Cerita Sebelumnya: Tibalah hari kelulusan SMA untuk geng Yakuza van Java dan murid kelas tiga lainnya! Mira, Rita dan Shizuka mengenakan kebaya terbaik mereka, sementara Revan, Yukio dan Rido mengenakan pakaian formal seperti jas dan celana panjang. Aura kecantikan Shizuka yang tumpah ruah, sukses menyihir mata orang-orang yang memandangnya, termasuk Revan. Ditambah lagi, geng Yakuza van Java dipuji secara publik oleh sang ketua OSIS Dion, membuat Revan sebagai ketua geng makin bangga. Namun, saat sesi acara makan-makan, Revan dan Shizuka menghilang. Kemana mereka?
************
Gazebo tempat Shizuka dan Revan berada sekarang ini memang sepi. Shizuka bingung tumben-tumbennya Revan mengajaknya ke tempat sepi begini. Biasanya, kalo mau ngomong Revan tidak perlu mengajak ke tempat sepi. Langsung saja to the point ngomong di tempat.
“Van, tumben banget lo ngajak gue ke tempat sepi begini. Hahaha...emang sih rame banget ya di dalam.” Shizuka memandang taman di depan gazebo dengan wajah sumringah. Syukurlah, mood nya udah normal! Revan membatin begitu lalu mengangguk merespon perkataan Shizuka. Pikirannya saat ini sedang sibuk merancang kata-kata penembakan cinta. Yosh! Udah rampung! Saatnya....
“Van, mungkin....gue cuman bisa bilang sama lo.”
“Hah?”
Revan hampiiir saja hendak buka mulut ingin mengutarakan perasaannya, eeh tiba-tiba Shizuka sudah membuka pembicaraan! Dengan nada bicara yang sedih? Revan memang melihat Shizuka daritadi berwajah murung, tidak seperti biasanya yang selalu ceria. Walaupun ada kalanya ceria, namun cerianya hari ini tuh seperti dipaksakan! Dia kenapa sih? Ada masalah.....lho? lho? Kok mendadak nangis? Gawat! Jangan-jangan gara-gara dibawa ke tempat ini?!
“Shi? Shi? Lo kenapa? So...sori, ya gue ngajak ke tempat sepi begini. Ya, udah yuk kita ke tempat yang...”
GREP! Saat Revan hendak beranjak keluar dari gazebo, Shizuka menahan tangan Revan yang membuat si empunya tangan menoleh.
“Gue....bakal kuliah di Jepang. Gue....gue...gue sedih, Van. Gue nggak mau ninggalin lo, Yukio, Mira, Rita dan Rido. Gue...”
GREP! Revan reflek memeluk Shizuka. Baru kali itu ia melihat Shizuka menangis sedih. Revan jadi ikutan sedih. Iya dong! Itu artinya kan, ia tidak bakal mungkin lagi bertemu Shizuka selain hari ini! Mau nangis tapi gengsi dilihat Shizuka. Akhirnya, Revan cuma bisa membantu menghapus air mata di wajah Shizuka dengan sapu tangannya. Yaah, memang harus sekarang! Bodo amat dia bakal pergi ke Jepang! Hubungan long distance? Siapa takut! Rasa sayang ini harus diungkapkan! Tapi sebelumnya....
“Shi, itu pasti udah keputusan yang terbaik buat lo. Bukannya lo pengen jadi dokter? Nah, dengan kuliah di Jepang lo bisa jadi dokter terhebat se-Indonesia kalo lo dateng ke sini lagi. Iya, kan?”
Shizuka menoleh memandang wajah Revan yang sedang tersenyum tipis namun lembut. Entah kenapa, hati Shizuka jadi tenang. Benar juga kata Revan. Lagipula, dirinya bisa bertemu lagi dengan teman-teman Yakuza van Java setelah ia sukses jadi dokter atau mungkin saat libur semester. Masih ada media sosial juga yang siap dipakai kapan saja, saat kangen mereka. Kini, Shizuka tersenyum lalu mengangguk kuat.
Tiba-tiba, nada dering lagu Jepang berbunyi nyaring dari tas tangan Shizuka. Langsung saja ia ambil hpnya dari tas dan mengangkat telepon yang ternyata dari Mira. Shizuka sempat menjauhkan hp nya. Terdengar suara lengkingan kemarahan Mira karena sudah lama menunggu mereka untuk foto-foto! Shizuka bilang maaf berkali-kali lalu menutup teleponnya setelah bilang bakal segera kesana.
“Revan. Thanks ya. Yuk, kita...”
Shizuka tidak bisa melanjutkan kata-katanya saat melihat Revan daritadi terdiam tak bergeming memandangi dirinya. Sorot matanya yang dalam namun indah dan menenangkan itu, membuat Shizuka jadi salah tingkah.
“Ke...kenapa, sih Van? Kok malah diem? Ayo.”
“Gue....gue...sebenarnya dari awal gue....”
“Hm?” Shizuka memiringkan kepalanya.
“Gue...punya rasa lebih dari temen sama lo. Hmm...lo..tau kan..rasa...cinta? Gue nggak maksa lo buat jalani hubungan yang lebih tinggi dari sahabat. Gue cuma mau bilang...gue...sayang sama lo."