Yakuza van Java S.2 : Case Files

A.M.E chan
Chapter #5

CASE 2 : TWINS (Akhir)

Episode sebelumnya : Geng Yakuza van Java akhirnya memutuskan untuk mengawasi Lela di malam hari berdasarkan keterangan Leli bahwa kakaknya itu selalu pulang tengah malam. Diluar dugaan, ternyata mereka tiba di sebuah diskotik bernama Queen Day! Shizuka dan Revan masuk ke diskotik dengan penampilan berbeda untuk mengawasi Lela. Mata Revan dan Shizuka dibuat terbelalak melihat Lela yang akan membuka bajunya sebagai penari striptis!

******

Walaupun akhirnya Revan dan Shizuka berhasil mencegah Lela buka baju sembarangan, Revan dan Shizuka tetap memasang wajah bete banget. Masalahnya, si Lela teler dan gila itu sekarang sedang menari-nari tidak jelas. Sudah begitu banyak cowok buaya-buaya darat yang mengelilingi Lela gara-gara tarian gaya ularnya. Ada yang jawil-jawil lah, pegang-pegang lah sampai....*TIIIIIIIT* . Rasanya Revan tidak ingin percaya kata-kata Leli yang bilang kalau dulu si Lela ini anak soleha. Soleha darimana? Tidak ada tampang begitu di wajah Lela sama sekali!

 “Halo, cewek cakep.”

Tidak ada angin tidak ada hujan, eeh cowok teler bermata sayu plus bau alkohol tiba-tiba iseng jawil bahu Shizuka. Akibatnya....

“KYAAAAAAAAA!!” DUAG! Shizuka reflek mengeluarkan jurus tendangan bom nuklirnya yang bikin cowok itu terpental membentur meja hingga terdengar suara gelas pecah dan keributan lainnya. Revan sampai reflek berdiri kaget melihat wajah Shizuka sudah pucat, takut ketahuan.

“HEH! SIAPA YANG NENDANG GUE!?”

Teriakan cowok mabok sialan tadi, bikin semua mata termasuk cowok-cowok buaya darat yang sedang merayu Lela, jadi tertuju semua ke arah Shizuka. SET! Revan dengan heroiknya langsung menggamit tangan Shizuka lalu mengajaknya kabur. Saat ada beberapa cowok yang menghalangi langkahnya, tidak pakai ba bi bu Revan langsung menghajar cowok-cowok itu, dan dengan gampangnya mereka tumbang karena semuanya dalam kondisi mabuk.

***********

  “RIDOOOOOOOO!!!” Teriakan cempreng Rita sukses bikin preman-preman itu kaget dan langsung mengarahkan pisau ke leher Rita. Hiii! Rita jadi begidik ketakutan. Tapi untungnya keberanian Rita tadi tidak sia-sia, karena Yukio dan Rido langsung datang menghajar ketiga preman itu. Mira selamat karena preman yang menahannya langsung ditendang Yukio. Dan Yukio buru-buru menarik Mira ke belakang badannya.

   “Jangan kesini! Kalo nggak, leher cewek ini bakalan putus!” Seru cowok yang sepertinya bos dua preman tadi. Rita jadi makin pucat pasi menahan tangis. Matanya lurus melas menatap Rido. Bikin Rido dan Yukio makin bernafsu saja ingin menghajar mampus si bapak tua sok preman itu.

   “Do, biar gue yang...”

 “Lo jagain Mira aja, Ki.” Dengan cepat, Rido merentangkan tangan kanannya di depan Yukio. Sekali-kali, dia ingin duel one on one melawan bos preman beneran. Rido berjalan mendekati bos preman brewok itu, yang bikin si bos reflek mundur beberapa langkah.

  “Lo mau apain dia, sih? Ngakunya preman tapi beraninya nyandera cewek doang. Cemen lo.” Rido tiba-tiba sudah berada di depan preman itu, yang bikin dia kaget-panik-bingung dan..... DUG! dengan tenaga yang tak seberapa, Rido memukul tengkuknya, dan sukses bikin tuh orang langsung pingsan.

“HUEEEEEE! Aku takuuuuut!” Rita langsung memeluk Rido begitu lepas dari preman sialan itu. Yukio merengut melihat Rita malah memeluk Rido. JWIIIITT~ cubitan panas Mira langsung mendarat di lengan Yukio, yang bikin dia teriak-teriak kesakitan. Faktor kaget tiba-tiba dicubit, juga salah satu alasan teriakannya.

  “Ke mobil lagi, yuk. Takutnya Shizuka sama Revan udah balik. Nanti nyariin kita lagi.”

  Setelah Mira ngomong begitu, mereka langsung tancap gas lari menuju parkiran mobil. Baru saja mereka tiba di parkiran, mereka dikejutkan dengan Revan dan Shizuka yang sedang dikejar banyak orang. Tidak perlu bengong apalagi bertanya tidak penting, mereka semua langsung masuk ke mobil.

“Ayo cepet jalan, Ki!” Seru Shizuka sambil memukul-mukul bahu Yukio. Yukio menyalakan mesin dan langsung melesat pergi meninggalkan para cowok kesetanan yang tadi menggedor-gedor mobil Shizuka. Setelah dirasa cukup jauh dari tempat sialan-aneh-tak bermoral bagi Shizuka dan Revan itu, Shizuka melepas wig nya. Revan juga melempar kacamata berlensa kuning ke dasbor sambil memijat keningnya.

