Episode sebelumnya : Geng Yakuza van Java kedatangan cewek super cantik yang begitu mirip dengan Shizuka bernama Susanny Charlotte alias Susan. Perlakuan Revan yang sangat berbeda pada Susan membuat teman-teman geng Yakuza van Java bertanya-tanya siapa dia bagi Revan. Saat Revan menjawab ia mantan pacarnya, entah kenapa hati Shizuka merasa sakit, kesal, panas, kebat-kebit. Sampai akhirnya Shizuka memutuskan untuk bersikap dingin pada Revan, yang membuat sang ketua geng merasa bingung dan heran dengan perubahan sikap Shizuka. Saat Revan ingin mengutarakan perasaannya pada Shizuka, Shizuka malah pergi menjauhinya karena kebetulan dipanggil Cindy--sang ketua panitia acara sekolah.
*********
Rasanya saat itu juga, ia ingin memuntahkan semua kegalauannya. Sadar tidak sih ada cowok yang selalu memperhatikannya? Sadar tidak sih ada yang sedang berusaha PDKT sama tuh cewek? Sadar tidak sih ada cowok yang menyimpan rasa untuknya! Revan merutuk-rutuk dalam hati memikirkan Shizuka. Shizuka yang entah kenapa jadi bad mood dan seperti menghindarinya, malah bikin Revan makin galau. Saking kepikirannya, sampai-sampai ia tidak sadar kalau Yukio sudah daritadi berdiri di samping Revan dengan wajah isengnya.
“Ki, kayaknya Revan ngelamun deh. Kenapa, ya?” Mira yang baru datang setelah dari toilet, melambai-lambaikan tangannya ke wajah Revan. Yukio menoleh sebentar ke arah Mira lalu menatap Revan lagi dengan senyum ala devil isengnya. Wajahnya ia dekatkan ke telinga Revan lalu....
“Revan, Shizuka tuh udah punya pacar tau.”
“JANGAN, SHI! GUE SAYANG SAMA LO!”
Ha? Ups! Revan buru-buru menutup mulutnya. Mira melongo sampai mulutnya terbuka lebar mendengar pernyataan Revan yang lugas itu. Yukio tertawa-tawa senang melihat wajah Revan jadi merah padam menekuk menahan malu.
“Apaan sih lo, Ki? Lo nggak pernah puas ya ngisengin gue?” Revan menepuk wajahnya sambil menunduk menahan rasa malunya.
“Va...Van...lo...lo....suka...sama Shizuka? Hah? Cewek terkuat yang terkenal seantero Bandung itu? Halo~ Revan. Lo yang... aduh! Nggak mungkin banget. Emang sih Shizuka cantik tapi...”
Mira benar-benar tidak habis pikir dengan ketua gengnya satu ini. Mira jadi berimajinasi Revan menjadi ksatria pemberani yang berani-beraninya suka dengan tuan puteri paling ditakuti se-Bandung raya itu. Revan berjalan pelan ke arah Mira lalu menariknya menjauh dari orang-orang dan tentu saja dari Yukio juga. Waah, kalau Revan sudah begini pasti ia ingin mengajukan ‘transaksi’ soal keceplosannya tadi!
“Iya, Ra. Sebenernya gue dari dulu udah suka sama Shizuka. Udah satu tahun gue ada rasa sama dia. Gue mohon jangan bilang sama yang lain, ya. Terutama Shizuka.”
Tuh kan bener! “Yah, gue sih oke oke aja, Van. Tapi...dia tuh....”
Mira menunjuk-nunjuk Yukio yang ternyata sudah daritadi berdiri di belakang Revan sambil mendekatkan telinganya. Sengaja banget gesturnya dibuat seperti sedang menguping! Saat Revan berbalik, wajah iseng Yukio makin terlihat jelas di matanya. Huh! Dasar joker!
“Tenang aja, bro. Gue nggak bakal cerita kalo...”
