Yakuza van Java S.2 : Case Files

A.M.E chan
Chapter #12

CASE 4 : WHO?! (Akhir)

Episode Sebelumnya : Shizuka ditusuk?! Hal ini membuat gempar anggota geng Yakuza van Java. Revan menduga ada seseorang yang sedang mengawasi geng Yakuza van Java, jadi ia menginstruksikan sahabat-sahabatnya untuk pulang sebelum gelap dan tidak sendirian. Namun, Yukio yang memang suka tantangan, malah mengabaikan instruksi Revan dan bergerak sendirian memancing pelaku untuk menyerangnya. Naas, Yukio pun jadi korban! Revan bersama Rita dan Rido menjenguk Yukio keesokan harinya, sekalian bertanya soal kejadian yang dialaminya. Namun, Yukio hanya mengingat ciri-ciri mobilnya saja.

*******

Malam, pukul 22.10

“Oh, begitu ya.” Terdengar suara Shizuka dari seberang telepon Revan, saat ia memberitahukan ciri-ciri mobil yang menabrak Yukio. Tadi Revan lupa bertanya lebih detail pada Yukio, jadilah dia harus menelepon tuh anak. Revan dalam hati senang punya alasan untuk menelepon cewek yang disukainya. Ia memang selalu punya niat untuk menelepon Shizuka, tapi terlalu gengsi karena tidak ada tujuan. Kali ini, bisa berpuas-puas ria deh mengobrol panjang lebar dengan Shizuka. Yaah, kalau bisa sih sepanjang sinetron di tivi-tivi yang sampai beratus-ratus episode belum tamat juga. Begitulah pikir Revan.

“Udah gue duga, Van. Dia pelakunya. Lo inget, kan omongan gue di mobil waktu itu?”

“Iya sih. Tapi...itu bukannya karena reputasi lo yang terkenal seantero Bandung, ya, Shi?”

“Tadinya gue juga mikir gitu. Tapi sekarang lain. Yukio yang jelas-jelas cuman cowok biasa, diincar juga. Berarti pelaku tau kalo gue deket sama Yukio. Terus masalah tali itu juga.”

“Iya, benar. Tadi pas pulang dari rumah sakit, gue sempet pergi kesana dan emang aneh banget. Hmmm....Shi, sebenernya gue....”

“Ah! Shiratori san dateng periksa kamar! Udah, ya Van gue tutup. Daaah~”

Revan bengong memandangi android nya. Yaah, belum kesampaian deh mengobrol lama-lama ala sinetronnya. Tapi wajahnya senyam-senyum memandang bulan di atasnya. Ya, kamarnya yang memiliki balkon di depannya memang tempat paling Revan sukai. Revan mengetuk-ngetuk pelan androidnya di pagar pembatas, memikirkan soal kejadian Shizuka dan Yukio. Tanpa tahu ternyata Shizuka membohonginya dan berencana untuk pergi menyelidiki sendiri soal si pelaku malam ini.

*************

Topi udah, jaket udah dipake, sepatu kets, tas P3K beres! Shizuka mematut-matut di depan cermin sambil tersenyum mengerlingkan mata. Setelah itu, Shizuka mengeluarkan sepuluh seprei dari lemari besar lalu mengikatkannya menjadi semacam tali pada kaki tempat tidurnya. Setelah dirasa kuat, Shizuka keluar dari jendela dengan merayap pada simpulan sprei seperti agen mata-mata yang sedang menyelinap keluar dari markas musuh. Tap! Setelah berhasil turun, Shizuka mengendap-endap dibalik semak yang cukup tinggi menghalangi tubuhnya dari para bodyguard yang sedang berjaga-jaga di sekitar halaman rumahnya yang super luas. Mata Shizuka berbinar-binar saat melihat sebuah pohon yang dahannya mengarah ke luar gerbang. Shizuka cukup memanjat pohon itu dan merayap sampai dahan. Dengan lincahnya, ia memanjat pohon itu dan saat hampir sampai di dahan yang menjuntai keluar....

“Shi....Shizuka sama! Nani wo...[1]

BUG! Shizuka melempar kotak perhiasan yang memang sengaja ia bawa untuk berjaga-jaga kalau ada kejadian seperti ini. Ia buru-buru melompat turun dari dahan dan berlari menembus jalanan yang sepi. Gue mau semua ini cepet selesai! Nggak akan ada korban lagi!

  ********

Atap sekolah, Rabu 22 September pukul 15.35

 Udah tiga puluh menit Revan dan keempat sahabat ‘uniknya’ menunggu Reno yang katanya bakal datang jam tiga setelah rapat OSIS selesai. Revan senang hari ini Shizuka sudah bisa kembali ke sekolah dan sepertinya lukanya juga sudah sembuh. Buset! Cepat amat sembuhnya! Padahal manusia normal pasti butuh waktu sebulan untuk sembuh!

“Weisssh! Yukio! Lo cepet juga sembuhnya padahal baru juga kemaren. Bisalaah disamain sama Shizuka.” Rido menepuk pelan bahu sahabatnya itu. Ah! Revan sampai lupa dengan Yukio juga!

“So pasti, bro. Gue kan kuat nggak kayak si datar satu itu.” Yukio melirik sinis ke arah Revan yang sedang memutar-mutar androidnya. DUG! Mira menendang telapak kaki bersepatunya. Ia tidak rela Revan disindir. Untungnya, sayang seribu sayang, sindiran Yukio tadi tidak ada efeknya bagi Revan yang masih diam seperti memikirkan sesuatu.

“Revan, kamu kenapa?” Rita menepuk pelan bahu Revan, yang bikin dia agak terkejut kemudian melihat ke arah Rita yang sedang senyum.

“Ah, ngng...nggak pa-pa.”

Darlingku. Ngapain sih lo deket-deket si datar sok ganteng itu. Mendingan gue yang udah pasti.”

 JWIIIT~ jeweran Mira mendarat di telinga Yukio yang bikin dia teriak-teriak kesakitan. Siapa suruh ganjen sok-sokan merayu!

“Eh, bro. Ngerasa nggak sih kalo Shizuka lama banget? Ngambil obat merah aja lamanya kayak yang ngambil di Hongkong.”

SET! Wajah Revan seketika itu menegang saat mendengar perkataan Rido. Ia baru sadar kalau Shizuka tadi bilang pergi ke UKS setelah selesai pengayaan bahasa Inggris tadi. Revan langsung beranjak dari duduknya dan berlari menuju pintu.

“REVAN! MAU KEMANA?!” Melihat Revan mendadak lari keluar menuju pintu atap sekolah, Rido buru-buru mengambil tasnya dan pergi menyusul Revan. Yukio, Rita dan Mira pun jadi latah ikut buru-buru mengambil tasnya dan keluar.

BRAAAK! Revan membuka pintu ruang OSIS dengan kasar sampai semua anggota yang sedang rapat, menoleh ke arah mereka. Rido melongokkan kepalanya ke dalam ruangan OSIS.

“Van, Reno nggak ada tuh,” bisik Rido ke Revan.

Lihat selengkapnya