XOXO (Conspiracy & Song)

Tiwul
Chapter #5

Act 2#4

Bagas duduk diantara para pelayat dia berdoa dalam hati sesuai dengan agamanya, Bagas berdoa sembari memejamkan mata. Maharani dengan mata sebamnya, melihat Bagas yang memiliki luka biru ke unguan pada matanya, menghampiri Bagas lalu duduk di sampingnya dan memgang pundak. Bagas yang merasa ada yang memegang pundaknya membuka mata dan melihat siapa yang duduk disampingnya, dia memberikan ucapan bela sungkawa pada Maharani namun dia malah berfokus pada mata Bagas. Dia menayakan apakah Bagas sedang menghadapi serangan atau bagaimana, Bagas menjelaskan perihal kejadian yang ia alami kemarin saat di kantor polisi. Maharani yang mendengar cerita itu sampai selesai menatap Nicole yang terlihat sedang makan dengan Marlo diteras, Maharani meminta maaf atas prilaku anak, Nicole. Selesai makan Nicole memasuki rumahnya dan melihat Maharani duduk bersama Bagas.

“Mama makan dulu gih, dari pagi Mama belum makan” kata Nicole.

“Oke Mama makan. Nicole kamu minta maaf sama Bagas? itu mata anak orang bisa biru gitu loh kamu ya”

“Udah tadi di depan” jawab Nicole dengan muka agak cemberut.

Maharani berdiri dan berjalan kearah Nicole lalu membisikan kata “Obatin”

“Gak papa kok Bu, saya udah beli salep kemarin”

“Saya tinggal dulu ya. Niki tolong temenin Bagas dulu ya”

Nicole duduk disamping Bagas dengan muka sebam ditambah rasa bersalah karena kejadian kemarin. Bagas membuka obrolan dengan menanyakan apakah Wulan datang pada hari ini atau tidak, sampai bagaimana proses selanjutnya bagas menanyakan apakan akan dikubur atau di kremasi. Obrolan mereka berlajut pada hipotesa Bagas soal dokter Amran yang menangani operasi Shani, dari observasinya kemarin dia menemukan 5 dari 8 pasien yang ditangani dokter Amran meninggal dunia, memang jarak antara pasien satu dengan yang lain berjauhan kecuali Daffa dan Shani.

“Jadi maksud lue, dokternya malpraktik?”

“Bisa jadi”

“Tapikan dokter bukan Tuhan yang bisa nyembuhin gitu aja, ya wajar gak sih kalo ada pasien yang meninggal?”

“Lue inget gak omongan suster waktu kita di lift?”

“Iya inget. Yang mereka ngomong kalo banyak pasien yang meninggal?”

“Gini gue emang bukan dokter, tapi kalo dari pihak rumah sakit aja udah curiga gitu berarti ada yang salah gak sih?”

“Terus gimana cara ngebuktiinya?”

“Autopsi jasad dari pasien yang pernah ditangani dokter itu”

Nicole berpikir keras dengan ide yang berikan oleh Bagas, apakah dia harus menunda prosesi pemakaman Shani kemudian mengautopsi tubuh Shani? atau dia haru menunda itu semua dan melajutkan misinya mencari siapa penembak Shani. Nicole masih melamun dengan kebimbangan semua ini, beberapa menit kemudian dia kembali ke pada kesadaranya dan dia mendatangi ibunya yang telah selesai makan dan sedang duduk bersama bude Ambar. Nicole meminta Maharani ikut denganya ke taman belakang dekat kolam renang. Dia menjelaskan hipotesa dari Bagas, Maharani mengerutkan kening tidak percaya, tapi jika data rumah sakit mau berbicara dan membuka semua mungkin bisa mengobati segala kebimbangan Maharani. Nicole juga menunjukan sebuah kancing yang dia temukan di kamar Shani saat itu.

“Versace?” kata Maharani bingung “Setahu Mama Shani cuma beli barang mewah di 2 brand kalo gak Dior ya Hermes. Masa sih Shani beli Versace?”

“Jadi ini bukan punya Shani Ma? Barang yang kemarin dibawa ke rumah sakit gak ada yang merk ini?”

“Shani tuh gak suka sama brand lain”

“Fix ini punya penembak Shani”

“Ya udah kita tunda dulu pemakaman Shani kita autopsy Shani”

“Mama yakin?”

“Kita harus yakin Nik, kita harus tahu sebab sebenarnya. Mama akan telpon rumah sakit yang biasa, untuk minta autopsy Shani, kamu malam ini temenin Mama bawa Shani ke rumah sakit ya”

“Iya Ma”

Setelah menelpon ambulace dari rumah sakit yang biasa didatangi oleh kelurga Maharani, mereka menjelaskan jika jasad Shani akan di lakukan autopsy dan untuk itu pemakan Shani akan di undur sementara waktu setelah di Autopsy selesai. Nicole menaruh curiga lagi pada Wulan dia bisa saja punya berbagai barang mahal, apalagi penampilanya jauh berubah saat Shani sudah masuk ke managemennya. Saat ini jasad Shani dibawa lagi ke dalam ambulace dan Maharani menyiapkan mobil untuk menuju rumah sakit, namun saat Nicole diminta masuk ke dalam mobil dia menolak dengan alibi harus mengurus beberapa berkas.

Nyatanya Nicole mengajak Marlo yang Bagas untuk mengikutinya mengintrogasi Wulan, dia sudah curiga sekali dengan perempuan itu. Saat ambulace keluar, Maharani yang berada dalam mobil pribadinya pergi bersamaan dengan ambulance menuju rumah sakit, sedangkan Nicole di temani dua laki-laki itu pergi menggunakan mobil Bagas pergi menuju apartemen Wulan. Nicole duduk di belakang sedangkan Marlo duduk disamping kemudi.

Lihat selengkapnya