XOXO (Conspiracy & Song)

Tiwul
Chapter #17

ACT 2 #16

Galang masih berkutat dengan laptopnya, semenjak dirinya resmi menjadi CEO kesibukanya menjadi semakin banyak, ditambah saham SCP yang turun semenjak dirinya dikabarkan ditahan kepolisian. Sekarang Galang harus berfokus meningkatkan kepercayaan publik pada medianya, agar nilai saham SCP tidak terus anjlog. Suara pintu di ketuk membuat perhatianya beralih, sekertarisnya masuk dengan seorang wanita yang sedang dia hindari beberapa hari ini. Semenjak Shani meninggal, wanita itu mencoba terus mendekatinya. Galang menghentikan aktivitasnya sementara untuk berbicara dengan wanita itu.

“Ada apa lagi?”

“Gue mohon lue percaya sama gue Lang, Shani dan bokap lue emang ada hubungan”

“Mana buktinya, lue kalo kalau halu nulis novel aja deh mending”

“Gue udah berhasil temuin buktinya tapi bokap lue ambil itu. Kenapa sih gak lue gak Niki sama aja, kali tuh seolah menutup telinga kalo orang yang kalian agung-agungkan itu bikin salah, sedangkan gue? Salah dikit aja kalian besar-besarin bongakar semua aib-aib gue. Aaahh udah lah gue gak akan dateng kesini lagi, gak lue gak Niki sama aja” Wulan berkaca-kaca lalu pergi dari sana.

Galang menatap punggu wanita itu ketika keluar, kemudian kembali berfokus pada pekerjaanya, tak berapa lama Galang mencoba meingat-ingat kebersamaanya dengan Shani. Selama ini dirinya tidak pernah memiliki kecurigaan apapun pada Shani, dia mengambil ponsel lalu menghubungi Nicole, meminta mereka untuk bertemu.

*****

Hendrawan masuk ke dalam apartemen Wulan melihat wanita itu sedang mengemasi baju-bajunya ke dalam koper, Hendrawan melangkah cepat dan mencegah wanita itu melakukan kegiatanya.

“Kamu mau kemana?”

“Saya mau kelur dari kehidupan Anda, saya mau kita akhiri semua ini”

“Kamu pikir semudah itu kamu lepas dari saya?”

“Saya sudah tahu konsekunsinya tapi lebih baik saya mati daripada saya berakhir bersama laki-laki tua seperti kamu”

“Kurang ajar”

Hendrawan menampar Wulan sampai tersungkur dan tersuduh di lemari, Wulan melindungi wajah dan kepalanya dengan tangan, sedangkan Hendrawan mendekat memegang lengan Wulan dengan satu tangan sedangkan tangan lainya memukul wajah Wulan. Saat sudah tidak ada pemberontakan lagi Hendrawan menjedotkan kepala Wulan sampai dirinya pingsan terkapar di lantai.

*****

Nicole masih mencoba membujuk Sri agar dia mau bicara, bahkan mereka sudah menyiapkan pasukan kepolisian di luar kamar jika nantinya Sri kabur maka mudah bagi mereka menangkap Sri. Nicole masih setia duduk di samping Sri serta alat recorder yang terus menyala sejak 1 jam yang lalu, sementara Bagas masih setia berdiri di depan ranjang Sri.

“Sekarang kamu udah gak bisa kemana-mana. Saya cuma mau kamu jujur sama saya, apa yang kamu lakukan dimalam Shani tertembak?” tanya Nicole memandang lekat-lekat Sri.

“Iya saya ada disana. Tapi bukan saya yang menembak Non Shani, Saya. Saya cuma disuruh untuk datang dan membersihkan tempat itu” Penjelasan Sri sambil menangis.

“Kenapa kamu gak nolongin Shani, emang salah apa Shani sama kamu?” tanya Nicole mencoba menahan tangis dan amarahnya.

“Bukan. Bukan Non Shani yang salah” kata Sri menatap Nicole dengan air mata yang menggenang.

Lihat selengkapnya