Malam ini Wulan mencoba kabur dari apartemenya sendiri, dia menunggu dibalik pintu kamarnya, saat seorang pelayan mengantarkan makananya dia dengan sengaja memukul kepala pelayan itu menggunakan guci koleksinya sampai pingsan, dia menarik pelayan itu dan menukar bajunya dengan baju si pelayan. Wulan tidak lupa memakai masker yang dia simpan di dalam laci ruang hiasnya. Wulan mengambil beberapa uang cash yang sudah lama dia sembunyikan pada balik alat flash toiletnya, yang dia balut dengan plastik kemudian di lakban. Wulan merapikahkan rambutnya lalu dia membawa nampan itu keluar dari apartemenya. Dia melangkah dengan jantung yang berdetak kencang, dia tidak sengaja menatap mata salah seorang bodyguard yang disewa Hendrawan.
Dia kini berhasil keluar dari kamar dan pergi menggunakan lift, di dalam lift dia menelpon seseorang yang dia yakinin bisa menelongnya. Sambungan pertamanya langsung diangkat, laki-laki itu menyuruh Wulan untuk menunggunya di taman sebelah taman kota, karna sekarang mobilnya bisa sedang melaju ke sana.
Dua puluh menit dia berhasil keluar dari kawasan apartemen itu dan sekarang dia sembunyi di dalam pos satpam yang kosong ditaman itu, udara malam menusuk kulis putih mulus Wulan. Dua puluh menit awal dari kebebasnya itu, namun dia masih was-was dengan apa yang terjadi. Lima menit dia sudah berada disana, namun laki-laki itu tetap tidak menemuinya, sampai pada detik berikutnya mulutnya di bungkam oleh telapak tangan pria, Wulan mencoba melepas tangan itu namun saat dia melihat kebelang Wulan merasa lega.
“Huff Bagas gue kira siapa?”
“Jangan berisik, lue siap-siap masuk ke mobil gue, orang-orang itu masih cari lue. HP lue tinggal disini gue curiga dia udah pasang alat pelacak disana”
Mereka melangkah mengendap-endap masuk kedalam mobilnya, Wulan masuk kedalam mobil bagian belakang Bagas, dan menutup dirinya dengan sliping bag yang Bagas sediakan disana, sedangkan kini Bagas tengah masuk melajukan mobilnya santai melewati gerombolan orang-orang berbadan besar di sebrang sana. Mereka tidak menyadari jika orang yang sedang mereka cari ada di dalam mobil itu.
Bagas membawa Wulan ke sebuah rumah kontrakan, tidak akan ada orang yang curiga dengannya. Wulan dan Bagas mereka semakin mejadi dekat tanpa diketahui oleh orang-orang yang di sekelilingnya, saat Bagas dan Wulan mulai dekat ketika Wulan membuat laporan KDRT yang dilakukan Hendrawan untuk kedua kalinya. Namun karna merasa iba, Bagas membuat sebuah perjanjian kesepakatan denga Wulan, dia akan membantu Wulan untuk kabur dari Hendrawan dan Wulan bersedia untuk membantunya membongkar semua kelakuan busuk Hendrawan.
Nicole pulang ke rumah menggunakan ojek, saat masuk ke dalam rumah Nicole menemukan Galang sudah berada disana duduk diruang tamu bersama Maharani. Galang melirik Nicole yang baru pulang, namun Nicole dengan jutek mengabaikan Galang dan berlalu begitu saja masuk ke kamarnya.
Selesai beberes Nicole turun ke bawah membawa tas gitar menuju garasi mobil dia melirik ruang tamu masih Galang masih berkutat dengan kertas-kertas yang ada dimeja. Nicole berjalan menuju dapur, terlihat Mba Ati sedang menyiapkan hidangan.
“Huutt Mba Ati” bisik Nicole ke Mba Ati.
“Apa Nic?”
“Itu client Mama tumben sampe jam segini?”
“Bukan client Nonya itu Nic. Dia mantanya Shani”
“Kalo itu sih gue udah tahu, dia ngapain ke sini?”
“Engak tahu juga Saya”
“Ah Mba Ati gak seru” kata Nicole lalu pergi meningalkan Mba Ati.
Nicole kembali melanjutkan rencanya pergi ke tempat latihan band, namun saat melewati ruang tamu Maharani memangil Nicole menyuruhnya kesana, Nicole melangkah menuju kearah Maharani dan duduk di sebelahnya.
“Nic, kamu pernah gak sih curiga sama Shani?”
“Hah?”
“Ini ada beberapa transferan ke rekening Shani beberapa bulan sebelum Shani meninggal, semua rekeningnya atas nama Hendrawan”
“Kan ada anaknya disini, kenapa Mama gak tanya sendiri aja?”
“Gue gak tahu kalo bokap punya rekening itu”
“Dari mana gue bisa percaya kalo lue gak tahu?”
“Lue bisa cek ke bank, kapan rekening itu dibuat”
“Mama kenapa gak tanya sama Wulan, kan dia managernya Shani siapa tahu itu karna Shani ada kerjaan sama SCP”
“Wulan gak bisa dihubungi, diapartemenya juga gak ada”
“Mama pergi kesana?”
“Galang yang tadi ke apartemen Wulan tapi kata dia gak ada siapapun diapartemen itu”
“Terus rencana kalian apa?”
“Mama akan dekat dengan Hendrawan, Mama akan cari tahu semuanya”
“Mama udah gila?” kata Nicole sambil berdiri dari duduknya. “Niki gak setuju sama ide Mama, Mama kenapa sih gak percaya sama Nicole atau Shani?”
“Karna Mama gak tinggal dan hidup bareng kalian, Mama juga gak tahu apa yang kamu dan Shani lakukan di luar sana, Mama gak tahu pergaulan kalian, apa yang kalian hadapai di luar dan Mama gak bisa bantu masalah kalian”