XOXO (Conspiracy & Song)

Tiwul
Chapter #23

Act3 #22

Saat di tempat bowling Wulan bermain dengan apic, dia mampu mengalahkan Leo dalam beberapa pertandiangan, dia menjadikan pusat perhatian Leo. Dengan sedikit gaya Leo mendekati Wulan mengajak ngobrol Wulan namun wanita itu malah jual mahal padanya, menjadikan Leo semakin penasaran dengan Wulan. Dengan sikap dingin Wulan pergi keluar gedung, dan saat keluar gedung tatapan Leo masih mengarah ke sana. Wulan pulang kembali kerumah kontrakanya. Saat pulang dia masih melihat Nicole masih berbaring di kasur.

“Nicole ini jam berapa kenapa lue gak pergi?”

“Aaahhh males gue ngadepin dia”

“Ya gak apa-apa kalo lue gak mau cari tahu pelaku kasusnya”

Nicole dengan malas berdiri dari tidurnya dan bergegas mandi dengan bersiap menemui Galang di salah satu mall untuk menonton film. Setelah selesai berhias, Nicole pergi naik transportasi umum. Saat di halte, dia kaget dengan kehadiran Bagas yang ada di sampingnya.

“Hallo”

“Kok disini?”

“Nemenin Lue, tenang kalo di mall nanti gue bakal jauh-jauhan kok”

Nicole menaruh kepalanya pada pundak Bagas, dia merasa lebih nyaman dengan Bagas ketimbang dengan Galang. Sesampainya di mall mereka berpisah, Nicole masuk ke dalam bioskop dan menemukan Galang disana dengan stelan jas dan celana bahan outfits kantoran, sementara Nicole sendiri hanya menggunakan baju putih Sabrina yang di padukan dengan celana jeans.

“Sorry ya tadi aku pake transjakarta makanya lama”

“Iya gak apa-apa, kapan-kapan gue jemput aja gimana?”

“Engak deh gak enak sama temen kosan gue. Btw mau nonton apa?”

“Tadi gue liat ada film bagus mau nonton di premier gak aja?”

“Kalo di tempat biasa aja gimana, jujur gue gak suka nonton di premier”

“Oke boleh”

Nicole dan Galang duduk dibangku D sedangkan Bagas mengikuti mereka dia duduk di kursi A. Sepanjang film di putar, Bagas tidak menonton filmnya, matanya terus memperhatikan gerak gerik Galang kepada Nicole. Dalam beberapa menit saat Nicole tertawa dengan adegan film yang dia tonton, Galang dengan serius memperhatikan raut wajah Nicole. Bagas yang sedari tadi menahan emosi, menyedot habis minuman yang dia beli sampai orang di sebelah bangkunya bingung dengan ekspresi Bagas yang demikian.

Film telah selesai di putar, Nicole dan Galang memutuskan untuk makan di restoran, dan lagi-lagi Nicole mengajak Galang makan corndog ke sukaannya yang letak outletnya ada di area food court. Dia melihat Bagas di deretan bangku diarea itu, Galang juga melihat ke hadiran Bagas.

“Kita duduk disana aja gimana ada Bagas tuh”

“Hah? Boleh sih”

Mereka berdua duduk dibangku yang sama dengan Bagas. Dengan acting yang lumayan Bagas menyapa Galang dan Nicole yang terlihat seperti sepasang kekasih. Nicole duduk tepat di hadapan Bagas.

“Sendirian aja Bro?”

“Iya tadinya lagi nunggu pacar tapi kayaknya pacar gue lagi diganggu sama pebinor”

“Hah masa sih? Putusin aja bro, biasanya cewek yang gitu mandang duit doang”

“Ya harusnya gitu sih”

“Eh kayaknya makanan kita udah jadi gue ambil dulu ya” kata Nicole mencoba menetralkan sikap cemburu Bagas.

“Gak usah kamu duduk aja, biar aku yang ambil” kata Galang.

