Suatu pagi, negara itu dihebohkan dengan kemunculan sebuah berita yang menjadi tajuk utama di mana-mana, memenuhi media-media yang menjelaskan bahwa keluarga Brightman dan Miller akan berbesan. Kedua keluarga kelas tinggi itu sangat terkenal di negara itu. Yang satu terkenal akan banyak jasanya terhadap negara itu sehingga hampir semua keluarganya memegang jabatan di pemerintahan, khususnya di semua departemen yang berkaitan dengan hukum dan peradilan. Sementara itu, yang lainnya terkenal akan kejahatannya dalam banyak hal yang dibalut dengan sebuah bisnis entertainmen dan properti.
Berita itu terdengar seperti sebuah lelucon, tetapi itu memang benar adanya. Semuanya diawali dengan kedatangan Sergei Miller ke rumah keluarga Justice Brightman, menagih janji hutang budi karena Justice pernah diselamatkan oleh Sergei dulu semasa mereka sama-sama menjadi tentara mengabdi pada negara. Sergei menginginkan mereka berbesan, menikahkan putrinya dengan putra Justice.
“Seorang lelaki sejati memegang kata-kata dan janjinya, Justice,” ucap Sergei.
Itu menutup pembicaraan singkat mereka di ruang kerja Justice yang cukup luas dan megah dan setelah itu Sergei meninggalkan kediaman Brightman ditemani pengawal yang paling ia percayai, Lucas Davidson. Justice mengepalkan tangannya dan ia tak kuat menahan amarahnya sehingga barang-barang apa saja yang di dekat meja kerjanya itu menjadi sasarannya.
Malam itu, di ruang tengah kediaman keluarga Brightman, semua anak-anaknya dikumpulkan. Ia menceritakan tentang yang terjadi tadi siang dan ia sudah memutuskan akan menikahkan anak keduanya, Karl Brightman dengan putri semata wayangnya Sergei yang bernama Clara Miller. Tentu saja Karl sangat kaget. Ia marah dan tidak menyetujui pada awalnya. Terjadi pertengkaran hebat di antara ayah dan anak itu. Keduanya memiliki sifat yang mirip, keras kepala dan terbilang dingin.
Namun, setelah dimediasi oleh Brad, Kakak Karl sekaligus anak sulung di dalam keluarga itu, Karl akhirnya menyetujui pernikahan itu, dengan satu syarat, bahwa pernikahannya harus menghasilkan kehancuran keluarga Miller dengan menyeret mereka ke pengadilan dan setelah mereka berhasil menyeret keluarga itu, kedua orang tuanya harus mengizinkan dia menikahi Sophia, anak angkat keluarga mereka sekaligus perempuan yang ia sangat cintai sejak ia masih kecil. Ayahnya menyetujui syarat itu dan begitulah akhirnya bagaimana berita itu ahirnya bisa menjadi tajuk utama di media-media.
Justice Brightman dan istrinya Amanda Spears memiliki tiga anak lelaki. Anak sulungnya bernama Brad brightman. Ia memiliki posisi penting di Kementrian Pertahanan di negara itu dan sudah menikah dengan kekasihnya yang ia kenal sewaktu kuliah bernama Samantha Williams. Anak keduanya bernama Karl Brightman, seorang pengacara yang juga terkenal di negara itu, dan anak bungsu mereka, Ian Brightman baru saja selesai dengan kuliah S2-nya di bidang hukum juga dan direncanakan akan mengambil alih posisi ayahnya di kepolisian sebab masa depannya memang sudah direncanakan sedemikian rupa.
Selain ketiga anaknya, Justice dan Amanda yang menginginkan anak perempuan, mengangkat seorang putri dan diberi nama Sophia Brightman. Sudah menjadi rahasia umum baik di dalam keluarga Brightman dan siapa saja yang mengenal mereka untuk mengetahui bahwa Karl dan Sophia memiliki hubungan yang sangat dekat, tidak layaknya seperti adik dan kakak, tetapi lebih seperti sepasang kekasih yang saling mencintai. Keduanya sama-sama tahu, tetapi entah alasan apa sehingga mereka harus saling menahan diri dan tidak mengutarakan perasaan mereka masing-masing.
