Yakuza van Java S.2 : Case Files

A.M.E chan
Chapter #17

School Festival Friendship : BEGIN! (Special 1)

Minggu 10 Oktober 2021, pukul 07.00

Para panitia yang memakai seragam hari Senin, sedang sibuk lari sana- lari sini menyiapkan segala perlengkapan untuk pembukaan festival jam delapan nanti. Rido juga tidak tidak luput dari kesibukan. Ia sudah seperti kapten bajak laut saja yang sibuk memerintah sana-sini di bagian dekor panggung, persiapan cek suara mik, sound system, dan lain-lain. Cuma Shizuka dan trio cewek centil nih yang sedang diam resah gelisah. Daritadi, Shizuka menghentak-hentakkan kakinya sambil terus melihat jam tangannya.

“Kak Shizuka....kak Revan kok lama, ya...”

“BERISIIIIK! GUE JUGA KESAL TAU!” Shizuka berkacak pinggang ke arah mereka, yang bikin mereka jadi ketakutan dan kompak menunduk tidak berani menatap Shizuka. Huh! Hati Shizuka sih jangan ditanya deh sedang bagaimana. Sudah merutuk-rutuk plus khawatir juga. Takut kalau Revan beneran telat datang, tuh cewek toa bakalan....

“Lho, kalian? Ngapain diem disini?”

 Nah, kan! Shizuka menoleh tajam ke arah suara di belakangnya. Tuh! baru juga dipikirkan, eeh orangnya sudah muncul saja di belakangnya. Mata melotot, raut muka tidak enak alias judes, toa siap di mulut. Waah....pertanda bahaya tingkat siaga nih! Yosh! Santai, Shi! Santaaaai!

“Sori, ya. Kayaknya spanduknya telat deh.”

“APA LO BILANG?! ENAK AJA! NGGAK BISA GITU DONG! SPANDUK ITU PENTING BUAT NGASIH TAU LOKASI KITA! GIMANA COBA KALO...”

“HEH! NGGAK PERLU PAKE TOA JUGA GUE DENGER! BERISIK, TAU!” Waah, saking kencangnya suara Cindy dengan toanya tadi, Shizuka sampai tidak bisa menahan ledakan kekesalannya. Habisnya bagaimana dong? Orang sedang kesal sedang galau sedang bete menunggu Revan yang tumben-tumbennya telat, eeeh tuh orang seenak jidat teriak-teriak. Mending pake mulut doang, lha ini? Pakai tambahan sound system portabel alias toa! Huh! Langsung sikat saja deh! Yaah, ada bagusnya juga sih. Si Cindy jadi terlihat merinding ketakutan, lalu menggeser toa dari mulutnya. Tapi....

“Oke. Sekarang mana spanduknya?”

Waaah, cari mati nih cewek! Shizuka sampai melotot menatap Cindy. Hiii! Bikin trio cewek partner Shizuka, sudah seperti Teletubbies saja peluk-pelukan. Seram banget aura Shizuka vs Cindy!

“Udah gue bilang, kan. Spanduknya agak...”

“Sori! Sori! Gue telat!” Dengan nafas memburu dan wajah penuh keringat, tiba-tiba saja Revan muncul di depan Shizuka dan Cindy. Mata melotot Cindy melirik spanduk di tangan Revan, dan sukses bikin dia langsung minggat menyemangati yang lain. Trio cewek yang tadinya berwajah tegang peluk-pelukan, kompak senyam-senyum senang mendatangi Revan, lalu menerima spanduk darinya.

“Waaaah! Bagus, Shi! Liat deh sini!” Wajah cewek berbandana itu ceria banget menatap gambar bikinan Revan sambil memperlihatkan spanduk itu ke Shizuka. Tapi, senyum cerah si cewek berbandana mendadak berubah jadi takut, saat melihat Shizuka hanya diam. Mata Shizuka tajam banget menatap Revan sambil melipat tangannya di depan dada. Gawat! Hati Revan jadi ketar-ketir. Soalnya kalau Shizuka sudah berpose begini nih, berarti marah besar! Dendam kesumat! Kesal tiada tara!

“Maaf banget, ya Shi. Gue...”

“Gue nggak mau denger alasan lo! Sekali telat tetep telat!”

“Tapi, Shi. Gue punya alasan. Kemaren malem itu...”

