Yakuza van Java S3 : REUNI.ON!

A.M.E chan
Chapter #4

The Big Victory for Mira

Fakultas Ilmu Budaya Unpad, pukul 16.00

PRIIIIIIIT! Time up!”

Cewek sawo mateng yang sedang berdiri di tengah lapangan sambil merentangkan kedua tangannya ke atas, langsung disambut sorak sorai teman-teman setim dan teman-teman pendukungnya yang lumayan membludak. Cewek itu pun menyambut suka cita kebahagiaan mereka sambil teriak yel-yel klub basket putri yang memang sudah diciptakan sejak tim generasi pertama. Wajar dong mereka segembira itu. Tim Sastra Inggris yang dijunjung Mira—si cewek sawo matang itu, menang telak dari tim Sastra Indonesia! Apalagi gara-gara cewek hiperaktif itu berhasil menjadi MVP, bikin pendukung tim Sastra Indonesia harus gigit sapu tangan menahan kesel. Yaah, walau Mira harus mendengar cibiran dari mereka juga sih.

“Gila lo, Ra! Lawan tinggi-tinggi kayak tiang listrik jalanan gitu bisa ya lo tembus! Dasar basket mania lo!” Shelly, teman se-tim basketnya yang kalau nyerocos harus-kudu-musti pakai hiperbolis, langsung saja deh mendapat jitakan pelan dari Mira.


“Nggak gue doang keuleus, Shellyboliiis. Lo juga kan udah jadi bagian dari basket mania karena udah berhasil bikin tuh si jenter-jenter kepikiran liat muka bulet elo.” Mira berkata begini sambil mengelap keringat di wajahnya dengan raut cuek.

“Enak aja ngatain muka gue bulet! Muka gue tuh sekseeh plus maneees gitu lho, Mira kaptenku sayaaang. Eh? Tunggu tunggu! Tadi lo ngatain gue Shellyboliiis kan? Itu kata-kata pujian buat gue ya? Shelly bohay abis kan artinya?” Satu lagi nih yang bikin si Shelly dicap paling lama ganti baju. Ngobrolnya itu jeeeung kagak ada abisnya! Anak lain mah sudah pada kabur menghindar dari rumpi sepanjang telenovelanya si Shelly. Terpaksa deh Mira yang datang belakangan ke ruang ganti, harus ikutan lelet ganti baju. Yups! Mira saja sudah selesai mengganti seragam basketnya yang aduhai bau keringat itu menjadi jaket angkatan dipadu kaos putih oblong dan celana jins tiga perempatnya. Saat Mira berbalik ke arah Shelly, kepalanya langsung geleng kanan-kiri melihat dia malah berlenggak-lenngok di depan cermin sambil berpose ala model Hollywood. Uh! Ngapain sih dia?!

“Lo mau tau nggak arti Shellyboliiiis itu?”

“He-eh, Ra!” Wajahnya sumringah banget. Seperti Mira bakal memberikan cokelat segede gunung hari ini juga.

“Shellyboliiis itu artinya... Shelly hiperbolis alias Shelly lebay! Udah cepetan ah pake bajunya! Lo nggak mau kan badan ngaku seksi binti mulus lo itu jadi macan loreng gara-gara dikerokin nyokap? Hehehe... udah ye gue cabut duluan. Daaah,” Mira puas banget ngisengin teman setimnya yang sekarang sedang merengek-rengek minta ditungguin. Tapi sayangnya rengekan manja Shelly tidak didengar Mira karena sekarang ini ia sudah berjalan jauh dari kampus. Wajah sumringahnya masih tetap setia menemani langkah riangnya, mengingat kemenangan besarnya tadi.

Tilulitlulitlulit! Yaaah, ingatan soal kemenangan tim dan dirinya yang menjadi pahlawan, harus kacau berantakan gara-gara bunyi hapenya. Mira berhenti melangkah lalu buru-buru merogoh kantong celana. Lho? Kok nggak ada? Di kantong jaket tidak ada, sampai menanggung malu mengeluarkan semua isi tas di jalanan, si hape masih saja tida ketemu. Duh! Dimana, ya? Mira garuk-garuk kepala saking pusing mendengar dering hapenya yang masih ribut karena teleponnya belum diangkat oleh si empunya hape.

Lihat selengkapnya