Sophia perempuan yang cantik. Rambutnya berwarna cokelat dan matanya biru bersinar indah seperti bunga pada musim semi. Senyumnya secerah matahari pagi dan setiap kali ia bertutur, semua orang akan meleleh dibuatnya. Ia sangat manis dan bersinar. Tidak ada satu pun yang akan membencinya sebab perilakunya dan tutur katanya menunjukkan seorang yang elegan.
Meskipun begitu, ini berbeda dengan karakteristik keluarga Brightman yang semuanya memiliki rambut berwarna perak dan mata berwarna almond. Jadi, jika melihat mereka bersama, semua orang akan dengan mudah membedakan bahwa Sophia bukanlah bagian dari keluarga itu.
Sementara itu, tidak ada yang tahu banyak tentang kehidupan Sergei Miller. Ia sangat tertutup. Yang publik tahu bahwa ia memiliki seorang putri bernama Clara Miller. Istrinya, alias ibunya Clara yang bernama Agatha Clarke, meninggalkan dirinya ketika sang putri masih bayi dan ia menikah lagi dengan seorang perempuan bernama Maria Magnitsky dan memiliki putri bernama Anastacia Miller. Clara dua tahun lebih muda daripada Karl dan seusia dengan Sophia, sedangkan Anastacia seusia dengan Ian.
Pernikahan di antara keluarga itu pun terjadi. Pestanya sangat besar dan meriah. Karl dengan menggunakan tuksedo terlihat begitu gagah dan tampan. Pintu menuju altar pernikahan terbuka dan pengantin dibalut dengan pakaian pengantin putih yang sangat pas menutupi semua bagian tubuhnya dan dengan kain satin yang menutupi wajah pengantin berjalan dengan elegan dituntun oleh ayahya menuju suaminya.
“Jagalah dia untukku, menantuku sayang,” ucap Sergei dengan nada mencemooh sesaat setelah ia sampai di depan Karl dan memberikan tangan Clara kepadanya.
Karl tidak meresponsnya meskipun sebenarnya ia sangat kesal. Tatapan kebencian terlihat jelas di matanya. Tentu saja tidak ada pendeta atau siapa saja pemuka agama yang menikahkan mereka, toh mereka tidak menganut satu pun. Hanya petugas dari pemerintahan yang mencatat bahwa pernikahan mereka dianggap resmi dan legal secara hukum. Setelah mereka selesai dengan menandatangani sertifikat perkawinan, mereka seharusnya saling menyematkan cincin pernikahan di jari manis masing-masing. Namun, Karl tak melakukannya. Ia malah meninggalkan perempuan itu di altar setelah mengatakan beberapa kata yang kasar kepada perempuan itu. Ia bahkan tak sudi membuka penutup wajah pengantin perempuan.
“Lakukan saja sendiri. Kau tahu prosedurnya. Aku tak akan melihat perempuan yang kunikahi secara terpaksa dan sama sekali tidak kucintai.” Karl melengos meninggalkan perempuan itu dan langsung mendekati teman-temannya dan minum anggur dengan mereka.
“Bukankah kau terlalu kasar kepadanya?” ujar salah satu teman Karl yang melihat Clara dari kejauhan masih berdiri di altar.
“Dia harus paham dengan posisinya,” ucap Karl sambil sama sekali tak repot melihat Clara.
Clara dari balik penutup wajahnya menatap dengan penuh rasa benci. Ia benar-benar dipermalukan hari itu dan tidak ada yang membelanya. Bahkan keluarganya tertawa saat ia menerima perlakuan Karl seperti itu.
Pernikahan telah selesai. Clara dibawa ke kediaman Brightman. Ia tengah duduk di tepi ranjang dan masih menggunakan baju pengantin lengkap dengan penutup wajahnya saat Karl masuk dengan membuka pintu secara kasar.