"Jam berapa Husain akan pulang, Amin. Bagaimanapun dia harus segera mengetahui tentang hal ini," kata Kyai Sa'ad.
"Sebentar lagi dia pasti pulang, bagaimana kabar pesantrenmu Sa'ad?" Kyai Amin membuka obrolan sembari menunggu Husain datang.
"Mengetahui? Oh iya ada yang belum tahu tentang ini!" pikir Wiyah. Ia lantas membuka tas, dan menarik ponsel iOS dari dalamnya. Ia menghidupkan layar dan sambungan internet.
Diketiknya pesan pada sebuah group.
"Kalian salah. Aku berhasil." Tulis Wiyah penuh kesombongan.
"Berhasil? Berhasil apa? Lagi-lagi berlindung di balik nama ayahmu? Haha," jawab teman-temannya.
"Hey! Sadar diri, kau memang dapat siapa? Aku berhasil. Kita akan segera ditunangkan!"
"Aku dapat Fahrul dia mencintaiku. Kenapa?"
"Emang Ning Wiyah ditunangkan dengan siapa?" Tulis teman lainnya.
"Husain. Putra Kyai Amin. Kenapa?"
"Tabarakallah. Serius Wiyah?" Tulis temannya yang lain, tidak percaya.
"Serius. Kalian salah. Jodoh cerminan diri? Buktinya Wiyah yang pura-pura alim ini dapat pintu surga, juga."
"Kamu itu anak Kyai loh, Ning Wiyah. Seharusnya kamu berubah lebih baik lagi. Ayahmu sudah berusaha sebaik mungkin untuk menjodohkanmu dengan orang yang baik." Nasehat temannya.
"Lantas bagaimana dengan Dennis, bukannya kamu masih pacaran sama dia?"
"Jangan bahas Dia! Dia gak lebih tampan dan kaya seperti Husain."
"Istighfar Wiyah, ingat, Q.s An-Nur ayat 26. Perempuan-perempuan yang keji untuk laki-laki yang keji, dan laki-laki yang keji untuk perempuan-perempuan yang keji (pula), sedangkan perempuan-perempuan yang baik untuk laki-laki yang baik, dan laki-laki yang baik untuk perempuan-perempuan yang baik (pula). Mereka semua itu bersih dari apa yang dituduhkan orang."
"Jadi maksud lo apaan sih, anjir. Dennis aja selingkuhin gue."
"Sifat aslinya keluar. Mulai..." ucap temannya yang lain.
"Sampeyan punya gelar, punya marga. Hadir dari keluarga yang luar biasa, berarti sampeyan juga punya kewajiban buat menjaganya. Kewajiban sampeyan makin besar, untuk membantu Rasulullah dakwah. Sampeyan, kan, sama halnya dengan satpam agama, yang seharusnya malah membantu para orang awam, Wiyah."
"Brisik banget, sih! Gak pada bisa diem apa! Dahlah gak asyik!"
"Y!" tambahnya.
—Alawiyah Keluar Group—
Teman-temannya itu terlalu alim. Berubah karena nasehat teman tidak semudah itu. Wiyah pernah jatuh ke dalam lembah kesalahan; dulu saat bergaul dengan orang-orang yang salah. Bahkan, sekarang, ia pun masih belum memutuskan pacarnya—Dennis, dan dengan santainya, ia langsung saja menyetujui perjodohan ini.