Cerita Sebelumnya : Saat Revan sang ketua geng Yakuza van Java sedang dilema antara perseteruannya dengan Yukio-Rido dan penyelidikan terhadap kasus hilangnya pacar Sania, muncul masalah baru. Yukio menelepon Shizuka bahwa Mira diculik dan akan bergerak sendiri menyelamatkan Mira. Bagaimana reaksi Revan, Shizuka, Rita dan Rido selanjutnya?
Atap sekolah, pukul 09.17
“HAAAAAAAAAH?! MIRA DICULIK?!” Rita dan Rido kompak membulatkan mata. Revan juga kaget mendengar semua itu dari Shizuka, tapi tetap berusaha stay cool. Rido sudah tidak tahan lagi! Menurutnya, gerak Revan lambaaat banget bagai kura-kura. Kurang tanggap-kurang peka-kurang cekatan, aah! Pokoknya nggak banget deh! Amarah tak sanggup dibendung lagi, Rido langsung main cengkeram kerah jas Revan.
“INI SEMUA GARA-GARA LO, VAN!”
“RIDO!” Shizuka dan Rita berusaha melepaskan tangan Rido yang kekar dari kerah jas Revan. Sayangnya Rido kali ini sudah emosi tingkat dewa! Mata melotot, napas naik-turun, kata-kata menggelegar tadi, waah....pertanda perpecahan di geng Yakuza van Java makin mengganas! Shizuka kesal karena tadi berusaha melerai tapi malah didorong. Sepertinya ridak bisa pakai kata-kata? Terpaksa deh.....
PLAK! Pipi Rido mendadak panas. Matanya menatap tajam Shizuka yang sedang berdiri di depan Revan. Mata indah Shizuka pun tak kalah tajam berkilat-kilat.
“RIDO! LO JANGAN EMOSI! JANGAN DIKIRA REVAN BERBUAT BEGINI KARENA NGGAK MEMPERHITUNGKAN MAKSUDNYA! INGET! KITA JUGA YANG MILIH REVAN JADI KETUA! KALO EMANG ADA RESIKONYA, YAA KITA HARUS TANGGUNG! LO NGERTI, DO! Lo....ngerti kan. Ngerti kan Do....”
Shizuka juga sebenarnya sedih, benar-benar sedih. Ia merasa dirinyalah yang seharusnya paling sedih. Gara-gara dekat dengannya, Mira dan Yukio jadi korban. Mungkin selanjutnya bisa jadi Rido, Revan, dan Rita. Rido melihat air mata Shizuka mengalir tipis dari matanya. Bikin hati Rido yang tadinya panas sepanas api besi tempa, perlahan mendingin. Rita menepuk bahu Revan dan Rido, yang membuat mereka berdua menoleh ke arah cewek manis berkuncir dua itu.
“Guys. Anggap aja ini ujian dari Tuhan tentang persahabatan kita. Do, inget. Emosi nggak akan bisa menyelesaikan masalah. Mungkin aja perpecahan kita kali ini tuh salah satu rencana Izan. Kita harus tetap tenang. Kamu tau sendiri kan, kalo Izan suka ngirim mata-mata buat ngawasin targetnya? Van, kita percaya semua keputusanmu. Kalo emang keputusan ini pahit-pahitnya ternyata malah bikin tambah buruk, kita terima kok.”
Shizuka, Rido dan Revan sampai terpana menatap Rita yang ternyata dibalik wajah imut anak SD nya ini, bisa juga mikir dewasa-ngomong menghibur hati begini! Revan tersenyum walau tipis, yaah tidak pa-pa deh. Setidaknya bikin Shizuka dan Rita ikut senyum juga.
“Sori ya, bro. Gue khilaf.” Dengan heroiknya Rido mengulurkan tangan ke Revan. Revan mengangguk sambil tersenyum dan membalas tangan Rido dengan mantap. Rita benar. Besar kemungkinan ini jebakan, dan Revan masih harus menyelesaikan kasus Sania sebelum menyelamatkan Yukio dan Mira. Rita berjalan riang menyusul mereka bertiga menuju pintu atap sekolah. Soalnya, daritadi bel tanda masuk sudah berbunyi sih. Lega, perpecahan di geng Yakuza van Java tidak jadi melebar!
Atap sekolah, pukul 13.15
Revan benar-benar gelisah dan bingung. Jujur, ia sama sekali tidak bisa berpikir untuk memecahkan kasus Sania. Walau minggu lalu sudah survey ke tiga tempat seperti yang dibilang Sania, tetap saja jawabannya buntu. Revan baru kali ini dihadapkan dengan dua hal sulit: memecahkan kasus Sania atau segera membantu Yukio. Aaah! Kenapa bisa begini sih? Kenapa bisa bentrok? Kenapa bisa....
Mata Revan tertuju pada catatan info di tempat kedua : Restoran Seafood Taman Sari. Ada yang aneh dengan keterangan di restoran itu.
“Sania, waktu itu lo bilang pas malem minggu lalu, lo pergi ke restoran Taman Sari, ya?”
“I...iya. Emang kenapa?”
“Hmmm...gue cuman ngerasa aneh aja. Restoran ini kan tutup di hari Sabtu dan Minggu. Kok lo bisa pergi hari Sabtu, ya?”