Galang berbalik badan sambil tersenyum miring kemenangan. Nicole menatap tajam Bagas, namun pria itu justru membalas tatapan tanya pada Nicole. Mereka tidak membicarakan apapun, sampai dering telpon Nicole memecahkan ke canggungan mereka, Marlo menelpon Nicole dan meminta dia menjauh dari Bagas maupun Galang, dia berkata jika Juan akan melihat pabrik itu besok, itu adalah kesempatan emas bagi mereka melihat pabrik itu, Marlo berkata jika dia akan menyiapkan pakaian agar mereka bisa masuk kesana.

Saat kembali, Nicole melihat dua laki-laki di meja itu sedang bertatapan tajam. Nicole yang harus menjelaskan sesuatu pada Bagas, memberi pesan dari agar mereka bisa bertemu di apartemen Shani. Nicole menghampiri meja tersebut dan memberitahu Galang jika dia harus pergi ke suatu tempat. Galang meminta agar dia menemani Nicole pergi ke sana namun Nicole menolak dan akan memesan taksi.

*****

Selepas kepergian Nicole, Galang menuju sebuah café di dalam mall yang sama, dia bertemu seseorang yang dia suruh untuk menemukan Nicole. Orang itu memberika beberapa file foto yang memperlihatkan sebuah rumah tua di permungkiman padat, seorang perempuan yang duduk di sebuah meja club bersama Bagas, dan foto Nicole yang sedang makan dengan Marlo yang sepertinya sedang menyamar.

“Jadi maksud lue di targetin sama mereka?”

“Lue liat anting yang di pake dua cewek itu, ating mereka mirip kan? Bisa jadi itu alat komunikasi mereka” kata laki-laki tersebut.

“Awasin aja mereka dari kejauhan, mereka gak bakal menang lawan gue”

“Lue bakal pura-pura goblok sampe kapan?”

Galang memangakat satu alisnya sambil tersenyum licik.

Marlo sedang menetik sebuah dokumen di ruang kerjanya, sebelumnya dia sudah menghack IP agar di temparkan di Romania, dokumen itu Marlo kirim ke fax Shani, sayangnya printer Shani tersalurkan listrik. Nicole menggunakan ojek online untuk ke apartemen Shani. Sesampainya disana dia tidak mendapati Marlo yang ada disana. Nicole membuka ponselnya dan Marlo mengirimin sebuah pesan “printer”, Nicole naik ke atas dan menyalakan printer Shani.

Setelah printer di nyalakan, sebuah dokumen dari fax keluar, sebuah catatan kepolisian milik Leo keluar, catatan itu berupa kasus kekerasan yang di lakukan Leo, terdapat dua laporan yang ditujukan atas nama Leo, laporan pertama adalah laporan kekerasan dan pelecehan sexual yang menimpa seorang gadis remaja, laporan ke dua adalah laporan penipuan investasi bodong dengan nilai 2 juta USD, namun Leo hanya mendapat hukuman 2 bulan penjara untuk dua kasus tersebut. Dalam kasus itu Maharani menjadi pengacara untuk Leo. Nicole membaca detail kasus Leo, namun beberapa kata dalam laporan itu tidak berhubungan dengan kata selanjutnya. Nicole menandai setiap kata yang rancu dan mendapat kalimat “Target unlock, target knew” Nicole melempar pandangan ke kaca dan melihat dirinya yang sudah seperti pengemis cinta Galang.

*****

Maharani tengah berada di ruangan Leo, mereka membahas mengenai masalah nama Leo yang terdaftar sebagai salah satu pelanggan dari David. Maharani memepertanyakan keterlibatanya dengan kasus Shani. Namun Leo membantah jika dirinya hanya berurusan dengan David sebagai penjual dan pembeli saja tidak lebih dari itu. Dia juga baru tahu jika Shani dan Galang memiliki hubungan setelah Shani meninggal.

Lihat selengkapnya