Setelah mengetahui Nicole selamat, Bagas tidak langsung pulang dia mendapat informasi jika di temukan jasad di pinggiran jalan namun wajahnya tidak dapat terdeteksi karena menghilang. Pikiran Bagas mengarah ke Prof Jerome, dia datang ke sana melihat kondisi jasad tersebut. Jasad itu telah termutilasi, dan dibagi menjadi 2 kantung plastic sampah. Dalam salah satu kantung terdapat jas dari Lab Indonesia. Bagas menangis melihat jas itu. Setelah dibawa ke tim forensic, mereka mengatakan jika itu adalah jasad dari laki-laki berusia sekitar 30 sampai 35 tahun. Malam itu juga orangtua dari Prof Jerome di datangkan untuk menguji DNA dengan jasad, sampai pada 45 menit kemudian dinyatakan hasil jika jasad itu bukanlah prof Jerome. Bagas mengehembus napas lega.
Paginya Bagas membawakan Nicole makanan untuk sarapan, namun saat memasuki rumah tidak ada satu orangpun disana. Bagas menjadi khawatir karna beberapa barang mereka juga menghilang. Hanya tersisa mobil milik Marlo dan motor milik Nicole, mobil alpard yang kemarin Nicole bawa juga tidak ada.
*****
Pagi ini Marlo sedang memberi makan ikan di pinggiran kolam. Wulan mendekat ke Marlo, dia baru tahu tadi makam jika Marlo adalah anak dari seorang mafia Juan. Mereka bercengkrama sambil memberi makan ikan. Menceritakan kisah mereka yang hampir sama, Nicole yang sedang berada di ruang makan melihat kebersamaan mereka berdua.
Nicole menjadi mengerti kenapa mereka bisa bersama-sama di situasi ini, mereka yang kehilangan sosok keluarga membentuk keluarga baru, yang menerima mereka dari setiap sisi manapun.
Nicole menjadi sedikit lega, setidaknya dia tahu siapa orang yang menembak kakaknya pada malam itu, setidaknya dia sudah memiliki tujuan balas dendamnya. Nicole melihat terdapat berbagai macam peluru disana. Dia mengambil beberapa peluru lalu membuat target tembakan.
“Wih keren Nic. Harusnya yang jadi anak Daddy itu lue bukan gue”
“Apaan sih Marlo”
“Kan lue yang dari dulu paling jago soal peluru, bela diri, sama ngibulin orang”
“Itu yang ke tiga bukanya lue ya?”
Mereka kembali tertawa seperti sedia kala. Hari ini mereka bertiga habiskan untuk menyusun rencana balas dendam, dan cara menjebloskan Galang ke penjara. Mereka membuat rencana untuk membuat live streaming dan masuk ke dalam pabrik.
Malam hari saat akan tertidur Nicole mendapat telpon dari Galang, awalnya Nicole tidak mau untuk mengangakatnya namun, sebuah pesan masuk dan memperlihatkan Maharani sudah babak belur duduk terikat di sebuah kursi. Nicole tiba-tiba menjadi lemas, dia terduduk di lantai dengan dada yang sesak. Wulan yang baru keluar dari kamar mandi menghampiri Nicole yang terduduk lemas di lantai. Nicole menunjukan sebuah foto Maharani yang menjadi korban dari Galang.
Galang menelphone Nicole kembali, buru-buru Nicole mengangkat telpon dari Galang. Dia meminta agar Galang tidak membunuh Maharani. Nicole mengancam akan membunuh Galang jika Maharani sampai terbunuh.
Dengan pikiran yang cukup kacau, Nicole pergi sendiri ke tempat itu, sebuah pabrik yang memang iya ingin masukin dari dulu, dia hanya membawa pistol milik Shani dan beberapa amunisi yang dia ambil dari rumah Juan. Nicole menyetir seperti orang kesetanan, dia tidak memberitahu Marlo jika dia akan pergi ke pabrik itu, Wulan juga diminta untuk tidak memberitahu Marlo.
Namun sayangnya Wulan berkhianat pada Nicole, setelah mobil Nicole benar-benar pergi dari sana, Nicole membangunkan Marlo, menjelaskan apa yang terjadi pada Nicole. Marlo dengan segera menelpon Juan, dia minta dikirimin mobil ataupun pesawat, mereka harus membantu Nicole menghadapi keluarga Putra.
*****
Hampir menjelang pagi Nicole sampai di depan gedung pabrik itu, masih ada beberapa penjaga disana, seolah mereka tahu siapa Nicole, mereka mengizinkan Nicole untuk masuk ke dalam. Di dalam terasa sepi, saat masuk ke gedung pertama, masih terlihat seperti pabrik garmen pada umumnya. Nicole diarahkan ke sebuah ruangan, saat akan masuk pistol milik Nicole di tahan oleh penjaga, karna Nicole melawan penjaga itu menyerang Nicole. Dengan amarah yang Nicole menedang salah satu penjaga hingga dia terjatuh ke tumpukan kain, satu penjaga lainya Nicole pukul wajahnya tanpa ampun. Beberapa penjaga berdatangan mengeroyok Nicole, dengan ke ahlianya Nicole menyerang mereka seperti adegan film action.
Satu orang dengan badan yang cukup besar Nicole seret kerah bajunya kemudia dia dorong sampai terjatuh, salah satu dari mereka jatuh hingga kepalanya terkena paku. Dalam pertaruangan itu beberapa kali Nicole terkena pukulan, saat masuk ke dalam ruangan dia melihat ada David dan prof Jerome. Dia melihat kondisi David semakin parah dengan luka-lukanya, sementara prof Jerome berada di sell yang berbeda tengah duduk termenung.
“Prof!”
“Nicole? Kamu ngapain disini?”
“Prof gak kenapa-napa?”
“NICOLE AWAS” teriak Prof Jerome membuat Nicole menjatuhkan dirinya ke tanah sebuah tembakan di letupkan. Sayangnya tembakan itu mengenai lengan kiri Prof Jerome, mereka sekarang dalam posisi yang sama berada di bawah.
“ANJING” umpat Nicole.