Yakuza van Java

A.M.E chan
Chapter #9

NEVER COME BACK AGAIN (3 years later) #2

 Setahun lalu....  

     Lapangan basket seketika itu menjadi ramai, tepat saat Mira sedang mengobrol serius dengan anggota klub basket puteri. Teman-teman se-timnya yang tadi sedang serius membicarakan masalah pertandingan, jadi kocar-kacir heboh menuju lapangan. Mira—wakil kapten tim basket puteri yang tadinya berniat memarahi mereka karena beraninya kabur di tengah rapat, jadi berubah pikiran saat melihat Shizuka berdiri di tengah-tengah lapangan.

     "WOY! SINI LO! MANA YANG BERANI NANTANGIN GUE?!" Shizuka teriak-teriak bagai orang yang sedang kesurupan dedemit. Teriakan ultrasonik Shizuka juga sukses besar mengundang siswa-siswi lain datang ke lapangan!

     "Eh, katanya tuh cewek serem ditantang sama anak kelas tiga." Bisik cewek di depan Mira.

     "Hah, yang bener? Siapa? Siapa? Siapa yang berani nantangin tuh cewek serem? Hiii..gue mah minta temenan aja kagak berani kali."

      Hah?! Shi...Shizuka ditantang? Badan Mira reflek gemetaran. Tidak lama setelah Shizuka teriak, tiba-tiba saja terdengar tepukan tangan dan suit-suitan tidak jelas dari beberapa siswa. Saat itu juga, muncul cowok tinggi besar di tengah-tengah lapangan dan sekarang sedang berhadapan dengan Shizuka. Mira kaget bukan main. Masalahnya tuh cowok terkenal kuat banget! Aldo—cowok yang pernah masuk TV karena berhasil menggagalkan aksi perampokan bank! Bayangin, tiga perampok dia lawan sendirian! Mira sampai gigit-gigit kuku melihat Shizuka. Memangnya....Shizuka bisa mengalahkan dia?

     "Gue udah ijin sama guru. Tenang aja tandingnya satu lawan satu kok. Ini legal jadi lo nggak usah...."

      TAP TAP TAP! DHIEESH! Seketika itu, tendangan kaki kanan Shizuka tepat mengenai dada Aldo yang bikin dia langsung jatuh. Semua murid yang jadi penonton langsung kompak membulatkan mata. Tapi Aldo malah tersenyum tipis.

    "Hahaha...hei, cewek! Kalo orang lagi ngomong dengerin dulu, dong."

     "Kalo lo mau pidato jangan ngajak gue. Kalo berantem gue terima." Shizuka sudah berkuda-kuda, siap kapan saja menerima serangan Aldo.

     "KURANG AJAAAAR!" Aldo langsung maju dengan tangan terkepal kuat. Tapi Shizuka dengan indahnya, melompat salto ala pemain sepak bola dan menendang punggung Aldo sampai ia terlempar jauh dan berakhir dengan badan membentur tembok. TAP! Shizuka mendarat dengan mulus. Semua murid yang melihat adegan itu, cuma bisa melongo melihat Aldo yang sedang terkapar. Saat mata tajam Shizuka melihat ke arah para siswa-siswi, semuanya langsung pada kompak menjauh mundur saking takutnya. Shizuka menghirup napas dalam-dalam lalu...

    "SEMUANYA! MULAI SEKARANG PANGGIL GUE YAKUZA! YANG BERANI NANTANGIN GUE ATAU MANGGIL GUE POINEM, GUE HAJAR SEMUANYA TANPA AMPUN! INGET ITU!" Shizuka menyeruak diantara kerumunan dan pergi. Mira jadi takut juga melihat Shizuka berwajah seram plus dingin seperti itu. Mata Mira saja sampai membulat seperti habis melihat setan paling seram sedunia!

    "Ya...Yakuza katanya? Apaan tuh?"

   "Iya, ya. Gue juga baru denger."

   "Kayaknya sih sesuatu yang serem banget. Yah, sesuai lah sama imej dia. Hebat lho! Dia bisa ngalahin Aldo!"

    "Kalo gitu kita tambahin van Java aja karena namanya Poinem. Dia pasti ada turunan Jawa tuh."

    "Hmmm...Yakuza van Java. Wah, keren juga tuh. Hahahahha..."

    Mira mendengar semua bisikan-bisikan tentang Shizuka dalam diam. Ia cuma bisa menghela nafas panjang dan melihat Shizuka berjalan semakin jauh di depannya. Mira juga melihat murid-murid yang dilalui Shizuka langsung pada menjauh ketakutan.

                    *************************

    "Woy, Mira! Mira! MIII...RAAA...!" Panggilan Yukio yang berisiknya bagai petasan rentet itu, sukses bikin pikiran Mira langsung kembali ke dunia nyata.

    "Ah, elo Ki! Nggak usah teriak-teriak di telinga gue napa?!"

    "Abis, lo dipanggil-panggil nggak nyahut sih. Ya, udah deh. Gue mau ke ruang klub. Huh! Dasar Shizuka! Gue nggak bakal nyerah tau! Nyangkut harga diri gue nih soalnya." Yukio berbalik sambil ngedumel soal Shizuka. Baru mau melangkah, tiba-tiba saja Mira menahan Yukio dengan menarik ujung kemejanya. Yukio langsung menoleh dan melihat Mira menunduk.

    "Napa, sih Ra? Masih nggak mau maafin gue? Ya, udah lah emang cewek tuh nyusahin aja, sih. Apalagi nenek sihir kayak...." Yukio tidak jadi melanjutkan kata-kata ledekannya seperti biasa. Soalnya, tumben-tumbennya sih melihat Mira tidak menggubris ledekannya dan terus saja menunduk. Biasanya kan kalo Yukio sudah meledek begitu, jurus jewer, jurus tepok bahu, atau injak kaki ala gajah bakal mendarat di badannya.

     "Hmmm...elo...mau nggak bantuin gue?"

      Yukio mengernyitkan dahi plus sedikit memiringkan kepalanya. Tapi karena merasa keren dan populer, ia menyembunyikan rasa bingungnya. Apalagi seorang Mira yang biasanya jutek plus cuek sama dirinya, tiba-tiba ngomong begitu. Langka nih! Tidak bisa diacuhkan!

     "Ahahaha...seorang Mira- si bintang basket minta bantuan gue? Lo kesambet apa nih kali ini?"

     "Mau gue jewer, ya?! Hah?!" Mira mengacungkan tangannya siap menjewer. Yukio reflek angkat tangan ala korban yang sedang ditodong pistol oleh perampok.

    "Ah! Nggak! Nggak! Jangan! Duh! Jeweran lo tuh sakit banget, lah. Emang lo mau minta tolong apa ke gue?"

    Mira menunduk lagi lalu setelah itu tiba-tiba saja wajahnya penuh aliran air mata. Yukio tahu banget soal Mira. Selama sebelas tahun berteman dengannya, Yukio tidak pernah melihatnya menangis. Jelas lah bikin bingung bikin cemas.

Lihat selengkapnya