Kamis, 2 September 2021 Pukul 14.35
Mereka semua sedang sibuk dengan aktivitas masing-masing di markas mereka—atap sekolah. Tapi, hari ini Yukio tidak masuk sekolah karena katanya sih badannya sedang sakit semua entah karena apa.
“Nggak ada Yukio, sepi, ya. Kok bisa sih dia sakit?”
“Heh! Jangan meleng! Biru!” Hari ini, Revan sedang bad mood banget. Gara-gara kolong mejanya mendadak jadi tempat sampah saking banyaknya tumpukan kertas! Ada yang minta dicarikan kucingnya yang hilang lah, jepit rambut hilang sampai maling kolor di sekitar rumah! Masih segar dalam kepala Rido mengenai kata-kata kemarahan Revan yang bilang ‘emangnya gue hansip kompleks apa? Sampe nyuruh gue nyariin maling kolor?!’ Yah, mau tidak mau Rido harus sabar menghadapi Revan. Ditambah lagi Rido sedang kena hukuman dari sang ketua yang tegas banget itu, gara-gara kemarin ia menghancurkan lukisannya. Jadilah Rido sekarang merangkap sebagai asisten pribadi Revan selama seminggu plus bulan-bulanan bad mood Revan hari ini.
“Alaa.. Yukio aja sakit. Gue yakin itu alesan dia doang. Bilang aja dia mau bolos pelajarannya Bu Lastini. Mana ada coba orang bodoh bisa sakit.” Saking asyiknya memandangi idola cowok Korea di majalah sambil mengunyah cokelat, Mira jadi telat merespon perkataan Rido. Tapi, mereka semua tetap mengangguk setuju kecuali Shizuka yang saat ini pikirannya sedang tenggelam dalam indahnya awan di matanya.
“AA!” Tiba-tiba Shizuka berteriak yang sukses besar bikin semuanya kaget—terutama Rido yang sampai menjatuhkan cat minyak Revan.
“KENAPA, SHI?!” Rido sampai berlari menghampiri Shizuka. Meninggalkan Revan yang sedang terbengong-bengong melihat cat minyak warna merahnya tumpah semua gara-gara dijatuhkan Rido.
“Bagusnya~ liat deh! Awan itu bentuknya stroberi!”
GUBRAAAAAK! Rasanya, mereka semua ingin terjungkal atau jatuh terguling-guling mendengar teriakan Shizuka yang ternyata sangat amat tidak penting itu. Tapi, mereka semua memaksakan senyum demi selamat tak kena bogem nuklir Shizuka yang menggemparkan SMA Widya Harapan.
Ceklek! Tiba-tiba, ada seseorang yang membuka pintu atap sekolah berwarna abu usang. Jadilah mereka semua menoleh ke arah si pembuka pintu, termasuk Revan dengan wajah betenya. Tapi, wajah betenya mendadak berubah sumringah saat tahu siapa yang muncul.
“Dion?! Lo...Dion si ketua OSIS baru, kan?” Revan sampai beranjak dari duduknya. Akhirnya, orang yang penting di sekolah ini datang juga! Dalam hati, Revan merasa bangga akhirnya berita soal keberhasilan geng Yakuza van Java dalam menyelesaikan masalah teman-teman, sampai juga ke telinga orang penting sekelas ketua OSIS. Mira dengan gaya lebaynya sampai menjatuhkan majalah dan melangkah cepat menghampiri cowok tinggi atletis nan lumayan manis itu. Cowok itu cuma meringis keki ditatap heboh begitu. Bikin Rita dan Mira yang doyan hunting cowok keren dan populer, tambah terpesona.
“Ada apa?” Shizuka menatap wajah Dion sambil berjalan pelan dengan wajah dingin yang sepertinya memang bawaan dari lahir. Revan yang tadi berwajah sumringah, reflek langsung mengubah gayanya menjadi cool supaya Shizuka tidak kecewa melihatnya. Secara, Revan biar dikata dingin-kaku-robot uji coba-tak punya perasaan, sekarang ini sedang berusaha PDKT dengan Shizuka lho!
“Hmmm...”
“Eh, ngomong kok berdiri nggak enak, kan. Ayo ayo duduk disitu.” Dengan ceria, Rido mengajak cowok keren itu duduk lesehan di lantai semen. Dion hanya mengangguk bersahaja lalu ikut duduk di tengah-tengah anggota geng Yakuza van Java.
“Hm?”
“Kenapa, Yon?” Revan menangkap gelagat bingung Dion.
“Kayaknya ada yang kurang, ya? Yang rambutnya warna cokelat kalo nggak salah. Kok nggak ada?”
“O...Oh~ iya, Yon. Dia sakit hahahha...” Kata Mira dengan cepat. Walaupun senyam-senyum di depan, tapi hati merutuk-rutuk. Ngapain coba nih cowok nanyain Yukio? Hello~ sangat tidak penting banget kali! Kalau ada dia, justru malah tambah runyam plus berisik! Secara, dia kan trouble maker banget!
“Jangan bilang lo dateng kesini mau cari Yukio?” Revan langsung main tembak to the point tanpa iklan tanpa basa-basi dan tanpa ekspresi. Datar banget! Kalau seandainya kata hati Mira tadi bisa didengar Revan, mungkin Revan bakal setuju dengan Mira. Shizuka sampai menyikut lengan Revan, tapi sayang yang disikut tetap saja datar menatap Dion. Fiuuh, dasar manusia setengah robot!
“Oh, tidak. Gue kesini karena mau minta tolong kalian cari pacarku.” Untung saja Dion tidak terpengaruh dengan aura kaku plus dinginnya Revan. Saat Dion menunjukkan selembar foto, Shizuka dan yang lain terkagum-kagum memuji objek yang ada di foto itu. Seorang cewek bertopi lebar yang sedang duduk manis memakai dress warna putih diantara bunga-bunga berwarna kuning.
“Cantik.” Rido dan Revan sampai kompak dan reflek berkata begitu. Tapi berbeda dengan Rido, Revan tidak butuh waktu lama untuk balik lagi ke sikap kakunya. Wajahnya juga makin serius menatap Dion.
“Namanya?”
“Ayumi.”
“Dion, bukannya gue nggak mau nerima kasus ini. Tapi, lo kan bisa usaha dikit. Ke rumahnya kek, telpon, chat WA mungkin?” Revan merasa kasus Dion kurang menarik dan berniat untuk menolak. Yaah, walaupun orang penting sekelas ketua OSIS sih.
“Itu dia masalahnya, kak Revan. Gue....kenal dia lewat Facebook. Terus, selama ini gue cuma komunikasi lewat chat WA saja. Telepon pun cuman dua kali.” Wajah Dion kali ini agak menekuk sambil menunduk dengan tangan terkepal.
“HAHAHAHHAHA....BEGO! MASA PACARAN NGGAK TAU RUMAHNYA?! GIMANA BISA...”
PLOK! BUG! Jurus tepukan bahu Mira dan jurus jitakan Rita lengkap sudah mendarat di badan Rido yang sifatnya memang mirip dengan Yukio.