“Lo semua pada kenapa sih? Gimana rasanya bisa masuk diskotik?”

“Gue nggak mau bahas itu, Ki! Gila! GILA!” Revan menyandarkan kepalanya di jok dengan wajah yang terlihat shok banget. Mira, Rido dan Rita menoleh bengong ke arah Shizuka yang sedang melipat tangannya plus pasang wajah serius menyeramkan. Rita juga sebenarnya penasaran kenapa mereka berdua bisa jadi begitu. Sampai Shizuka menoleh ke arah Rita yang duduk di sampingnya. Terasa banget lah daritadi tuh anak memperhatikan dirinya melulu.

“Apa?”

“A! Ngngng....nggak~ Aku...cuma...”

“Intinya tempat itu emang nyebelin banget, Ta.” Shizuka tahu saja apa yang sedang dipikirkan Rita. Buktinya, Rita manggut-manggut seperti puas dengan jawabannya.

“Van, sori ya. Gara-gara gue elo...”

“Nggak pa-pa kali, Shi. Cowok kayak gitu emang pantes elo hajar!” Dengan raut muka yang masih kesal, Revan melipat tangannya di depan dada. Yukio dan Rido yang sebenarnya penasaran banget dengan keadaan di diskotik, jadi tidak berani bertanya, melihat ekspresi mereka yang tidak enak itu. Apalagi Shizuka? Hiiiii! Mending disuruh membangunkan semua setan keluar siang-siang deh, daripada bertanya ke Shizuka. Cari mati!

“Sekarang kita mau kemana, nih?” Tanya Yukio saat mobil berhenti di depan lampu merah. Ini nih sifat bodoh Yukio yang tidak bisa baca situasi. Shizuka dan Revan jelas tidak mau jawab karena saking malasnya. Sebagai gantinya, Yukio dapat jackpot jurus tepukan nyamuk ala Mira.

“SAKIIIIT!”

“Gue tanya deh. Sekarang jam berapa?”

“Jam sebelas lewat lima, Ra.” Yukio polos banget jawab pertanyaan Mira sambil melihat jam tangan Casio nya. Bikin Mira rasanya ingin memasukkan Yukio ke RSJ. Biar otaknya diperbaiki kalau perlu diprogram ulang sekalian jadi lebih pintar.

“Berarti?”

“KITA MAIIIIN!”

“KITA PULANG, BEGOOO!” Tidak cuma kompak teriak, pelototan mereka berlima juga kompak. Yukio sampai menutup telinga kirinya saking kencangnya suara mereka. Parahnya nih, sampai bikin pengamen jalanan yang tadi menghampiri mobil, jadi lari ketakutan.

“Ya, nyantai sih. Baru juga jam sebelas.”

“Enak aja! Gue mau pulang! Capek!” Revan melingkarkan tangan di jok sambil membuang napas berat. Sudah capek dengan kejadian di diskotik sialan itu, eh ditambah harus menghadapi tingkah Yukio yang seenaknya. Huh! Rasanya badan seperti rontok!

“Tapi kan...”

“Yukio! Udah ijo tuh! Cepetan jalan!” Rido menepuk-nepuk pundak Yukio berkali-kali dengan keras. TIIIN!TIIIN! Klakson-klakson berisik di belakang mereka mulai berkoar-koar menyuruh mobil merah mentereng Shizuka jalan. Yukio langsung memainkan persneling dan injak gas kuat-kuat yang bikin mobilnya langsung ngamuk menerobos jalan dengan cepat.

“YUKIOOOOOOOOOOO!!!” Beneran deh, mereka berlima tidak habis pikir dengan tingkah Yukio. Tuh anak kerasukan dedemit apa sih sampai orangnya jadi liar, bego plus usil begitu? Parahnya lagi, si Yukio cuma tertawa-tawa senang melihat mereka marah-marah dan ketakutan. Huh! Dasar Yukio sableng! Sakit jiwa! Bikin orang jantungaaaan!

**********

Akhirnya, mereka sampai dengan selamat di depan rumah Shizuka. Yaah walau pake bonus sakit kepala plus mual-mual saat turun dari mobil.

Thanks, ya.” dengan wajah ceria nggak berdosa udah bikin sahabatnya hampir tewas, Yukio melempar kunci mobil ke Shizuka. Karena masih pusing, Shizuka menangkapnya dengan lemas. DUG! Mira menginjak kaki Yukio lalu berbalik meninggalkannya.

“Mi...Miraaaa! Tungguiiin~!” Yukio buru-buru mengejar Mira sambil mengangkat-angkat kakinya. Bener-bener dah jalannya Yukio udah kayak pocong lewat—lompat-lompat gitu. Mereka semua tersenyum lalu ketawa ngakak sampe mereka berdua hilang dari pandangan Shizuka, Revan , Rita dan Rido.

“Yukio...hahha....emang bikin cair suasana, ya. Tingkahnya itu, lho. Hahaha...” Shizuka tiba-tiba ketawa. Revan yang biasanya calm pun bisa juga ketawa. Rita sampai agak heran lihat Revan yang ternyata bisa ketawa lepas kayak gini. Menurutnya, bagus banget lho kalo seandainya Revan bisa tiap hari kayak gini!

“Oke, deh. Gue cabut ya sama Rita. Yuk, Rit nanti keburu nggak ada angkot.” Ajakan Rido langsung dibalas anggukan Rita.

Lihat selengkapnya