Episode Sebelumnya : Di saat Shizuka sedang melepaskan amarahnya pada Pak Dedi dengan ngamuk-ngamuk meninju-ninju tembok, Mang Asep-- penjaga sekolah generasi tiga SMA Widya Harapan datang membawa kasus! Kasus apa yang dibawa beliau sampai raut wajahnya terlihat tegang begitu?
*******
Rita mengajak Mang Asep duduk lesehan mendekat ke sang ketua Yakuza van Java. Saat semuanya sudah duduk, tidak perlu diminta lagi, Mang Asep langsung saja cerita tujuan ia datang menemui geng Yakuza van Java.
“Ieu, Kang, Teh. Abdi mah disuruh sama guru-guru buat nemuin ini,” dengan logat Sunda campur Indonesianya, Mang Asep ngomong sambil menunjukkan secarik kertas yang ada tulisan berwarna merah. Saat Revan mengambil kertas itu dari tangan Mang Asep, semua mata sahabat geng Yakuza van Java tertuju pada kertas itu.
“G.H.O.S.T....ghost? Hantuuuuu?!” Yukio sampai melotot ke arah Mang Asep. Mira dan Rita jadi merinding bahkan peluk-pelukan. Wajah Shizuka makin merengut mendengar kata yang paling dibencinya itu, sampai beranjak dari duduknya lho!
“KURANG AJAR! BAPAK MAU NAKUTIN GUE?!” Shizuka hampir saja akan meninju Mang Asep dengan bogem mentahnya! Untuuung saja Revan, Rido dan Yukio langsung sigap turun tangan menahan Shizuka. Hiii! Shizuka benar-benar bagaikan menjadi monster! Seram! Sulit dikendalikan!
“Ma...maaf, ya Mang. Shizuka....emang lagi bad mood,” Rido berusaha nyengir kuda supaya Mang Asep tidak langsung ngibrit melihat keangkeran Shizuka. Mang Asep manggut-manggut cepat dan perlahan menurunkan tangannya yang tadi sedang berpose silat ala si Pitung—siap menghalau tinju Shizuka. Walaupun cuman penjaga sekolah, ia sudah dengar kabar tentang cewek legendaris yang terkenal ditakuti se-sekolah Bandung ini. BRAK! BRUK! Revan, Yukio dan Rido saja sampai jatuh terduduk, saat Shizuka meronta. Cewek tangguh itu lalu kembali duduk dengan raut masih kesal plus dengan tangan terlipat depan dada. Saat suasana kembali tenang, Mang Asep melanjutkan ceritanya.
“Yah, abdi oge teu ngarti kenapa bisa kayak gini. Sudah banyak meja guru yang jadi korbannya si ghost eta. Ada yang dicoret-coret pake spidol, diacak-acak, sampe ada yang kehilangan barang-barang penting. Anehnya teh semua yang jadi korbannya pasti nemu kertas itu. Awalnya sih guru-guru cuek aja, ya. Tapi karena tos aya nu hilang barangna, jadi abdi minta tolong ke akang-teteh.”
Revan mencatat semua perkataan Mang Asep dengan cermat tanpa ada yang tertinggal satu pun! Mira saja sampai melotot melihat catatan Revan yang bisa-bisanya tulisannya masih bagus padahal ia menulis dengan cepat. Hebat banget lah Revan! Tangannya bagai komputer! Rita sudah gigit-gigit kuku berpikir pelakunya pasti hantu atau maling nyasar yang mengincar guru-guru. Rido dan Yukio senyum-senyum menyeringai ingin segera menghajar pelakunya. Shizuka jelas no comment karena sedang bete banget.
“Baiklah. Saya terima kasusnya.”
Mata Mang Asep seketika itu berbinar-binar merasa tertolong mendengar kata-kata sopan Revan. Ia sampai menyalami Revan kuat-kuat sambil bilang hatur nuhun berkali-kali. Yah, Revan memang bukan tipe orang yang pilih-pilih klien untuk diselesaikan masalahnya. Menurut Revan, masalah Mang Asep cukup serius karena menyangkut guru-guru di sekolah.
“Ayo, kang teh.” Mang Asep berbalik ke arah geng Yakuza van Java sebelum keluar. Maksudnya sih mengajak mereka ikut keluar bareng.