XOXO (Conspiracy & Song)

Tiwul
Chapter #15

Act 2 #14

Pagi ini Nicole mendatangi apartemen lama Wulan, Nicole memencet bel namun Wulan tak kunjung muncul, namun ketika membuka pintu Wulan memanggil nama Bagas. Nicole merasa janggal, mencoba untuk biasa saja. Wulan mempersilahkan Nicole masuk, dan memberi minum kepada Nicole. Beberapa menit setelahnya Wulan tiba-tiba mengcancel pertemuan mereka. Nicole menjadi kesal dengan tingkah seenaknya Wulan.

Nicole memutuskan untuk pergi dari tempat itu, sebuah notif kembali masuk ke ponselnya, itu dari Maharani yang meminta Nicole datang ke apartemen Shani dan menemui dia disana. Nicole bergegas ke apartemen Shani menggunakan ojek.

Disisi lain Bagas telah menyusuri seluruh rumah sakit Sabda Putra namun tetap tidak dapat menemukan David. Rasanya sangat aneh mendapati dua orang sekaligus menghilang, Bagas memutuskan pergi ke Bogor dan meminta keterangan dari rekan kerja Prof Jerome sebelum dia menghilang.

*****

Malam ini Nicole tampil cantik dengan make up sederhana, dress v line biru tua tanpa lengan yang memperlihatkan punggung seksinya, ditambah dengan aksesoris belt Chanel milik Maharani. Nicole berjalan membelah kerumunan dengan mengandeng Maharani. Kecantikan Nicole mampu membuat semua mata tertuju padanya. Mereka berdua mendatangi meja Hendrawan dan Galang untuk basa basi memberikan ucapan selamat.

Saat ini Maharani sedang marah pada Nicole karna melihat tato lumba-lumba di punggung kanan Nicole. Tato itu sangat jelas terekspos karna pakaian yang saat ini Nicole kenakan.

“Nicole, kamu cantik sekali malam ini” pujian Hendrawan hanya dibalas senyum manis Nicole.

“Kalo begitu kita permisi dulu” kata Maharani meningalkan Galang dan Hendrawan.

Sedari tadi Nicole tidak menemukan keberadaan Wulan. Acara berjalan seperti seharusnya, namun selama acara berlangsung Nicole tidak terlalu menikmatinya, belum lagi sikap dingin Maharani padanya. Nicole mencoba menikmati kehadiranya disini dengan terus minum wine yang ada di meja bartender, sesekali Maharani memaksa Nicole berada disisinya untuk diperkenalkan sebagai anaknya kepada para pejabat yang datang, mereka meminta Maharani sebagai pengacara ekslusivenya. Nicole memutuskan untuk menepi dari peseta itu, disisi luar gedung terdapat balkon kaca dengan pemandangan malam Jakarta. Nicole menghirup udara malam sendirian ditemani segelas wine yang baru saja dia ambil dari meja minuman.

Sebuah jas menyelimuti Nicole, dan orang yang memberikanya berada disisi Nicole sekarang. Dia berdiri sambil menatap lampu-lampu gedung Jakarta yang memancar terang. Nicole menengak lagi wine di gelasnya, dalam diam mereka berdua menikmati malam Jakarta.

“Permisi Pak Galang, dicari Pak Hendrawan” kata salah satu panitia EO.

Galang melangkah masuk, namun Nicole menghentikanya.

“Jas lue”

“Pake aja, biar gak masuk angin” kata Galang lalu pergi ke arah Hendrawan.

Saat ini Galang bersama beberapa menteri, Hendrawan menanyakan kemana jas nya, Galang hanya menunjuk Nicole yang sedang sendirian di balkon. Sepupu sekaligus salah satu komisaris SCP menghampiri Galang dan menanyakan siapa gadis yang ada di balkon itu. Galang mengancam akan membunuh sepupunya jika dia mendekati Nicole. Saat wajah Nicole dan sepupu Galang bertemu dia teringat jika mereka pernah bertemu sebelumnya, teringatnys dia adalah orang yang ada diapartemen orang yang pernah ingin patahkan tangannya.

Nicole merasa kepalanya sudah mulai pusing karna wine yang dia minum, dia memutuskan untuk menemui Maharani dan mengajaknya pulang, namun jawaban Maharani masih sama dia masih ingin berbincang dengan calon clientnya. Nicole yang sudah tidak tahu harus berbuat apa memutuskan untuk keluar dari ruangan itu dan memutuskan untuk pulang sendiri kerumah. Dia memberitahu Maharani jika dia pulang melalui pesan whatsapp.

Saat menunggu lift seorang laki-laki berdiri di sampingnya dan membuat Nicole menoleh. Galang masih disamping Nicole tanpa berbicara apapun. Lift telah terbuka dan Nicole memutuskan untuk membuka aplikasi taksi online.

“Lue mau pulang? Gue anter aja kayaknya lue lumayan mabuk” tegur Galang saat Nicole berhenti di tengah-tengah lobby.

