"Sudah, Lora.³⁷"
"Lora, sudah Lora."
"Lora!"
Tiga kali panggilan santrinya Husain baru berhenti dari bergeming.
"Astaghfirullah! Ada, apa, Han?"
"Haduh Lora, Lora yang nyuruh saya baca Al-Qur'an-nya, lah, Lora malah ngelamun. Kata Lora, melamun itu tidak baik, dan termasuk membuang-buang waktu?" jelas Farhan.
Benar juga. Tidak tahu mengapa sedari tadi Husain tidak konsentrasi melakukan apa pun. Mulai dari pulang sekolah. Hingga kini, ia juga masih tidak fokus untuk memperhatikan santri-santrinya yang harus disimaknya seperti biasanya.
"Astaghfirullah... Pikiranku ini kemana? Untuk apa sedari tadi aku mikirin dia?"
Husain gusar. Dia yang Husain maksud kali ini bukan Heera. Ini untuk pertama kalinya pikirannya berpindah.
Rasanya memang tidak sejenis saat dia memikirkan Heera. Yang ini sedikit berbeda, lebih mengarah ke rasa iba dan penasaran.
Husain beranjak.
"Lora, mau kemana? Kita belum selesai ngaji," seru semua anak-anak yang sedari tadi mengantri, menunggu Husain.
"Wallahu a'lam bisshowab… Besok lagi."
Husain mengambil kitabnya, lantas beranjak pergi.
"Jadi hari ini libur, Lora?"
"Na'am."
"Ye… Yas! Yas!" teriak Santrinya senang.
"Eh, engga jadi deh, ngajinya pindah dulu ke Abuya. Haha!"
"Yah… Lora, mah…." Tubuh mereka lemas, batal bersorak girang.
Husain masuk ke kamarnya. Mengambil dan menghidupkan laptop.
Sekarang dia bingung harus mulai dari mana.
"Siapa tadi namanya?" Husain berusaha mengingat kembali.
"Din! Ah, ya, nama sependek itu, bagaimana bisa dilupain, Hm…."
—Selly—
"Assalamu'alaikum, Sel, ini kak Husain." Husain mengirimkan sebuah pesan pada salah satu adik kelas pengurus OSIS.
"Wa'alaikumussalam warahmatullahi wabarakatuh, Kak. Ada apa ya?" Selly merasa heran kakak kelas yang selalu menjadi tranding di kelasnya itu tiba-tiba mengiriminya pesan.
"Sel, kamu masih pegang data anak kelas X gak?" tanya Husain dalam pesannya.
"Ada, Kak, tapi, waktu hari jum'at kemarin, pas narikin infaq itu, udah diminta lagi, sama kak Raynald, Kak," balasnya.
"Jadi ga ada?"
"Engga, Kak."
—Read—
Husain tidak membalas, dia hanya membaca, menganggurkan pesan Selly.
"Minta ke Ray, pasti ribet," pikir Husain. Belum selesai ia berpikir, beberapa detik kemudian, Selly kembali mengirimkannya pesan.
"Eh, Kak, ini di tempatku masih ada, deng. Belum ku hapus ternyata." Tulis Selly.
"Send, Sel."
Selly mengirim File —Data Kelas 10 MAN—
"Makasih Selly."
"Iya, Kak."
"Buat apa, sih, Kak, Btw?³⁸"
—Read—
Husain kembali meng-read pesan Selly.
Ia membuka File itu, "Ini data buat apa, sih? Lengkap banget... "
Husain terus men-scroll ke bawah. File itu bergulir dari mulai kelas X IPA 1.