Yakuza van Java

A.M.E chan
Chapter #19

A Little Light Begin to Shine Your Full Darkness Heart #2

"Va...Van. Nggak usah deh. Nanti kalo ada apa-apa..."

Tiba-tiba, Revan mengeluarkan kartu perdana baru dari saku kemejanya yang bikin Mira tidak bisa melanjutkan kata-katanya. Mira sempat bengong tidak mengerti. Untungnya, Revan langsung menjelaskan tujuannya mengeluarkan kartu itu. Apalagi melihat wajah mereka yang bengong dengan tatapan polos begitu.

"Sebenernya sih ini punya nyokap disuruh beliin. Tapi yah nggak pa-pa lah. Ini gue pake dulu biar gue nggak diteror gara-gara berani nelponin dia." Jelas Revan sambil membongkar hp nya dan menaruh kartu tersebut di hp nya. Setelah aktif, ia memencet tombol-tombol pada layar hp nya sesuai dengan nomer yang tertera di layar hp Rido.

"Gue speaker, ya." Revan lalu menaruh hp nya di tengah-tengah meja.

"Halo!" Suara kasar dari seberang langsung terdengar, bikin wajah Mira dan Rita menegang ketakutan. Sudah jelas itu pasti suara Izan!

"Halo, ini bener Izan?" Revan ngomong mewakili mereka.

"Iya, lo siapa? Kalo nelpon gue sembarangan, gue bunuh lo!"

Rita dan Mira saling berpelukan ketakutan. Yukio dan Rido hampir saja mengeluarkan suara kasar dan kerasnya untuk membentak Izan, kalau Revan tidak segera merentangkan tangan kirinya pada mereka berdua dan menyuruh mereka diam.

"Oke. Lo pasti kenal kan sama cewek yang namanya Shizuka?"

"Hah! Ternyata lo cowok yang waktu itu, ya?! Heh! Sini lo! Urusan kita belum selesai!"

"GUE TANYA LO KENAL NGGAK SAMA SHIZUKA?!" Nada bicara Revan semakin tinggi dan tegas bagaikan polisi yang sedang memarahi pengendara motor yang tidak bawa helm. Yukio sampai memandang Revan dengan mata tertegun. Ia tidak menyangka seorang Revan yang dijuluki pangeran charming (sama cewek-cewek alay) di sekolah, ternyata bisa juga ngomong dengan suara menggelegar begitu!

"Iya, dia itu cewek yang yaah bisa dibilang paling kuat yang pernah gue kenal. Hahahahha....tapi tetep aja sekali hatinya disakitin, langsung K.O hahahhaha..."

Walaupun nada bicara Izan menurun, Mira dan Rita tetap merinding campur kesal mendengar kata-kata Izan. Seperti puas banget sudah bikin Shizuka jadi seperti itu. Yukio saja sampai meninju-ninju telapak tangan, saking gemasnya ingin menghajar tuh orang.

"Gue mau lo sama Nana minta maaf sama Shizuka." Revan langsung to the point ngomong tujuannya menelepon tuh cowok brengsek. Hebat! Jempolan! Berani banget tuh cowok ganteng ngomong begitu! Waah, Mira tidak habis-habisnya kagum dengan Revan. Sesaat tidak terdengar suara dari seberang lalu tiba-tiba suara tawa keras yang terdengar.

"Hahahahhaha...lo bilang apa tadi? Hahahhahha....minta maaf? Gue? Hahahahhaha....."

"Gue bilang sekali lagi lo harus minta maaf sama Shizuka! Ajak Nana sekalian!"

"Sayaaang, kenapa sih ketawa-tawa?"

"Nana!" Desis Rido agak tercengang.

"Denger, Na. Katanya kita disuruh minta maaf sama cewek kasar itu! Hahahahha....lo mau?"

"Ih, amit-amit. Ya, nggaklah. Gue mah nggak sudi. Biarin aja dia mati sekalian."

Rita sedih mendengar perkataan Nana. Bingung juga kenapa Nana bisa sebenci itu dengan Shizuka. Beneran tidak menyangka saat tahu dari Rido kalau ternyata Nana yang bikin hati Shizuka mati. Nana yang kelihatannya seperti orang baik, polos dan murah senyum begitu. Eeh, bisa-bisanya 'membunuh' hati Shizuka! Dasar jahat!

"Gue nggak mau tau. Pokoknya lo sama Nana minta maaf sekarang juga!" Habis sudah kesabaran Revan mendengar Izan dan Nana malah ketawa-tawa. Kalau seandainya dia ada di depan Izan nih, tidak ada sungkan-sungkan langsung ia keluarkan semua jurus Judo yang ia punya. Yukio dan Rido? Jangan ditanya. Sekarang saja mereka sudah menjadikan sofa sebagai pelampiasan, apalagi kalau ketemu langsung? Mira dan Rita yang daritadi melihat tingkah Rido dan Yukio yang sedang menonjok-nonjok sofa, sampai tertawa kecil lupa dengan rasa takutnya. Saking lucunya sih melihat tingkah mereka.

"Oke, gue mau. Tapi, ada syaratnya."

Kini giliran Revan dkk yang terdiam sesaat, sampai Yukio dan Rido juga berhenti menonjok sofa. Setelah diam berpikir sebentar, Revan langsung angkat bicara.

"Apaan?"

"Gampang kok. Minggu depan kita ketemuan di bekas pabrik yang baru-baru ini tutup. Lo tau kan dimana? Nah, kita duel."

Lihat selengkapnya