“Cerita apa nih?”
Kepala mereka bertiga seketika itu reflek menoleh ke arah sumber suara di belakangnya. Shizuka?! Yukio langsung cengar-cengir usil sambil melirik ke arah Revan. Waah, gawat nih!
“Eh-eh, Shi, Do. Gue punya cerita menarik, lho. Revan itu ya...”
BLEP! Revan dan Mira langsung membekap mulut Yukio yang embernya minta ampun itu. Yukio sampai meronta-ronta berusaha melepaskan diri dari tangan Revan dan Mira. Shizuka dan Rido jadi bingung melihat tingkah mereka. Duh! hati Revan sudah kebat-kebit joget dangdut. Takut kalau si Yukio bakal membocorkan perasaannya pada Shizuka. Sialan! Yukio brengsek! Awas aja lo!
“Aaa~ ini lho, Shi. Yukio mau cerita kalo Revan tuh pernah menang Olimpiade Matematika se-Jawa Barat, lho. Hebat, kan? Hahahaha...” Mira langsung angkat bicara dengan cepat, dan diikuti anggukan kuat Revan juga.
“Bukan, Shi!” Seru Yukio saat berhasil membebaskan mulutnya dari bekapan tangan Mira dan Revan. Akibatnya.....DUG! PLOK! Tepakan kuat tangan Mira dan injakan kaki Revan yang memakai sepatu cukup berat, sukses bikin Yukio meringis kesakitan.
“Oh.” Shizuka sih cuek saja sambil melirik sinis sekilas ke arah Revan. Rido dengan senyum nyengir kudanya menepuk-nepuk pundak Revan akrab sambil memujinya. Ekspresi Shizuka hari ini benar-benar bikin Revan shok. Apalagi, cuma sahutan ‘oh’ yang ia dapat dari Shizuka saat Mira bilang gitu.
“Eh, bro. Lo pade ngapain kesini? Terus mana tuh si cewek manekin? Rita juga mana dah?”
Revan menepuk jidatnya saat mendengar pertanyaan Rido. Baru teringat tujuannya menyusul Shizuka dan Rido ke lapangan depan sekolah.
“Oh, Susan? Dia udah pulang. Kalo Rita tadi duluan karena dipanggil temen-temennya suruh latihan dance. Oia, Shi, Do. Besok jam sepuluh, kita ke rumah Susan buat ngeliat keadaan Panji adiknya, ya.”
Mata Shizuka seketika itu membulat lalu melipat tangannya kesal. Ke rumah Susan? Mantan cewek Revan itu? Iiih, malesin banget! Walaupun hatinya sedang berteriak-teriak kesal soal rencana besok, Shizuka cuma bisa diam memalingkan mukanya ke arah gerbang. Yaah, mau bagaimana lagi dong? Kalau menentang keras apalagi mengeluarkan jurus bom nuklirnya, bisa-bisa perasaannya sama Revan ketahuan. Mau tidak mau, yaa harus bungkam dan cuek sabodo amat dengan rencana Revan itu.
“Haa~ pulang yok. Capek banget. Gue mau mandi. Udah selesai kan rapatnya?” Yukio cuek saja berjalan dengan menyilangkan kedua tangan di belakang kepala. Shizuka dan Rido mengangguk. Revan dan yang lain berjalan santai menuju gerbang sekolah. Sambil jalan, Shizuka menatap sedih ke arah Revan yang sedang mengobrol dengan Rido. Memikirkan perasaannya ke Revan yang serasa tak kesampaian. Soalnya Shizuka sadar diri juga sih. Susan cantik, feminin, manis pula. Sedangkan dirinya? Seram, jago bela diri, ditakuti pula! Fiuuuh! Shizuka berjalan gontai meratapi kisah cintanya yang tidak jelas begini. Hmm...dia tidak tahu kalau Revan sebenarnya juga punya perasaan yang sama dengan dirinya.