Episode sebelumnya : Geng Yakuza van Java menerima klien baru seorang bendahara OSIS bernama Vino seminggu setelah Ujian Nasional diadakan. Kasus yang dibawa oleh Vino adalah kasus dana kas OSIS yang selalu tidak sesuai dengan data faktual keluar-masuk keuangan. Revan memutuskan menerima kasus Vino, dan menerima tiga orang asistennya yang baru bergabung OSIS sebagai daftar suspect : Desi anak kelas 2-1 IPA, Rina anak kelas 2-1 IPS dan Mona anak kelas 2-2 IPA. Perasaan Rita tiba-tiba merasa tidak enak saat mendengar nama Mona. Siapa Mona? Apakah Revan bisa memecahkan kasus korupsi pertama di sekolahnya ini?
Selasa, 30 November 2021 Pukul 08.15
Rita tancap gas lari ngebut di lorong, setelah izin ke Pak Gading—guru PKN di kelasnya untuk ke toilet. Duuh! Perut kok mendadak mulas ya? Ah, iya! Tadi pagi minum susu sampai dua gelas, sih! Begitu tiba di toilet terdekat, langsung saja ia menerobos masuk. Eit! Eit! Hampir saja Rita menabrak seorang cewek yang akan keluar dari toilet. Waduh! toiletnya sedang penuh cewek-cewek yang sedang berganti baju olahraga! Akibatnya, Rita yang berbadan kecil harus berjibaku melawan kumpulan cewek-cewek berisik. Iya dong berisik, soalnya rata-rata pada bergosip! Fiuh! akhirnya sampai juga di depan toilet yang kosong. Mumpung belum dipakai, langsung saja deh Rita masuk.
“Eh, tau nggak si murid baru itu tuh. Anak kelas 2-2 IPA?”
“Oh, si Mona ya. Kecentilan banget nggak sih. Tapi, wajahnya emang cantik sih kayak boneka.”
Deg! Perut Rita yang tadinya mulas mendadak hilang mulasnya. Gantian, jantungnya yang berdegup-degup hebat. Tidak jadi buang air, langsung saja badannya ia sandarkan ke pintu toilet. Telinganya siap mendengarkan cerita mereka. Ya! Cerita yang pastinya buruk soal Mona. Huh! Bikin kesal saja!
“Iiih, apaan sih? Kok malah ngalihin pembicaraan! Denger dulu! Gue dapet gosip kalo si Mona itu klepto lho.”
“HAAAA?!” Nggak cuma cewek-cewek penggosip itu saja yang mangap kaget, Rita juga reflek ikutan mangap. Tapi tentu saja dong tanpa suara. Karena ceritanya ia sedang mencuri dengar.
“Ssst! Jangan berisik! Kata temen gue yang pernah satu sekolah sama dia, dia tuh pernah nyuri uang temen sebangkunya! Makanya kalo setiap pelajaran olahraga, kita harus hati-hati. Nanti uang kita dicuri juga buat jajan gorengan. Hahahhaa...”
Sampai toilet mendadak sepi saat kuartet cewek penggosip itu pergi, Rita masih menunduk. Badannya saja masih bersandar di pintu toilet. Masih kesal-masih geram-masih tidak percaya dengan kata-kata mereka. Rita yang notabene teman masa kecil Mona, lebih tahu luar dalam dong ketimbang cewek-cewek nyebelin tadi! Wajah manis Mona kecil masih terbayang jelas di ingatannya. Kemudian dalam sekejap pula, bayangan indah itu berubah jadi bayangan menakutkan saat tiba-tiba ia teringat kasus korupsi yang dibawa Vino. Mona klepto? Aaah, tidak mungkin! Itu pasti fitnah! Ah! Pikirannya mendadak usil banget memberikan ingatan perkataan Vino soal ketiga suspect yang jadi asistennya. Mona kelas 2-2 IPA. Mau tidak mau, Rita harus mengecek dengan mata kepala sendiri. Semoga saja bukan Mona teman masa kecilnya yang lucu dan imut-imut itu yang masuk dalam daftatr tersangka kasus Vino! Walaupun namanya sama dengan nama Mona teman kecilnya. Bisa saja kan muka orangnya beda?
TEEEEEEEEET! TEEEEEEEET! Hah? Istirahat? Gawat! Rita baru sadar kalau dirinya sudah lama banget berada di toilet. Ia keluar dengan langkah gontai dan berjalan menuju wastafel. Pantulan wajahnya di cermin terlihat sayu banget. Bagai sayur yang kehilangan kesegarannya. Gosip si kuartet cewek tadi memang menguras habis pikirannya, sampai ke mood nya juga lho. Drrd! Drrrd! Hp android yang ia taruh di saku rok abu-abunya tiba-tiba bergetar. Rita buru-buru mengambilnya. Ternyata chat WA dari Revan yang memintanya kumpul di atap sekolah. Ah, rasa penasaran Rita untuk memastikan Mona, berhasil mengalahkan perintah dari ketua geng Yakuza van Java! Langsung saja deh kirim balasan chat mangkir sebentar.
Rita buru-buru keluar dari toilet dan berlari kecil menuju kelas 2-2 IPA. Berharap bukan Mona yang sangat ia kenal. Mona kecil yang baik, kuat, dan manis itu.
Atap sekolah, 09.18