Nicole bangun dari tidurnya kepalanya sangat berat dan pusing, dia melihat sekeliling tempat itu, sebuah kamar yang dia pernah kenali sebelumnya, Nicole mengumpat dalam hatinya, perlahan dia duduk menyenderkan dirinya di sandaran kasur. Suara gemercik air terdengar dari ruangan di depanya yang Nicole tahu itu adalah kamar mandi. Galang keluar dari kamar mandi hanya dengan handuk yang melilit di perutnya, melirik Nicole yang sudah duduk lalu mengambil baju dan masuk kembali ke kamar mandi tanpa ada sepatah katapun keluar dari mulutnya.
*****
Wulan tersadar jika Nicole belum mengabarinya apapun, perasaan Wulan menjadi tidak tenang memikirkan Nicole. Saat ini Wulan tengah berada di sebuah club malam bersama Leo, sesuai perjanjian Wulan akan mengembalikan kartu itu satu hari setelahnya. Baru saja minuman mereka datang Leo meminta izin untuk ke toilet sebentar, namun dia meningalkan ponselnya beberapa menit kemudian sebuah pesan masuk dari Galang. Dia mengirimkan foto Nicole yang tengah tertidur di ranjang Galang. Mata Wulan melotot seperti akan copot melihat Nicole tengah berada di kamar Galang. Nicole memberi pesan di group mengenai keberadaan Nicole yang sedang bersama Galang.
*****
Nicole mencari tas yang dia gunakan tadi, namun saat dia akan beranjak turun dari kasur kakinya tersangkut, terdapat sebuah tali yang dengan bodoh Galang ikat, karna Nicole dengan mudah membuka ikatan tali tersebut. Saat sedang membuka Galang keluar dari kamar mandi mengenakan baju tidur berjalan mendekat kearah Nicole. Dengan Gerakan cepat Nicole mencoba mendekat ke pintu dan mencoba membukanya.
“Pintunya di kunci sayang”
“Mau ngapain Lue?” tanya Nicole dengan wajah datar.
“Mau kamu. Niki-Niki. Lue pikir gue bodoh bisa ikutin permainan lue gitu aja? Gue udah tahu dari awal lue mempermainkan gue”
Wajah Nicole berubah takut saat Galang mulai mendekat ke dirinya. Nicole mencoba menjauh dari tatapan Galang, namun Nicole terjatuh disebuah single sofa, Galang mensejajarkan tubuhnya dengan berlutut di depan Nicole yang masih ketakutan. Tangan Nicole meraba-raba benda yang bisa ia gunakan untuk menyerang Galang.
“Gimana takut sekarang? Kalo takut jangan main apa kena kan sekarang terbakar” kata Galang mencoba mengintimidasi Nicole.
“Kaget ya saya tahu semua rencana kamu? Nik, tolong di ingat ya, Saya ini lebih pintar dari kamu” kata Galang mendekatkan wajahnya ke Nicole mencoba mengapai bibir Nicole.
“Gue udah tahu kalo lue pura-pura bego selama ini” kata Nicole saat bibir mereka hampir bersentuhan.
Galang menatap tajam Nicole, mencengkram kedua lengan Nicole, menekan Nicole ke arah tembok.
“Jangan bodoh Nic, kamu tahu sedang berhadapan dengan siapa. Gue bisa aja bunuh lue sekarang, dan-”
“Dan jual organ gue ke pasarsan?” Nicole memotong omongan Galang.
Galang menjauhkan dirinya dari Nicole, dia meraup wajahnya kasar dan membanting barang di sekitarnya.