XOXO (Conspiracy & Song)

Tiwul
Chapter #16

ACT 2 #15

Bagas masih menunggu hasil cctv yang dia tarik dari Lab Bogor, tidak ada yang mencurigakan disana, dari pukul 7 pagi Prof Jerome masih berkerja seperti biasanya. Pada sore hari saat jam pulang kerja, Prof Jerome tertangkap kamera sedang menelpone seseorang sebelum akhirnya dia masuk ke dalam mobil. Bagas menghentikan video cctv saat mobil itu berbelok keluar lab. Bagas mengambar ke arah mana Prof Jerome pergi.

“Prof ini ke kiri kearah mana?”

“Kiri itu arah mau ke kota Pak, saya baru ngeh ini Prof Jerome mengambil rute yang berbeda karna kalo mau pulang ke asrama kami harusnya berbelok ke Kanan, bahkan gak perlu bawa mobil”

“Prof Jerome ada ngomong mau ke mana gak pak? Atau ada urusan penelitian apa?”

“Prof Jerome masih meneliti tanaman kemarin yang kami temukan di Jakarta, saya rasa Prof Jerome sedang mencari tahu bagaimana Pak David bisa mendapatkan tanaman itu”

“Sial. David juga menghilang”

“Saya rasa David ada kaitanya dengan Prof Jerome”

Sebuah panggilang masuk ke ponsel Bagas, dia mendapat informasi jika timnya sudah mendapatkan cctv terakhir dari David dan Prof Jerome. Dalam rekaman cctv David dan Prof Jerome keluar dari rumah sakit dan naik ke dalam mobil yang sama, namun setelah 6 km dari rumah sakit sebuah mobil Avanza berwarna hitam mengikuti mereka. Bagas meminta rekanya untuk melacak keberadaan mobil Avanza itu, dan meminta mereka untuk membuat titik perjalanan mobil itu.

Bagas meminta beberapa dokumen tentang penelitian tanaman itu pada profeser yang menyimpan data itu dari laporan Prof Jerome. Setelah mendapatkan berkas penelitian itu, Bagas bergegas kembali ke Jakarta.

*****

Pagi ini SCP mengadakan upacara peresmian CEO baru, penyambutan di lakukan secara tertutup namun peliputan acara hanya di izinkan di jam 2 siang nanti sekaligus konversi pers sebagai pengenalan kepada masyarakat.

Konversi pers digelar di lobby kantor gedung utama SCP, pertanyaan-pertanyaan di lontarkan oleh reporter, namun beberapa dari mereka menayakan tentang hal yang tidak seharusnya, seperti hubunganya dengan Nicole. Galang dengan tegas mengatakan jika dirinya dan Nicole hanya berteman baik, dan meminta agar media tidak lagi membuat berita tentang dirinya dan Nicole. Konversi pers berjalan sekitar 30 menit, setelah selesai acara para petinggi SCP naik kembali ke ruangannya masing-masing.

Wulan berada di mall menunggu diruang tunggu sembari pelayan mengecek gelang custom itu, dia masih setia menunggu pengecekan pembelian gelang di store itu, namun bukan pelayan store yang datang menemuinya namun Hendrawan, pria tua itu mendapat laporan dari pelayan bahwa ada wanita yang menanyakan sebuah gelang custome dengan nama ‘Nini’ Hendrawan langsung bergegas dari kantor menuju store Dior dan menemukan hanya Wulan disana. Wulan dibuat ketakutan mengetahui kedatangan Hendrawan.

“Kamu nyuri gelang saya?”

“Mas aku penasaran aja sama gelang-” belum sempat melanjutkan penjelasanya rambut panjang Wulan di tarik kencang oleh Hendrawan, dia merintih ke sakitan dan meminta apun pada Hendrawan, bukanya melepas Hendrawan mendorong tubuh Wulan sampai dia tersungkur ke sofa. Hendrawan berjongkok dihadapan Wulan, menarik wajah Wulan agar bertatapan denganya dan mengatakan ancaman.

“Jika kamu masih mau hidup, jangan sentuh barang pribadi saya terutama barang yang ada di ruang kerja saya. Mengerti kamu?” ancamnya dengan menekan kalimat terakhir.

Wulan hanya bisa menanguk, beberapa bodygruardnya membawa Wulan masuk ke mobil dan mengantarnya ke salah satu apartemen Hendrawan. Sebagai hukuman Wulan di kunci di dalam apartemen milik Hendrawan ponsel dan segala kartu aksesnya Hendrawan rampas dari Wulan. Di dalam sana, Wulan hanya bisa menangis meratapi ke adaanya saat ini. Sebenarnya dia tidak terlalu cinta dengan Hendrawan, dia hanya mau uang Hendrawan namun dia juga tidak mau di perlakukan seperti ini.

