Access card rumah kosnya ia masukkan ke tas setelah menutup pintu kamarnya yang otomatis membuat pintunya langsung terkunci. Ia pun menuruni tangga dengan sedikit tergesa karena Nando sudah menunggunya di depan gerbang.
Sempat berhenti sejenak di ruang tamu kosannya, berdiri di depan cermin setinggi badan yang berada di sudut ruangan, ia pun mematut kembali dirinya. Merapikan rambut yang kini warnanya berubah menjadi cokelat. Karena hari ini termasuk hari istimewa, ia putuskan untuk mengubah gaya rambutnya beberapa hari lalu. Selain itu ia juga menanggalkan kaca mata bulatnya dan mengganti kaca mata itu dengan soft lens berwarna cokelat tua. Ia juga mengecek liptint berwarna merah yang terpulas di bibirnya yang mungil, blush on tipis yang mewarnai tulang pipinya, dan alis rapi serta bulu mata yang hanya ia pakaikan maskara tipis-tipis yang tampak sempurna mempercantik wajah manisnya.
Ia merasa telah sempurna untuk sebuah kencan pertama. Oh, well, dan mungkin yang terakhir dengan Nando karena judul kencan ini pun hanya Pacar Sehari. Ya, meskipun ia tidak menaruh harapan apa pun pada acara hari ini, tak apalah ia mengeluarkan effort lebih. Namanya juga totalitas, jangan nanggung-nanggung.
Nando tengah memainkan ponselnya saat ia membuka gerbang depan. Ketika lelaki itu tersadar, ia yakin Nando sempat terpaku sebentar menatapnya.
"Ayo. Gue udah siap," ucapnya untuk membuyarkan tatapan Nando pada dirinya.
"Lo ganti warna rambut?" malah itu yang terucap dari Nando.
"Iya. Kenapa? Nggak bagus ya?"
"Bagus kok. Umm ... kaca mata lo ke mana?"
"Gue tinggal."
"Tapi bisa lihat kan? Ini berapa, Ka?"
Nando mulai usil dengan mengangkat tiga jari tangan tepat di depan mata Vinka.
Vinka tertawa lalu memukul lengan Nando pelan.
"Heh! Gue nggak buta ya!"
Nando ikut tertawa atas keusilannya.
"Lagian gue pake soft lens kok."
Nando masih terpaku sesaat melihat Vinka dan itu sedikit membuat Vinka jadi senyam-senyum tak jelas.
"Kenapa sih? Kok lihatin gue kayak gitu?"
Nando menggeleng. "Hari ini lo beda aja dari biasanya."
"In a good or bad way, nih?"
Nando kembali menatap Vinka yang kini tampak feminin, tak seperti biasanya.
Hari ini perempuan itu mengenakan vintage summer dress berwarna merah jambu bermotif polkadot kecil-kecil putih dibalut cardigan putih. Penampilannya itu bertambah manis dengan flat shoes berwarna putih yang ia kenakan.
Penampilan yang seratus persen berbeda seperti sebelum-sebelumnya jika mereka bertemu sehabis Vinka pulang kerja. Pakaian yang biasa Vinka kenakan paling kemeja dengan celana kulot berwarna pastel. Atau blus warna cerah dengan celana jins. Meskipun biasanya Vinka juga manis, tetapi hari ini selain manis Vinka juga feminin sekali, Nando merasa takjub saja.
"In a good way, dong."
Vinka tertawa kecil sambil mencibir. Ia juga menyadari kalau penampilan Nando lebih santai dibandingkan jika mereka bertemu selepas kerja. Jika biasanya Nando selalu berpenampilan serius dengan kemeja atau baju batik dan celana kain hitam, kali ini Nando cukup cute dengan sweatshirt hitam lengan panjang, jins putih, dan sneakers Onitsuka Tiger. Sekilas penampilan Nando sangat boyfriend material. Nggak malu-maluin lah kalau mau dipamerin ke mana-mana.
"Ya udah, yuk. Keburu siang. Entar panas", ajak Vinka.
Nando pun mengiringi Vinka dan membukakan pintu mobil untuk Vinka. Sesaat membuat Vinka terkesan.
Nando tidak pernah seperti ini sebelumnya.
"Emang kita mau ke mana, Nan?"
Setelah menyalakan mesin mobil dan memanuver mobil untuk keluar dari area kosan Vinka, Nando menjawab, "Surprise, dong."
"Nggak pantes surprise-surprise-an."