Episode Sebelumnya : Shizuka bersama para staf rumahnya berhasil memperkecil ruang lingkup restoran Padang di seluruh Bandung menjadi sepuluh restoran yang diduga lokasi kediaman rumah Ayumi. Geng Yakuza van Java langsung meninjau tempat-tempat dalam notes Shizuka. Namun, saat mereka siap akan berangkat, Mira bertengkar dengan Yukio cuma gara-gara kaos Doraemon yang dipakai Yukio, yang membuat Shizuka, Revan, Rido dan Rita harus terdiam karena saking canggungnya suasana di dalam mobil. Revan yang tidak tahan melihat mereka saling diam dan merengut, menyuruh mereka berdua keluar dari mobil dan meninjau restoran Padang terakhir yang tertulis di notes Shizuka. Mira berusaha menentang tapi Revan bersikeras, yang akhirnya harus dilakukan Mira dengan perasaan sangat kesal.
******
BUG! BUG! BUG! BUG! Mira memukul-mukul bahu Yukio yang malah membuatnya tersasar lebih jauh. Huh! Walau diiming-iming bakal dicium Johny Depp atau diajak dinner bersama Robert Pattinson pun, mendingan ngadem di rumah deh daripada harus tersasar bareng Yukio yang tulalitnya minta ampun begini! Apa sih yang ada di pikiran Revan?! Menyiksa batin-menyiksa hati-jiwa raga ini mah!
“Heh! Mana warung Padangnya? Kok kita nggak nyampe-nyampe, sih?!”
“Yaa, gue lupa, Ra. Tadi nggak gue liat banget, siiih.”
“Makanya liat tuh pake mata sama otak! Bukan pake dengkul!”
Perkataan Mira yang pedas nyelekit ini bikin hati Yukio serasa ditusuk pedang oleh Mira. Yukio jadi teringat saat ia masih TK dulu. Saat ia terjatuh, Mira bukannya menolong malah memarahinya dan bilang ‘anak cowok nggak boleh nangis kalo jatuh!’ Hihihi....Yukio jadi senyam-senyum sendiri mengingat saat itu. Saat yang tidak akan pernah ia lupakan. Saat pertama kali ia bertemu Mira.
“Tuh, warung Padangnya! Jangan senyam-senyum sendiri! Kayak orang gila, tau!” Dengan muka masih cemberut hebat, Mira berjalan semakin cepat meninggalkannya. SET! Tiba-tiba, Yukio meraih tangan Mira yang bikin si cewek judes itu menoleh dengan raut wajah sangat nyolot ke arahnya. Yukio berjalan di antara lalu-lalang banyak orang sambil terus menggandeng tangannya. Ih! Apa-apaan coba?! Dia pikir dengan sok romantis gandeng tangannya begini, bakal mengampuni kata-kata Yukio yang nyelekit gila tadi? Salah besar! Saat Mira mau buka mulut akan memarahinya, eh Yukio sudah merentangkan telapak tangan kirinya di depan wajah Mira.
“Disini banyak orang. Biar kita nggak mencar, gue gandeng tangan lo. Sori, ya kalo lo nggak suka. Sebentar aja, kok.”
Mira sampai terbengong-bengong melihat Yukio. Hari ini sore ini, baru kali ini Mira melihat ekspresi Yukio yang serius begini. Sorot matanya tegas seperti mata Revan. Mira mengerjap-ngerjap matanya, berharap ini cuma mimpi. Tapi...mengerjap-ngerjap berjuta kali pun tetap saja sosok Yukio yang sedang berjalan di depannya! Tidak mungkin! Pasti nanti bakalan hujan deras! Pasti bakalan gempa bumi! Mana mungkin Yukio yang bodoh plus kekanak-kanakan begitu, bisa sok romantis plus serius beginiiiii? Sedang kesambet setan roman mana niiiih?
Ah! Untung saja mata Mira langsung menangkap plang besar bertuliskan ‘Warung Padang Selero Bundo’ di depannya. Langsung saja Mira melepaskan tangannya dari genggaman Yukio, lalu masuk ke warung Padang yang ternyata tidak begitu ramai. Mereka langsung disambut oleh seorang bapak separuh baya yang kelihatannya ramah.