Nicola pasrah harus bermacet-macetan di jalan raya karna dia menggunakan mobil, suasana macet sore ini Nicole ditemani segelas ice Americano ke sukaanya. Dia sedikit memperhatikan sekeliling, dia kembali melihat mobil Bagas yang baru bergabung ke jalan itu, Nicole melihat wajah Bagas yang pucat ketika orang itu menurunkan kaca mobilnya untuk merokok, Nicole baru mengetahui jika Bagas merokok. Mobil mereka sama-sama berjalan setelah mobil di depan mulai jalan.

Nicole menahan diri untuk mengikuti Bagas, dia lebih memilih pulang ke rumah, dia tidak mau Maharani kembali marah karna dia tidak pulang ke rumah. Sesampainya dirumah Nicole menatap heran sebuah mobil Lexus LS 500 terparkir di halaman rumahnya. Nicole tidak mengetahui mobil itu milik siapa karna dia belum pernah melihat mobil itu sebelumnya. Saat Nicole masuk ke dalam rumah, dia mendapati Hendrawan dan seorang laki-laki seperti pengacaranya tengah duduk bersama Maharani di ruang tamu.

Maharani menyuruh Nicole untuk duduk bersama mereka. Pengacara Hendrawan menanyakan mengenai hubunganya dengan Galang, serta hubunganya dengan pencurian Gelang yang di lakukan oleh Wulan. Nicole mengelak semua tuduhan dan meminta bertanya langsung dengan Galang dan Wulan. Nicole tidak peduli nilai kesopanan di hadapan mereka. Dia bergegas naik ke atas meninggalak mereka dibawah.

Malam ini sudah terlalu larut Nicole untuk makan, dia membuka lemari makanan dan tidak menemukan masakan apapun disana. Nicole membuka lemari stok bahan makanan, mengambil satu bungkus mie instan. Saat sedang mengambil panci untuk memasak Nicole melihat sekelibat bayangan orang di teras rumah. Nicole berjalan ke sumber bayangan itu dengan siaga menjadikan panci sebagai alat penyerangan jika orang itu berniat jahat. Pelan-pelan Nicole membuka tirai jendela dan memperhatikan sekeliling apakah ada orang disana atau tidak. Nicole membuka pintu belakang itu dan berjalan was-was sambil sesekali menengok ke belakang. Saat berada di tembok samping Nicole melihat seseorang tengah duduk meringkuk dibawah mesin AC.

“Heh siapa lo?” tanya Nicole sambil menodongkan pancinya untuk memukul.

Orang itu tidak menjawab dan memalingkan wajahnya ke hadapan Nicole. Seketika dia berteriak melihat siapa wanita itu.

“SRI? Ngapain lue disini?”

“Mba Nicole tolong saya Mba saya mau dibunuh” kata Sri sambil berjalan merangkak mendekat ke arahnya, Nicole berjalan mundur saat Sria mencoba mengapai kakinya. Namun beberapa langkah setelahnya Sri terjatuh dan pingsan di hadapan Nicole.

Karna teriakanya tadi Maharani dan seluruh orang dirumahnya terbangun, dan mengecek sumber suara yang berasal dari teras belakang rumah. Maharani terkejut mendapati Nicole dan Sri berada disana. Melihat keadaan Sri yang penuh luka membuat Maharani iba dan memutuskan membawa Sri ke rumah sakit menggunakan ambulance. Nicole berada di dalam ambulance untuk menemani Sri dan berjaga-jaga agar Sri tidak kabur. Nicole bimbang antara menelpone Bagas atau tidak dia tahu jika laki-laki itu pasti sudah tidak berurusan lagi dengan kasus Shani, namun karna tidak ada pilihan Nicole menghubungi Bagas.

“Gas, Sri udah ketemu sekarang kita lagi otw ke rumah sakit”

“oke gue ke sana kirim locationnya sekrang” tak disangka Bagas masih mau untuk bertemu.

Sri ditangain oleh dokter di ruang UGD rumah sakit itu. Nicole dan Maharani masih setia menunggu Sri sadar dan menyerahkanya ke kepolisian. Tak berapa lama Bagas datang sendirian, dia menghampiri Nicole dan Maharani di depan pintu UGD. Bagas menanyakan keadaan Sri dan bagaimana mereka bisa menemukan Sri. Dokter yang menangani Sri keluar, dia mengatakan Sri memerlukan obat oles untuk luka dan mereka harus menebusnya di apotik. Nicole dengan inisiatifnya pergi ke apotik dan membeli obatnya.

Lihat selengkapnya