Yang Hilang dari Kita

Nada Azka Maulida
Chapter #1

Prolog

PROLOG 

Ia tahu apa yang harus dikatakan. Ia tahu apa yang harus dilakukan. Namun begitu ia mencoba mengucapkannya, pikirannya menolak. Seolah-olah ada sesuatu yang lebih dalam dari bahasa, yang mustahil untuk diakses oleh manusia penuh cela. Ia bisa merasakan maknanya, tapi begitu mencoba menggenggamnya, makna itu melebur ke udara. 

Tidak ada suara yang terdengar, tidak ada bisikan yang meluncur dari bibir siapa pun. Tidak ada mantra, tidak ada seruan revolusioner. Namun, dalam satu momen yang begitu sunyi, pemahaman itu mencapai titik kulminasinya.

Kemudian seperti kabut yang perlahan-lahan menghilang, dunia mendadak terasa berbeda.

Ruang itu seakan mengembang dan menyusut dalam waktu bersamaan. Cahaya terasa lebih tajam, udara lebih berat, dan sesuatu yang tak kasatmata mulai merayap di balik kesadaran. Di luar jendela, anjing-anjing liar yang sebelumnya hanya mengendus tanah kini menegang, ekor mereka merapat di antara kaki. Di kejauhan, mesin-mesin pengawas yang tertanam di tiang-tiang kota berbunyi pelan—laksana helaan napas dari sesuatu yang selama ini terjaga dalam tidur.

Lihat selengkapnya