnya. Disitu terlihat jika Wulan marah-marah kepada Shani begitu juga sebaliknya. Melihat itu kini Nicole yakin jika benar Wulan adalah pelakunya. Nicole memforward file dari Marlo lalu dia kirim ke handphonenya. Lalu dia segera menelpon Bagas untuk segera membuat surat pemanggilan untuk Wulan. Disini Marlo mewanti-wanti agar Bagas tidak mengetahui dari mana file itu berasal. Nicole dengan santai mengatakan jika dia mendapat itu dari handpone Shani.

*****

Pagi ini Bagas sudah mengeluarkan surat perintah penangkapan terhadap laki-laki yang berada di showroom beserta pemiliknya, Bagas mengintrogasi mereka berdua yang berbohong mengenai hoodie berwarna hitam itu. Penyelidikan berlangsung terpisah, anak buahnya menyelidiki pemilik showroom sedangkan Bagas sendiri menyediki pria tersebut.

“Kenapa Anda berbohong soal penyakit klepto? Apa yang sebenarnya Anda sembunyikan?”

“Saya memang punya penyakit itu”

“Kalo begitu kami akan lalukan tes psikologi pada Anda”

Bagas keluar dari ruanganya dan menemui rekan setimnya yang baru saja menyampaikan hasil introgasi kepada pemilik showroom, dia mengatakan jika anak buahnya baru bekerja denganya sekitar 6 bulana, beberapa kali dia mengambil barang-barang pelangganya, namun hanya barang-barang kecil seperti tutup botol minum, rokok, korek dan tidak pernah sama sekali mengambil benda-benda berharga seperti handpone dan lainya.

“Siapa orang yang menyewa mobi itu”

Rekannya menunjukan sebuah foto KTP orang yang meminjam mobil itu.

“Dia bilang kalau orang itu meminjam sudah hampir 1 minggu dan kemarin adalah hari pengambilan namun pelanggan itu tidak kunjung mengembalikan mobilnya. Pemilik memasang alat pelacak dari setiap mobilnya dan dia mempunyai kunci duplikat jadi pemilik bisa mengetahui lokasi mobil-mobilnya” penjelasan dari rekan Bagas.

*****

Beberapa jam kemudian mereka bertiga berkumpul di salah satu coffeshop dekat kantor Bagas. Marlo dan Nicole baru pertama kali ini melihat Bagas mengenakan seragam kepolisian, pasalnya semenjak kemarin Bagas menggunakan baju biasa saat bertugas. Bagas membaca file fisik yang sudah dikumpulkan oleh Nicole dan Marlo.

“Kita coba introgasi Wulan dulu, karna kejadian ini udah lama bisa aja Wulan berdalih kalo dia dan Shani sudah berbaikan”

“Ya udah kita coba dulu aja” kata Marlo.

“Ini file diambil kapan?”

“Kemarin” Jawab Nicole agak ragu.

“Udah bilang aja ini hasil ngehack. Kalian tuh gak bisa bohong, ini tanggal chapteran tangal 23 bulan lalu” Jawab Bagas Santai.

“Jangan tangkep kita ya Pak” ucap Marlo.

“Kali ini gue maafin, tapi kalo kejadian lagi sorry to say, lue bedua bisa masuk”

“Nik” tatapan takut Marlo ke Nicole

“Diem!”

“Soal cap sepatu kemarin itu sol sepatu merk Versace barocco harganya sekitar 18-20 jutaan”

“Udah fix ini pasti pacar gelapnya Wulan”

Lihat selengkapnya