Shizuka duduk di lorong yang menghadap ke halaman sambil menatap langit malam bertabur bintang. Angin malam sepoi-sepoi saat itu menghembuskan rambut panjang dan rok mini rimpelnya. Bikin hati Shizuka makin tenang dari kegalauannya tadi.
"Shizuka."
Gadis cantik itu menoleh dan melihat Mama sedang berdiri di depannya. Mata Shizuka kembali menatap langit malam setelah tahu siapa yang datang. Mama tersenyum lalu duduk di samping Shizuka.
"Bagus, ya?"
Shizuka cuma diam. Mama sedih menatap buah hati satu-satunya itu. Ia tahu persis kalau anaknya ini pasti sedang ada masalah serius yang bikin dia berubah seratus delapan puluh derajat seperti ini.
"Kamu manggil Mama pasti ada yang ingin kamu omongin, kan?"
Shizuka tetap diam, menoleh pun tidak. Padahal tadi ada niat untuk curhat dengam Mama, tapi entah kenapa bibirnya tiba-tiba tidak bisa digerakkan untuk bicara.
"Shizuka, Mama senang akhirnya kamu manggil Mama buat bicara berdua kayak gini. Udah tiga tahun kamu berubah seperti ini, sayang. Setiap Mama tanya kamu selalu menghindar dan nggak bicara apa-apa." Kata Mama sambil memandang langit malam.
"Maaf, Ma."