Episode Sebelumnya : Geng Yakuza van Java sudah diambang putus asa. Masalahnya, sudah tiga alamat yang didatangi ternyata hasilnya zonk! Di saat mereka kebingungan, buntu, tak tahu harus berbuat apa, tiba-tiba siaran radio musik yang daritadi disetel Yukio harus diputus dengan berita breaking news tentang kejadian perampokan sebuah mini market oleh sekelompok geng motor. Shizuka tersenyum tipis penuh arti, dan meminta Yukio untuk kembali ke rumah yang awalnya mereka kira rumah Cynthia. Mereka semua keheranan. Bukankah itu bukan rumah Cynthia?
********
Sudah lewat lima jam mobil merah Shizuka berhenti di seberang rumah besar itu. Tak ada tanda-tanda pemilik rumahnya bakal keluar, sampai lampu-lampu rumah besar itu menyala karena hari sudah gelap. Yukio jadi grasak-grusuk, merasa yakin kalau kali ini insting Shizuka salah. Rita dan Rido mah sudah menguap beberapa kali saking capek dan mengantuknya. Mira? Sibuk main game di hp androidnya.
“Shi, kok nggak muncul-muncul?” Yukio menengok ke arah Shizuka sambil menguap lebar. Ih! Kurang ajar!
“Sabar, Ki bentar lagi. Pokoknya malam ini gue yakin dia muncul.” Untung saja hari ini Shizuka tidak sedang PMS. Tenang banget nada bicaranya. Matanya terus saja menatap tajam ke arah rumah gedongan itu dari jendela mobil.
“Kok lo yakin banget kalo...”
VROOOOM!VROOOOM!VROOOOM! Omongan Yukio jadi kepotong gara-gara dari arah belakang terdengar suara motor yang berisiknyaaa minta ampun! Saking berisiknya, sampai membangunkan Rido dan Rita yang tadi ketiduran! Ada empat motor mewah berhenti di depan rumah. Saat itu juga dari rumah gede itu, muncul seorang cewek berjaket hitam pekat dengan rambut ikal lebat yang dikucir sambil bawa helm.
“Lha? Itu kan....”
“Iya, Do. Itu Cynthia. Ternyata bener dugaan gue.” Shizuka tersenyum tipis.
“Ki! Ki! Cepet ikutin mereka! Inget, jaga jarak jangan sampai mereka tau kalo kita ikutin!” Revan yang tadinya lesu, mendadak semangat empat lima sampai menepuk-nepuk keras bahu Yukio. Hih! Yukio langsung saja menepis keras tangan Revan.
“Duh! Nggak usah pake mukul bisa, kan? Gue ngerti!” sambil bersungut-sungut bagai dengungan lebah, Yukio tancap gas menyalakan mesin mobil. Waow! Yukio ternyata jago juga lho menyetirnya! Buktinya dia berhasil menyusul motor yang seharusnya sudah jauh meninggalkan mereka. Jaraknya sekarang cuma dua mobil di depan geng bermotor itu! Majuu teruus! Jangan sampai kelolosan!
Setelah melewati jalan-jalan besar, belak-belok dan sempat ketinggalan jejak mereka karena lampu merah, akhirnya berhenti juga. Agak jauh sih di depan mereka, tapi memang begini kan yang Revan minta? Mata mereka semua melihat Cynthia dan teman-temannya mendekat ke sebuah ruko yang sudah tutup. Lho? Lho? Mau ngapain mereka!?! Ada seseorang tinggi besar berjalan ke arah ruko. Tangannya membawa jerigen, kemudian menyiramnya di sekitar ruko sambil tertawa-tawa. Waah, nggak beres nih! Tidak perlu diam dramatis lagi, langsung saja Revan turun dari mobil dan berjalan cepat ke arah mereka. Tuh, kan bau bensin! Pasti mereka berniat membakar ruko! Tidak bisa dibiarkan!
“HEI! KALIAN MAU NGAPAIN?!” Seruan Revan yang tegas bagai pak polisi, membuat mereka semua menoleh kaget, kemudian langsung tancap gas motor mereka sambil ngomong kasar ke Revan. Tidak mau ketinggalan, Revan juga langsung masuk ke mobil dan menyuruh Yukio mengejar mereka. Siap! Semangat empat lima! Yukio langsung tancap gas juga mengejar mereka sampai ke ujung dunia sekalipun! Lha? Bentar bentar! Kok motor mereka malah masuk ke SMA Widya Harapan? Walaupun bingung, Yukio tetap menyetir masuk ke dalam lapangan sekolah yang sangat luas itu.