“Selamat datang. Akang teteh mau makan apa?”
“Ah, begini, Pak. Saya teh mau nanya. Bapak kenal nggak sama Ayumi? Fotonya....”
PRAAAANG! Pecahan piring yang tiba-tiba saja terdengar, bikin Yukio dan Mira menoleh ke arah sumber suara. Ternyata pelaku pemecah piring tadi, seorang cewek berambut kuncir kuda. Wajahnya seperti terkejut melihat mereka berdua. Yukio melangkah mendekati si cewek, tapi dia malah lari ke dalam. Parahnya, Yukio malah mengejar tuh cewek! Huh! Dasar Yukio! Soal cewek cakep saja langsung cling matanya!
“Pak, saya izin nyusul teman saya, ya.” Pamit Mira yang direspon bapak itu dengan anggukan pelan seperti terbengong-bengong. Dengan wajah kesal, Mira masuk mengejar Yukio sampai belakang rumah. Siap marah-marah ala nenek lampir mengutuk orang deh!
“HEH! LO TUH....”
Mira tidak bisa melanjutkan kata-kata kemarahannya saat melihat Yukio merangkul gadis yang sedang menangis sesenggukan itu. Wajah sangar Mira seketika itu jadi melembut, kemudian ia langsung duduk di sebelah si gadis.
“Ayumi...hiks....Ayumi....gimana...kabarnya...?” Tanya Shelly--nama gadis itu, diantara tangisnya.
“Ya, itu sih yang mau gue tanyain sama lo. Lo kenal sama Ayumi?” Yukio malah balik bertanya. Cewek itu mengangguk sambil mengusap-usap wajahnya menghalau air matanya. Ah! Mira hampir saja lupa dengan buku notes cokelat dari Revan. Langsung saja ia keluarkan dari saku jaket dan siap mencatat semua perkataan Shelly—cewek berkuncir kuda itu.
“Ayumi nggak ngasih kabar lagi sejak aku sama dia berpisah. Waktu itu aku sama Ayumi tetanggaan. Tuh rumahnya yang itu.” Shelly menunjuk sebuah rumah besar yang ada di seberang mereka.
“Shelly tau dimana sekolahnya?”
Cewek itu menggeleng lemah dan malah semakin menunduk menanggapi pertanyaan Mira. Waduh! Bikin Mira jadi merasa bersalah nih. Pertanyaannya tidak ada yang salah kan?
“Ayumi orangnya tertutup banget. Walaupun aku kenal dia, tapi dia nggak pernah cerita apa-apa. Setau aku dia tuh sering batuk-batuk. Kasian. Terus...tau-tau Ayumi pindah rumah tanpa bilang ke aku.” Wajah Shelly makin sedih sampai menundukkan kepalanya. Ah, cuek aja lah! Mira berusaha tidak menggubris macam-macam ekspresi Shelly dan mencatat semua kata-katanya di notes Revan. Setelah itu, Mira menutup notes cokelat dan memandang Shelly yang masih saja banjir air mata.
“Shelly, semoga Ayumi temen lo itu baik-baik aja, ya.” Hibur Mira sambil tersenyum lembut.
“Iya, aamiin. Makasih, ya.” Kata Shelly sambil tersenyum tipis. Waah, bikin Mira merasa sedikit lega.
**********
Cahaya matahari sudah semakin meredup, saat mereka berdua keluar dari warung Padang. Mira memandangi catatannya dengan bangga. Yakin banget deh bakal dipuji Revan!
Set! Lagi-lagi, Yukio menggandeng tangan Mira yang membuat pikirannya tentang Revan tadi jadi berantakan. Yukio kenapa sih? Memangnya sebegitu sedihnya ya sampai bisa mengubah sikap? Mira jadi semakin penasaran dengan Yukio. Ingin rasanya Mira menyudahi acara saling diam ini dengan mengajak bicara Yukio duluan. Tapi....