Yang Ditinggalkan oleh Lana

Fenny C Damayanti
Chapter #6

Petir Siang Bolong (Nara)

🤍POV Nara🤍

Bisa jadi lantaran Albi tak bisa mengantarku memberikan pakaian sumbangan, pulang dari kantor atau basecamp kami biasanya mengurus perkembangan bisnis clothing line, Albi lantas langsung menuju rumahku. Kini kami berdua tengah santai bersama di ruang tengah.

“Ra, lo tau gak sih, gue udah kangen banget bisa sering-sering kabur dari rumah buat tidur di tempat elo. Awas sampe lo jahat sok sedih-sedihan kelamaan lagi ya.” Albi nampak serius kala mengatakannya padaku.

“Lo mah yang dipikir juga soal diri lo sendiri aja, Bi. Malesin.” Aku sok ogah-ogahan menanggapinya.

“Gue juga peduli sama elo, Bego. Lo kan sahabat terbaik gue satu-satunya. Bisa hampa hidup gue tanpa elo.” Albi lumayan bersungut-sungut kala mengatakannya.

“Dih sok gombal. Lo kan punya gebetan ampe lusinan. Sepi dari mane, Albi ratu alay.”

“Sahabat sama gebetan beda keleus. Susah emang ngomong sama lo dari dulu, Ra. Sebel gue. Um, mending lo ceritain soal acara lo sama mas ganteng si Galih tadi. Gimana?” Albi berucap sok imut sambil mengerjap-ngerjapkan kedua matanya.

Albi mulai selonjoran di atas sofa nuansa abu-abu. Sesekali dengan remot memindah chanel TV yang terletak di atas bufet kayu. Kanan kiri bufet tersebut diapit tanaman hias sejenis lidah mertua di dalam pot.

Di samping kanan kiri TV yang lebar juga terdapat jendela kaca lumayan besar dengan gorden putih yang agak tersibak. Di luar nampaknya senja sudah akan mulai habis cahayanya.

Aku duduk di sofa samping yang ditempati Albi, kakiku menggantung hampir menyentuh lantai. Suasana di dalam rumah tetap hangat. Di bawahku ada karpet bercorak dengan tekstur bulu yang lumayan tebal.

Beberapa ornamen, bunga kaktus serta buku bacaan tertata baik di atas bufet TV maupun di meja mungil melingkar nuansa putih di dekat sofa yang kami berdua duduki.

“Mending ceritain kerjaan lo di kantor yang kayaknya ruwet banget tadi aja deh, Bi.” Aku menanggapi Albi datar.

“Namanya juga weekend, Ra. Soal rancangan baju biasa aja, kita udah pernah bahas dulu kalo lo inget. Gue sengaja mau kebut soalnya males aja weekend gini musti lembur-lemburan. Udah, ceritain soal perjalanan lo tadi deh.” Nada suara Albi sedikit memaksa.

Lihat selengkapnya