BYAR! BYAR! Geng Yakuza van Java disilaukan oleh cahaya lampu motor yang menerangi lapangan, saat mereka turun dari mobil. Wow! Berasa konvoy nih! Motor-motor mereka berjejer rapi di seberang. Gaya mereka? Aduhai sombongnya! Ada yang lipat tangan depan dada, naik satu kaki ke pijakan motor, sampai ada juga yang memberikan jempol terbalik! Kurang ajar! Helmnya nggak dilepas pula! Tidak sopan!
“Gue nggak nyangka ternyata kalian temen sekelas kita.” Shizuka sepertinya sama sekali tidak terpengaruh deh dengan tingkah mereka. Tenang gitu ngomongnya!
“Maksud lo?” Ini suara cewek yang berdiri di tengah-tengah.
“Udahlah nggak usah pura-pura. Lo! Lo Cynthia, kan. Atau gue sebut ketua geng SP yang lagi dicari-cari polisi.” Shizuka masih dengan nada santai namun tegas sambil menunjuk cewek berambut ikal lebat yang sedang berdiri di tengah. Mira, Rita, Rido dan Yukio beneran terbengong-bengong saat mereka semua membuka helm nya. Gila! Ajib! Memang benar dong mereka semua tuh tujuh orang teman sekelasnya yang sedang dicari tim Yakuza van Java atas permintaan Nina!
“Wah...wah....ada yang berlagak jadi detektif, nih. Apa perlu gue abisin aja bos?” seorang cowok bertubuh besar menengok kaku sambil lipat tangan. Geng Yakuza van Java tahu banget kalau dia tuh Reza. Waah, Rido dan Yukio yang mendengar itu semua dari Reza, sudah main jotos telapak tangan saja. Siap bertarung kapan saja. Tapi untung saja Cynthia menggeleng pelan lalu maju satu langkah di depan mereka.
“Terus? Kalo udah tau kita geng SP itu lo mau apa? Mau laporin kita ke polisi?”
“Nggak. Gue sebagai orang yang diminta KM, cuma pengen kalian semua kembali ke sekolah.” Kali ini Revan yang maju satu langkah di depan sahabat-sahabatnya. Mereka semua saling pandang sebentar, setelah itu pecahlah tawa terbahak-bahak mereka.
“Sekolah? Iiih~ amit-amit~” cewek berambut cepak bernama Naomi mengukir wajah nyinyir. Seperti jijik banget mendengar kata ‘sekolah’.
“Iya. Gue sih nggak mau balik lagi ke sekolah. Bodo amat mau nggak lulus juga.” Ini suara cewek berambut panjang sebahu bernama Zahra.
“Tuh, denger kan? Mereka semua nggak mau ke sekolah lagi. Tapi... kalo kalian mau barter, mungkin gue pertimbangkan.” Cynthia senyam-senyum kerling mata melihat Revan dan Yukio yang memang good looking. Set! Zahra dan Naomi jadi ikut menoleh ke arah Revan dan Yukio. Mereka berdua mendesah panjang. Pantas saja si Cynthia mengajukan tawaran. Karena di depan mereka ada Yukio dan Revan yang memang populer karena ketampanannya yang bak idol Korea. Huft! Ternyata ketua gengnya ini masih saja kecentilan!
“Oke. Apa barternya?” Revan berusaha tetap pasang stay cool. Bukan bermaksud supaya tuh cewek-cewek jadi kesengsem lho. Memang begitu karakternya.
“Duel. Kita duel satu lawan satu. Tenang aja adil kok. Kalian kan enam orang, gue juga bakal pasang enam orang. Yaaah, temen-temen gue ini yang bakal jadi lawan kalian. Kalo kalian menang, gue dan temen gue bakal turutin keinginan lo. Tapi kalo gue yang menang, kalian semua jangan pernah lagi ngurusin kita. Gimana?” dalam hati sih Cynthia pede dahsyat merasa bakalan geng nya yang menang. Secara, ada Rey dan Kevin yang jago bela diri aliran Taekwondo! Sudah juara tingkat Nasional pula!
Revan tersenyum tipis. Matanya melirik ke arah Yukio, Rido, dan Shizuka. Tantangan dari Cynthia, bagi mereka bertiga mah serasa seperti traktiran. Tapi saat matanya melihat Rita dan Mira, hatinya jadi menciut. Masalahnya mereka kan tidak bisa bela diri sama sekali. Ah, tidak! Ini demi klien! Demi mereka bertujuh juga! Tidak bisa dibiarkan dong bolos terus! Mau jadi apa nanti di masa depan?