Yang dunia anggap rusak

namirota rahma
Chapter #2

Bayangan di Balik Jilbab

Sejak kecil, Lira sudah tahu bagaimana rasanya merasa berbeda. Dia bukan anak yang mudah diatur, tapi juga bukan yang suka berkelahi. Dia lebih memilih melawan dunia dengan caranya sendiri — lewat sikap dingin dan senyum yang sulit ditebak.


Di rumah neneknya, suasana tak pernah benar-benar hangat. Neneknya adalah perempuan tua yang keras dan penuh aturan. Kata-katanya sering seperti komando, dan pelukan hangat yang diharapkan Lira jarang datang. Di antara bisikan keriput dan aroma obat tradisional, Lira sering merasa seperti tamu yang harus cepat-cepat pergi.


Najla tahu semua itu, meskipun Lira tak pernah membicarakannya secara langsung. Saat mereka duduk bersama di bangku sekolah atau berlari kecil ke kantin, Najla selalu menjadi tempat pelarian bagi Lira, satu-satunya yang mengerti tanpa harus banyak tanya.


“Tadi kau di rumah nenek?” tanya Najla dengan nada setengah mengomel tapi penuh perhatian, saat mereka berjalan pulang bersama setelah sekolah.


Lira mengangkat bahu, wajahnya tetap datar. “Ya, kayak biasa.”


“Kayak biasa? Maksudmu penuh aturan dan omelan?”


Lihat selengkapnya