YANG BULAN SAKSIKAN

Raden Maesaroh
Chapter #7

BAB 7 MAKAN SIANG YANG HAMBAR

Mobil Karl sampai di sebuah restoran. Sang sopir memarkirkannya tepat di dekat pintu masuk dan dengan segera seorang greeter membukakannya pintu sehingga dengan mudah ia keluar dari mobil mewahnya.

"Selamat siang, Tuan Brightman. Nona Brightman sudah menunggu Anda di dalam." Sang greeter yang rupanya sudah mengenalnya memberitahu bahwa Sophia sudah menunggunya di dalam.

"Apakah sudah lama?" tanya Karl dengan ramah.

"Tidak, Tuan. Mungkin 15 menit saja." Greeter menjawab dengan sopan. Sepertinya itu adalah salah satu tempat favorit mereka untuk menghabiskan waktu bersama.

"Baiklah. Terima kasih, Juan," jawab Karl dan kemudian memberikannya selembar uang dengan nominal yang cukup besar.

"Oh, terima kasih, Tuan. Anda selalu murah hati." Greeter yang ternyata memiliki nama Juan itu menerima uang yang disodorkan kepadanya dengan sumringah.

"Sama-sama," jawab Karl sambil memasuki restoran.

"Karl!" Sophia melambaikan tangannya saat ia melihat lelaki itu memasuki restoran. Karl langsung membalas senyum Sophia yang manis dan elegan itu.

"Apakah kau sudah memesan?" tanya Karl sambil menarik kursi di hadapannya.

"Belum. Aku menunggumu," ujar Sophia. Wajahnya terlihat agak kecewa dan Karl bisa membacanya dengan cepat.

"Ada apa?" tanya Karl lembut.

"Tidak. Aku tidak apa-apa." Sophia mencoba untuk menahannya sendiri.

"Hei! Aku sangat kenal dirimu. Kau kenapa?" tanya Karl lagi sambil menatap Sophia dengan lembut.

Sophia diam sejenak. Lalu, dia memperbaiki posisi duduknya.

"Apakah yang dikatakan Clara benar? Kau tidur dengannya dan melakukan seperti yang dilakukan pasangan suami istri umumnya?" Sophia menatap Karl dan terlihat sedih.

"Hah!!! Oh, itu tidak mungkin akan terjadi. Tadi semuanya bohong. Aku tak mungkin melakukan dengan wanita ular itu." Nada Karl marah bercampur kaget.

"Tapi tadi kalian berciuman dan kau yang mengajaknya. Padahal dia sudah menolaknya." Sophia masih terlihat sedih.

Karl kembali tercengang. Seharusnya ia memang tidak melakukan itu. Tapi, ia tadi benar-benar dibuat kesal karena Clara pura-pura manis dan menarik perhatian banyak orang. Yang lebih lucu adalah sekarang pikirannya tak berhenti memikirkan wanita ular itu ada di mana dan sedang apa.

Terakhir ia turun di toko bunga. Mau apa? Beli bunga? Untuk siapa? Dia suka bunga apa? Dan begitu seterusnya pikirannya dipenuhi dengan berbagai pertanyaan sampai-sampai ia tak mendengar panggilan Sophia.

"Karl!!!" Akhirnya lelaki berambut perak tampan itu beranjak dari lamunannya.

"I- iya, maaf!" jawab Karl terbata.

"Kau tidak apa-apa?" tanya Sophia. Wajahnya terlihat khawatir.

Lihat selengkapnya