“Gue bisa sendiri, kepala gue cuma sedikit pusing doang”

“Bahaya Niki”

“Stop panggil gue NIKI”

Tanpa babibu Galang mengeret tangan Nicole dengan paksa dan memasuknya ke dalam mobil Audi miliknya, mendudukan Nicole di kursi sebelah kemudi, Galang masuk dan menyetir mobil itu menuju rumah Nicole. Kepala Nicole terasa sangat berat sekarang, wajah putihnya kini memerah, Nicole bukan tipe orang peminum sehingga jika dia minum sedikit akan terasa pusing. Galang tiba dirumah Nicole dengan keadaan Nicole yang sudah tertidur. Sebelum Galang masuk ke dalam pekarangan rumah Nicole, Galang memencet bel namun tidak ada yang datang. Pada akhirnya dia terpaksa membawa Nicole ke apartemenya, saat mobil Galang sudah melaju meninggalkan rumah Nicole, Mba Ati datang dan membuka pintu namun tidak ada satupun orang atau mobil disana.

Galang mengendong Nicole ke kamar pribadinya, mencopot highhils milik Nicole lalu menyelimuti tubuh Nicole. Galang berjalan kearah lemari mengambil baju tidur dan membawanya ke kamar tamu. Galang mandi dan bersih-bersih dalam kamar mandi tamu, dia tidur di kamar tamu, karna dia tidak mau ada kesalah pahaman besok harinya.

*****

Galang bangun pukul 5 pagi melakukan rutinitasnya olahraga di ruang gym yang berada di dalam kamarnya, saat melirik ke ranjang Nicole masih tidur dan dia membiarkan Nicole tertidur. Pukul 6 pagi Galang masih berada di area gym, musik dari gym membangunkan Nicole, dia merasa kepalanya sangat pusing. Tak berapa lama musik itu berhenti Galang keluar dengan telanjang dada dan keringat yang mengalir ditubuhnya. Nicole melihat pemandangan itu berteriak kencang dan mengagetkan Galang.

“Lue ngapain?” tanya Nicole cemas.

“Nicole tenang, gue gak ngapa-napain lue sumpah”

“Terus lue ngapain topless gitu?”

“Gue abis olahraga”

Nicole memperhatikan sekeliling dan mencoba mengingat semuanya.

“Kenapa gue di kamar lue?” tanya Nicole dengan curiga dan semakin mempererat cengkramanya pada selimut Galang.

“Semalem gue pencet bel rumah lue gak ada yang dateng buka pintu, makanya gue bawa lue ke sini, daripada gue tingal lue di depan gerbang”

Mereka berdua berada di meja makan, Nicole memakai baju Shani yang ada di lemari Galang, dia tidak akan bertanya kenapa baju itu ada di lemari Galang. Saat ini Nicole dan Galang sedang menikmati sarapan mereka. Bel apartemen Galang berbunyi, Galang meminta pelayanya untuk melihat siapa yang datang.

Pagi ini Wulan datang lagi ke apartemenya, Galang yang mulai kesal karna Wulan terus datang ke tempatnya menyuruh pelayanya membukakan pintu untuk Wulan. Nicole masih santai menikmati makanan. Wulan masuk dengan senyum lebar namun senyum itu pudar saat melihat Nicole berada di ruang makan dan meja yang sama dengan Galang, dengan pakaian baju tidur yang cukup pendek, Wulan tidak tahu jika baju itu kepunyaan Shani.

“Ada apa Lan?” tanya Galang.

“Engak kok cuma mau kasih salad tadi aku beli di restoran favorit kamu. Nicole kok ada disini?”

“Taro aja saladnya di dapur”

Nicole tidak menjawab pertanyaan dari Wulan, dia berdiri dari duduknya dan menghampiri Wulan yang masih mematung disana. Dia mengambil paper bag dari tangan Wulan dan manaruh isinya di kulkas.

“Bagus lue disini, kemarin lue kemana? Seenaknya aja cancel janji, lue pikir gue gak ada kerjaan apa?”

“Soal kemarin sorry Nic, tiba-tiba aja artis gue bikin masalah sama brand. Lue sendiri ngapain disini? Lue gak dari tadi malem kan disini?”

“Dia nginep disini dari semalem” pernyataan itu keluar dari mulut Galang.

Galang menuju dapur menghampiri Nicole yang masih berdiri di depan kulkas. Namun yang tidak Nicole duga setelah Galang menaruh piring kotornya, dia memeluk Nicole dari belakang dan membisikan sesuatu.

“Bantu gue dulu” bisiknya pada telinga Nicole.

Nicole yang mendapat itu langsung kebingungan atas tingah Galang. Wulan dibuat melongo dengan tingah Galang dan Nicole. Kemudian dia tertawa kesal melihat Galang.

“Gue gak nyangka lue sebejat ini Lang” kesal Wulan “Lue udah pernah sama Shani terus sekarang sama adeknya?”

Lihat selengkapnya