“Udah deh! GARA-GARA LO, KITA BEREMPAT DISEMPROT SAMA CINDY! LO TAU KAN KALO SPANDUK ITU TANGGUNG JAWAB KITA? HAH? JAWAB!” Wah, wah! Shizuka sudah benar-benar kesal tak terbendung. Nafasnya saja naik turun, matanya tajam menusuk sanubari. Bikin Revan mati kutu tidak bisa apa-apa selain menunduk.

“Shi...Shizuka...nggak perlu semarah itu, kan. Yang penting Revan....”

“DIEM LO!” Shizuka langsung saja main tebas kata-kata si cewek ikal yang berniat membela Revan. Jangankan menengok, mata Shizuka saja tidak bergerak secuil pun dari Revan! Jadilah Revan makin menunduk dalam menyadari kesalahannya. Gara-gara kemarin malam tidak tega memutuskan sambungan telepon Susan yang bersikeras minta balikan, ia jadi ketiduran dan tanpa sadar hari sudah siang! Tentu saja hal ini tidak bisa diceritakan ke Shizuka yang sedang bad mood penuh amarah-penuh kekesalan ini. Sama saja cari mati!

“YA! KEPADA SELURUH PANITIA! KUMPUUUUUUUUL!”

Trio cewek yang daritadi cuma bisa diam menonton ledakan kemarahan hebat Shizuka, langsung ambil kesempatan dari Cindy ini untuk kabur. Shizuka menghela nafas, melepas lipatan tangannya di depan dada, lalu berjalan pelan.

“Pergi lo dari hadapan gue. Gue benci sama lo.” Bisikan Shizuka yang tegas saat melewati Revan, sukses besar bikin hatinya hancur, sedih, kecewa, stres semuanya jadi satu. Matanya nanar menatap Shizuka yang sedang berlari mendatangi kumpulan panitia-panita yang sedang mendengarkan arahan Cindy. Berharap dapat pujian dari Shizuka karena berusaha melukis bagus, eh malah dapat kebencian Shizuka. Revan merasa PDKT nya selama ini sia-sia, sama sekali tak berguna. Hatinya tidak berhenti-berhenti merutuk menyesali diri. Harusnya gue nggak tidur sekalian. Harusnya gue pasang weker di sebelah telinga gue. Harusnya gue....harusnya gue.... Aah! beribu-ribu penyesalan mulai bermunculan di benak Revan, yang malah bikin dia makin terpuruk.

Drrd! Drrd! Drrd! Tiba-tiba, hape Revan bergetar-getar di saku jaket kotak-kotaknya. Revan langsung mengambil android nya lalu mata sedihnya menatap malas ke layar android. Susan is calling. Revan melihat sekilas ke arah kumpulan orang-orang yang sedang rapat itu, lalu menunduk dan menyentuh kotak hijau di layar.

“Halo, San.” Miriiis banget! Nada bicara Revan jelas banget seperti orang yang sedang frustasi. Suaranya bergetar-getar seperti menahan tangis! Bikin Susan di seberang telepon Revan jadi teriak-teriak panik menanyakan keadaan mantan pacarnya itu.

***********

Pidato Cindy yang bertele-tele ala Bu RT sedang peresmian posyandu ini, bikin Shizuka menguap beberapa kali. Wajar, dong! Shizuka berangkat jam enam dari rumah sih! Yaah biar tepat waktu datang ke sekolah lah!

Puk!

Shizuka reflek menoleh dengan wajah kaget, tiba-tiba ada seseorang yang menepuk bahunya. Oh, ternyata Rido, toh. Untung saja ia tidak jadi melayangkan tinju pemusnah masalnya. Habisnya, Rido sudah seperti panda kurang makan begitu. Sekitar matanya ada lingkaran hitam. Badannya? Agak kurusan! Wajar sih, karena Rido mengambil alih dua bagian—dekor dan logistik. Soalnya, temannya yang di bagian logistik mendadak sakit. Jadilah tenaga dan badannya menyusut drastis begini!

“Shi, tadi gue liat Revan jalan lesu gitu masuk ke gedung sekolah. Emang dia kenapa, sih?” Rido bisik-bisik diantara koar-koarnya Cindy. Lho? Kok Shizuka malah memalingkan mukanya? Waah, malah makin bikin penasaran ini mah dengan Shizuka!

Lihat selengkapnya